Pagi yang cerah
Kanya kembali menggunakan mobil mini milik mamanya , sehubung dengan mamanya sedang berlibur bersama rekan-rekan kerjanya, jadi Kanya bisa dengan bebas membawa mobil mamanya.Perjalanan yang mulus dilalu Kanya, karena ia pergi ke sekolah masih sangat pagi, masih sedikit pekerja yang berlalu lalang dijalanan menuju tempat kerja mereka.
Kanya memang sengaja berangkat sangat pagi, terlebih dia malas mengemudi di keadaan macetnya jalanan kota jakarta.Bel istirahat berbunyi
Seperti biasa Kanya bersama kedua sahabatnya ke kantin bersama.Terlihat Alan berdiri di depan pintu kelas Kanya, Tania yang berada di belakang Kanya begitu exited saat tau ada Alan didepan kelas.
Tania segera mendahului langkah Kanya
" Lan tumben kesini, mau ngapain? " tanya Tania saat menghampiri Alan" ehh Nya, novelnya udah lo bawak kan? " ucap Alan tanpa menggubris pertanyaan Tania
" ohh iya udah kok , tunggu ya, gengs duluan aja deh ke kantin , entar gue nyusul " ucap Kanya
" oke deh " ucap Windi lalu berjalan menuju kantin bersama Tara
" ni Lan novelnya, oya gue belum baca sampai habis, jadi kalau lo baca jangan ilangin lipetan yang gue buat disana ya " ucap Kanya
" siap, thanks ya nanti kalau udah gue selesai baca gue kembaliin deh " ucap Alan
" iya iya, yaudah gue kantin dulu ya " ucap Kanya
" iya " ucap Alan mengakhiri percakapan mereka
Tania terlihat jengkel karena Alan tak menggubris pertanyaannya
" Tan, gue luan ya mau ke kantin " ucap Alan sembari berlalu meninggalkan Tani ,seolah tak menyadari kejengkelan Tania padanya
" hmm " ucap Tania yang sangat jengkel dengan sikap Alan padanya
" ihh kesel kesel kesel " ucap Tania, yang jengkel dengan sikap Alan, kemudian menendang botol di depan kakinya hingga mengenai buk Mirna.
Sontak saja buk Mirna kaget dan melihat ke arah belakang, untungnya Tania sempat bersembunyi sebelum buk Mirna menyuruhnya membuat makalah sebagai hukuman.
Kanya bergegas menuju kantin, lagi-lagi ia dicegat oleh Devan
" nanti nonton yuk " ucap Devan
" iya liat sikon, emang nonton apa? " ucap Kanya
" horor hollywood " ucap Devan
" sok-sok an , emang berani? " ucap Kanya seperti menantang Devan
" beranilah, lo pasti gak berani kan? " ucap Devan menantang balik Kanya
" liat aja nanti " ucap Kanya kemudian berlalu meninggalkan Devan
" gue jemput jam 7 udah siap " teriak Devan
" Buk baksonya satu ya , biasa ya buk
" ucap Kanya pada buk kantin, lalu ia duduk di samping kedua sahabatnya yang telah menunggunya dari tadi
" ampe habis minum gue nungguin lo Nya " ucap Windi yang seolah meminta di traktir minum oleh Kanya
" yaudah iya gue traktir nih aqua satu " ucap Kanya yang seolah peka dengan ucapan Windi
" Alan ngapain tadi Nya? " ucap Tara
" ohh itu, dia minjem novel tadi " ucap Kanya
" ahh Alan minjem novel?! Sejak kapan dia jadi pecinta novel ? " ucap Tara yang terlihat kaget dengan ucapan Kanya
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSPEKTIF
Ficção AdolescenteKanya, seorang gadis yang terbiasa memecahkan permasalahan dengan sudut pandang yang ia pikirkan, namun tiba-tiba suatu permasalahan menghampirinya hingga ia mengambil sudut pandang serta keputusan yang akhirnya membuat penyesalan besar dihidupnya