Terlihat ruangan telah ramai dipenuhi anggota ekskul teater, terlebih lagi ada anggota baru yaitu adik kelas.
Sebagai anggota inti, Kanya merasa agak malu karena terlambat." maaf ya gue telat " ucap Kanya dengan wajah malu
Semua anggota ekskul kemudian melanjutkan diskusi mengenai pengenalan ekskul teater kepada adik adik yang baru mengikuti ekskul tersebut.
Sebelum akhirnya anggota inti berdiskusi mengenai lomba teater yang akan mereka ikuti.
Diskusi para anggota inti dihentikan sebentar , anggota inti diberi istirahat sebentar sambil memikirkan cerita yang akan dimainkan saat lomba nanti.
Hal itu dimanfaatkan Kanya untuk membaca novelnya yang kemarin ia beli dan belum sempat ia baca.
Tak lama tiba-tiba seorang pria menghampiri Kanya dan duduk disampingnya." haii, buku kemarin kan? " ucap pria itu yang ternyata adalah Alan, pria yang kemarin Kanya temui di toko buku.
" ehh elo, iya ni belum sempet gue baca " ucap Kanya agak kaget
" nyesel kalo gak baca bukunya, cerita dibukunya bagus " balas Alan terlihat sangat menyukai buku itu
" iya ni sinopsisnya aja udh bagus, thx ya udah nyaranin beli buku ini " ucap Kanya berusaha terlihat ramah
" iya, ehh lo tau gak ada anggota baru di teater, tapi bukan adik kelas, gue gak nyangka orang kayak dia mau masuk teater " ucap Alan yang membuat Kanya penasaran
" siapa? " tanya Kanya sangat penasaran
" Devan, anak basket genk Alex " ucap Alan.
" Devan?! Lo gak becanda kan? Kok dia bisa masuk teater " tanya Kanya sangat kaget
" gak lah, entah lah , gue juga awalnya gak nyangka dia bisa masuk teater " balas Alan
" pasti Devan ada niat gak baik masuk teater " Kanya mulai bergugam sambil bengong dan memikirkan sudut pandang terhadap Devan yang masuk teater
" Lan, anter gue beli makan yuk " ucap Tania yang sontak membuat Kanya menghentikan bengongnya
" dimana? " tanya Alan pada Tania
" deket sini kok, yuk Lan " balas Tania
" yaudah tunggu gue ambil kunci dulu, ehh Nya, lo udah makan belum? Bareng yuk " ucap Alan sambil bertanya pada Kanya
" enggak deh, gue gak laper " jawab Kanya sambil memegang perutnya dan tersenyum pada Alan
" ohh yaudah " ucap Alan, sambil meninggalkan Kanya yang diikuti dengan Tania
Lagi-lagi Kanya memikirkan Devan yang tiba- tiba masuk ekskul Teater, dia merasa ada sesuatu yang menyebabkan Devan masuk teater, namun ia masih bertanya tanya apa yang membuat Devan masuk teater.
Sifat Kanya yang selalu ingin tau urusan orang yang menurutkan aneh , membuatnya tidak pernah kehilangan sesuatu untuk ia pikirkan setiap hari dan harus ia pecahkan
Pulang
Siang telah berubah menjadi sore, sore hampir berubah malam.Tanpa mendapatkan hasil dari diskusi mengenai cerita yang diambil untuk lomba teater, akhirnya semua anggota teater terpaksa dipulangkan. Begitu juga Kanya yang akhirnya pulang, ia menunggu jemputan pak Kiman didepan sekolah, sendirian karena semua siswa telah pulang.
Terdengar suara motor seperti mendekati Kanya, suaranya seperti motor gede yang biasa dipakai genk-genk anak sekolahan.
" Lo belum dijemput ya? Sini bareng sama gue " ucap pria itu yang ternyata adalah Devan
Kanya terlihat agak kaget." gak usah deh, gue udah nelfon supir tadi " ucap Kanya seperti risih berada didekat Devan
Untung saja kemudian bel mobil terdengar, tentu itu adalah bel mobil Kanya.
Bagi Kanya pak Kiman adalah penyelamatnya saat itu." ehh udah dijemput, gue luan ya " ucap Kanya pada Devan sambil tersenyum agar terlihat ramah
Kanya telah memasuki mobil, namun terlihat Devan belum pergi dari tempatnya tadiMobil Kanya berjalan santai menyusuri jalanan menuju rumah Kanya.
Dalam mobil Kanya melanjutkan membaca novelnya yang belum habis ia baca tadi, karena itulah Kanya tidak menyadari bahwa Devan mengikutinya dari belakang.Mobil berhenti didepan rumah Kanya, Kanya turun karena pintu rumahnya tertutup, sebenarnya pak Kiman yang ingin membuka pintu namun Kanya menolak, memang Kanya sangat baik terhadap pak Kiman.
Saat turun Kanya masih belum mengadari Devan mengikutinya.
Saat akan menutup gerbang barulah ia menyadari Devan ternyata mengikutinya." Lo ngikutin gue ya?! " tanya Kanya sambil mendekati Devan yang telah dilihatnya bersembunyi didekat rumah tetangganya
" iya, gak boleh? Gue cuma pengen tau rumah lo, siapa tau gue bisa main kesini " jawab Devan dengan santai
" gak sopan banget sih lo, kalo mau tau rumah gue gak harus ngikutin kayak gitu, lo udah kayak mau nyuri " balas Kanya agak kesal
" yaudah deh maaf ya, besok gue jemput ya " ucap Devan yang kemudian meninggalkan Kanya
" ga jelas banget ni cowok " gumam Kanya yang jengkel dengan sikap Devan yang mengikutinya diam diam.
Dengan wajah marahnya Kanya langsung meninggalkan Devan.Sesampainya di kamar, Kanya lalu merebahkan badannya di kasur ( heaven in the house ) bagi Kanya.
Kanya mulai mengeluarkan semua pemikirannya mengenai sikap Devan padanya.
Kanya bingung kenapa sikap Devan tiba-tiba aneh kepadanya, Kanya merasa pasti ada niat jahat dari Devan, secara Devan adalah genk Alex.
" gue harus selidikin " ucap Kanya dengan tegas
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSPEKTIF
Novela JuvenilKanya, seorang gadis yang terbiasa memecahkan permasalahan dengan sudut pandang yang ia pikirkan, namun tiba-tiba suatu permasalahan menghampirinya hingga ia mengambil sudut pandang serta keputusan yang akhirnya membuat penyesalan besar dihidupnya