Biasanya bibir dan hati tak sepadan dalam mengungkapkan sesuatu.
🔰🔰🔰
HARI ini adalah hari dimana orang-orang menggunakannya untuk bersantai, dan rehat sejenak dari kerasnya dunia. Pemuda yang sedang tersenyum itu mengayuh sepedanya dengan perlahan. Matanya menjelajahi ramainya jalan yang sedang ia pijaki.
Saat matanya sedang sibuk dengan melihat jalan, dering ponselnya berbunyi. Hal itu cukup mengagetkannya, karena ia memakai headset.
"Iya, Ma?" Ujarnya menyapa dahulu di telepon.
"Badhra, Mama titip keju sama mayonais, ya?"
Badhra nampak berpikir sebentar dan memilih untuk ke tepi jalan dulu supaya tidak mengganggu pengendara yang lain. "Ya udah. Cuma keju sama mayonais 'kan? Ada lagi enggak? Mumpung Badhra lagi di luar nih."
"Hm ... apa ya? Gak ada deh kayaknya. Udah itu aja dulu, kalau ada yang kelupaan biar Mama sendiri aja yang beli."
"Oke. Dah, Ma." Badhra menekan tombol yang ada di kabel headset. Lalu, ia melanjutkan perjalanannya menuju mini market.
🔰🔰🔰
Sampai di depan mini market, Badhra berhenti sejenak untuk mengecek uangnya. Takutnya, ia membawa sedikit uang atau bahkan habis.
Setelah mengecek uang, ia langsung masuk ke dalam. Saat baru masuk di dalam, ia langsung disapa oleh pegawai mini market tersebut.
"Selamat pagi, Mas," sapa pegawai perempuan dan Badhra menyapa balik diiringi senyuman tengilnya.
"Pagi juga, Mbak." Pegawai tersebut seperti menahan senyum dan hal itu membuat Badhra geleng-geleng kepala.
Dasar mbak-mbak kurang kasih sayang. Batin Badhra seraya berjalan untuk mencari tempat keju dan mayonais berada.
Saat menemukan, ia langsung bingung. Masalahnya, ada beberapa merek keju terpampang. Dia jadi pusing sendiri.
Tiba-tiba dari arah belakang, ada perempuan berpakaian monochrom berujar santai entah dengan siapa. "Yang bungkus biru enak."
Secara spontan, Badhra menengok ke arah perempuan yang Badhra tebak, seusianya. Perempuan itu memakai make up cukup tebal, dan softlens abu-abu. Wajahnya jadi terlihat perempuan bule.
"Lo ngomong sama siapa?"
"Ngomong sama yang lagi bingung nyari keju," sahut perempuan itu dengan senyum tipis yang terlihat mengejek Badhra, menurut opininya. Setelah berujar, perempuan itu berlalu begitu saja dan membuat Badhra malu dan kesal. Malu karena kepergok bingung memilih keju dan kesal karena merasa diejek.
"Zaman sekarang, kebanyakan yang cantik itu ketus. Heran," ujar Badhra pelan sambil mengambil keju yang ditunjukkan oleh perempuan tadi.
Setelah mengambil keju, ia langsung mengambil mayonais yang menurutnya lezat. Ia tidak tahu tentang merek-mereknya, karena dia hanya bisa memakan apa yang dimasak oleh mamanya.
Badhra langsung menuju kasir, setelah mengambil keju dan mayonais. Ia menyodorkan barangnya pada pegawai kasir tersebut.
Dan, mendadak dirinya berada di mood paling jelek. Dia mengerutkan alisnya. "Mbak, cepetan dong!" Gerutu Badhra saat pegawai kasir cukup lamban bekerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life
Novela JuvenilCalya Daniza Shalitta Seorang murid baru yang menjadi trending topik di sekolah. Ia adalah seorang model muda yang saat ini banyak dicari oleh fotografer. Dulu, kehidupannya hanyalah diisi dengan model, belajar, model, belajar dan begitu seterusnya...