[08] Sombre

11 6 1
                                    

Senyum lebar terlihat dari tampak wajah pria itu yang sedang berlari kecil kepada seseorang yang dirindukan nya saat ini seraya melambaikan tangan kanan nya.

Seperkian detik langkah telah sampailah pria itu pada gadis yang ia lihat di depan matanya ini sangat cantik, mungil, dan lembut tersebut sedang membalas senyum nya, dengan rambut terurai indah diserbu angin malam yang berhembus sejuk.

Tatapan nanar ditunjukkan nya tidak dalam hari ini saja, namun didalam foto gadis yang sama ia jumpai sekarang ini. Pria itu memegang lengan gadis itu lalu menarik nya penuh kedalam dada pelukan pria tersebut. Pria itu memejamkan matanya dan mengusap lembut kepala gadis tersebut.

"A-aku sangat merindukanmu. Sangat Seol." Tutur kalimat yang terucap lembut membuat lawan nya ini membalas pelukan hangat tersebut dengan erat.

"Nadoo, Jungkook oppa." (Juga)

---

Mata panda. Dianggap biasa bagi Hyura. Padahal baru ini dia mendapatkan mata panda. Bagaimana tidak ia memilikinya. Seharian penuh ia begadang mengerjakan bagian-bagian dari bisnis nya ini.

"Eoh! Kamjagiya! Wah Hyura, kau lelah sekali hari ini yah? Kau seharian ini tidak henti nya mengerjakan bagian bisnis mu itu? Hah? Kau tau, lihat ini, matamu hitam, dan lusuh seperti ini. Lebih baik kau tidak usah mas-||" (Kaget), jari telunjuk Hyura menyentuh bibir Serin. Guna membuatnya untuk berhenti berbicara. Tahu sendiri bagaimana sensitif nya seorang Serin. Lebih-lebih ibu Hyura.

"Agh, tidak apa, ini kerja kerasku, lagipula aku akan terbang ke Prancis, hehe." Ujar polos Hyura.

"Yasudah yuk, sial, kau begitu keras kepala."
.
.
.
.
.

"Kim Taehyung?"

Ketua kelas langsung menunjuk tangan kanannya, "Taehyung sedang sakit, Miss."

Hyura yang tadinya dari awal tidak sadar dengan ketidakhadiran Taehyung, karena memikirkan Jungkook juga bisnisnya itu seketika tertiup angin. Hilang seketika.

Hyura mendekati Joul Seok dan bertanya, "Taehyung sakit? Mengapa kau tidak memberitahuku wahai ketua terhormat?" ujar Hyura menilisik wajah Seok, ketua kelas dari kelasnya dan Taehyung itu.

"A-anu, memang kau siapanya?" seketika Hyura terdiam. Lalu langsung tersenyum kecil, "Kalo itu si bukan siapa-siapa, dia sahabatku, aku harus tahu dong."

"Fiuh. Hampir saja. Untung tidak salting." gumam Hyura dalam hatinya, ia tahu, dan menyadari bahwa hubungannya dengan Taehyung saat ini dibilang dekat, yah seperti sahabat, namun jika mereka tahu, pasti bakal heboh, dan membicarakan yang tidak-tidak.

---

Setiba dari rumah, Hyura langsung duduk asal bersandar pada sofanya. Ia mengecek ponselnya. Tidak ada salah satu kabar atau notifikasi tentang Jungkook. Hyura sudah beberapa hari ini ingin berfikir positif. Namun seperkian lama ini, mulai ganjal. Kelam. Sebenarnya apa yang dilakukan Jungkook.

Hyura menepuk jidatnya, "Ah, apa-apaan si Ra. Sudahlah. Dia sibuk." Setelahnya ia lanjut mengecek kontak-kontak beberapa nomor disana.

"Astaga. Kenal iya dengan Taehyung. Tapi, belum ada nomor ponsel nya? Apa-apaan ini. Heol!" (Astaga) , ujar gerutuan kesal dari Hyura. Ia tahu bahwa sampai dari awal pertemuan sampai sekarang ini, ia tidak ada nomor Taehyung.

Tak menunggu lama Hyura langsung menelfon Serin.

---

Kasur hitam, selimut yang acak-acakan, denting jam yang sangat terdengar, serta dengkuran halus dan dalam itu memenuhi ruangan besarnya sekarang ini.

Ting Tong

Pria itu terlihat lemas untuk bangun, ia mengerjapkan matanya.

2 menit berlalu,
Ting Tong

"Agh."

Dengan terpaksa pria itu bangun dengan masih sesekali memejamkan matanya. Turun tangga dengan lesuh menuju pintu depan.

"Hum, siapa yah?" Suara husky, khas bangun tidur itu dengan ditemani pemandangan kaos hitam yang tipis serta celana pendek sepaha itu membuat yang menatapnya sekarang mengedipkan beberapa kali matanya.

"T-taehyung?"

Indra darahnya serasa berjalan kembali, membuat yang dipanggil menegapkan badan nya, lalu menatap kaget gadis didepan nya sekarang.

"H-hyura? Buat apa kau kesini?"

Hyura mengeratkan pegangan kotak rantangan bekal yang disiapkan khusus untuk Taehyung saat ini, "I-ini, cuman kasih ini saja. Kau kan sakit."

"Hah? Masuklah dulu Ra."

Hyura mendongak, "Boleh?"
.
.
.
.
.

Taehyung yang terlihat segar, dengan sudah memakai pakaian lebih rapih dibandingkan tadi masih heran dengan kedatangan Hyura di rumahnya.

"Bagaimana kau tahu rumahku?"

Hyura yang saat ini sibuk membuka bekal yang ia bawa tadi melirik Taehyung, "Itu dari Serin, tadinya tidak ingin kesini, cuman ini sebagai balas budi ku denganmu, karena kemarin kau memberikanku makanan juga, hehe."

"Oh, itu tidak apa, santai saja."

Hyura mengangguk, lalu mulai mendekatkan makanan yang ia saji kepada Taehyung. "Makanlah."

Taehyung tersenyum, dan mencicipinya. Ia sangat memuji makanan Hyura. Yang harus dia tahu, bahwa ini masakan Hyura sendiri. Setelah dari tadi sibuk membicarakan kelezatan makanan nya. Hyura membuka suara lagi, "Mana orang-tuamu?"

"Mereka sedang ada di luar kota untuk beberapa hari ini."

2 jam, tidaklah terasa bagi kedua sejoli ini. Dari tadi asik berbincang dan tertawa bersama.

---

Hyura tersenyum sumringah melihat jadwal nya besok yang akan datang.

"Aku segera datang, Prancis." [≠]

It ' s YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang