Jangan bertengkar terus, nantinya malah saling menyayangi. Itu sangat klise, percayalah.
🔰🔰🔰
DALAM kelas 11 IPS 2, tidak ada yang namanya diam, damai, tentram, tidak rusuh. Itu semua tidak berlaku untuk murid 11 IPS 2. Mereka itu seperti troublemaker yang wow. Wow, karena selain pembuat rusuh. Mereka juga terkenal dengan kepintaran di bidang non akademik. Mereka jagonya dalam hal seperti itu. Tidak bisa dihitung dengan jari, piala kelas mereka saat class meeting. Setidaknya lebih baik, daripada sudah menjadi perusuh sekolah, tidak bisa apapun. Itu memalukan.
"Ajari aku untuk cinta.."
"...ajari aku untuk setia.."
"Kau beri aku bahagia..dalam hidupku.."
Secantik-cantiknya siswi di kelas ini. Sebenarnya, sikap mereka tidak ada yang cantik. Abigail Qiesya, siswi blasteran Amerika-Bandung itu ratunya menyanyi. Selain bisa menyanyi nada tinggi atau high notes, ia juga bisa menyanyi suara dalam atau alto. Suaranya renyah, bahkan ia pernah ikut kompetisi menyanyi daerah provinsi, dan menjadi juara 1. Menurutnya itu suatu kebanggaan yang tak bisa ia lupakan. Ia tak menyangka sama sekali, jika bisa menjadi juaranya. Padahal, ia hanya hobi saja. Selain ada Abigail si Ratu Menyanyi. Ada juga si Raja Seni. Yaitu, Alfredo Mahadewa. Hobinya itu, kalau tidak menggambar grafiti di buku kosong, ya di sketchbook. Jika sedang jahil, ia akan menggambar grafiti atau gambar lain di papan tulis dengan besar. Sehingga, terkadang membuat guru yang masuk geleng kepala. Adalagi, si Ratunya Menari alias dance. Dia memang mengikuti ekstrakurikuler dance. Namanya, Rebecca Madinza, tidak bisa diam. Kerjanya menari-nari.
Badhra, Kafin, dan Alister sedang ikut berkumpul dengan Aldo, Tito, Bobi, dan Julian. Mereka membicarakan tentang sepak bola yang kemarin tayang di televisi. Sayangnya, Badhra lupa menonton. Jadi, sekarang ia jadi bahan ledekan teman-temannya.
"Apa-an, katanya tim Arsenal. Kok, gak nonton?" Seloroh Tito, si tukang gosip. Meskipun, anak futsal.
"Nah bener tuh. Katanya duniaku, dunia Arsenal. Bokis, Mas!" Tambah Aldo sambil tertawa. Badhra hanya mendengus malas sambil menyenderkan punggungnya di tembok.
"Gak setia nih anak. Kalau Arsenal main, ya ditonton. Bukan ditinggal tidur."
"Heh! Bukan ditinggal tidur, tapi ditinggal telfonan sama calon pacar! Haha ... " Seloroh dari Kafin membuat badan Badhra tegak. Langsung saja, ia melotot pada laki-laki bermulut besar itu.
"Apa-an?! Kagak! Siapa juga yang telfonan sama calon pacar! Calon aja gak punya," elak Badhra.
"Ya makanya jangan diputusin dong yang kemarin," sindir Alister.
"Diem, nyet!" Desis Badhra kesal.
"Eh, tapi bentar. Ngomong-ngomong, siapa calon pacar yang lo maksud, Fin?" Tanya Bobi penasaran.
"Itu si model cakep, aduhai!" Jelas Kafin dengan tenangnya. Badhra sudah merasa gerah.
"Widih, si anak baru itu 'kan? Yang model? Gila, gila Badhra. Tipenya yang model coy!" Ujar Bobi usil.
"Bukan mesra-mesra an sih, waktu telponannya. Tapi berantem!" Imbuh Kafin lagi.
"Ho'oh. Berantem. Belum apa-apa juga." Alister menimbrung.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life
Teen FictionCalya Daniza Shalitta Seorang murid baru yang menjadi trending topik di sekolah. Ia adalah seorang model muda yang saat ini banyak dicari oleh fotografer. Dulu, kehidupannya hanyalah diisi dengan model, belajar, model, belajar dan begitu seterusnya...