07. Membingungkan

31 2 2
                                    

Aku tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Tapi, sungguh. Ini membingungkan sekali untukku.

🔰🔰🔰

KAMERA sepertinya tersihir oleh perempuan bergaun biru laut yang sedang berpose tersebut. Fotografer terus tersenyum senang. Sepertinya, keadaan hati sang model sedang bahagia. Maka dari itu, posenya lebih banyak tersenyum.

Calya berpose lain, menatap lembut ke arah kanan dan tersenyum tipis sambil menaruh tangan di dagunya. Lalu, ia berpose lain. Sang fotografer mengacungkan jempol pada Calya dan diangguki singkat oleh Calya. Calya merasa hatinya sedikit lebih baik. Jadi, pose saat pemotretan berlangsung, ia banyak lemparkan senyum cantiknya.

Calya yang memang terkenal pendiam diantara model lainnya, membuat beberapa crew pemotretan sedikit bingung. Aneh saja, saat Calya datang ke studio dengan wajah yang ramah. Tidak seperti biasanya, ketus. Lebih banyak bicara juga. Dan terakhir, dia lebih banyak tersenyum.

"Oke!" Panji memberi tanda 'oke' dengan jarinya kepada Calya, tanda pemotretan sudah selesai.

Calya menghembuskan nafas perlahan. Ia juga bingung, sebenarnya. Tapi, ia tak terlalu memikirkan. Baginya, itu tak penting. Yang terpenting adalah, hatinya sedang dalam keadaan baik.

Calya berlalu menuju ruang ganti.

"Tumben senyum terus, Ratu Judes." Sindir Panji sambil membereskan barangnya. Calya berhenti melangkah. "Gak tau. Lagi seneng aja."

Panji mengangguk-anggukkan kepala. "Kalau gitu sering-sering senengnya. Biar kalau pas pemotretan ada Boss, dia gak ngomel." Calya mendengus kesal. Hatinya sedang baik, kenapa selalu ada badai menerpa saat hidup tenang? Ia tahu siapa yang dimaksud fotografer yang memang sering kerja sama dengannya.

"Mama mah paling gak peduli sama suasana hati gue. Pedulinya cuma sama karir gue doang," sahut Calya pelan.

Panji menepuk bahu Calya sekali. "Anggep aja gue Kakak lo. Gue siap buat tempat curhat lo. Jangan khawatir, kalau gue terlibat kakak-adek zone. Gue udah menikah."

Calya tertawa kecil sambil mengangguk sekali. "Iya. Thank you."

"Oke. Gue duluan, ya?" Calya mengangguk, lagi. Jangan heran, dia tidak basa-basi seperti, 'hati-hati'. Itu bukan Calya namanya.

Calya langsung melanjutkan berjalan ke ruang ganti. Ia gerah. Pakaian kali ini, bertema pernikahan. Calya sedikit geli, ia masih di bawah umur sudah berfoto selayaknya orang menikah saja.

Tapi, ya bagaimana lagi? Itu pekerjaannya. Dari dia berumur 12 tahun.

Gebby, yang merias wajahnya setiap kali ada pemotretan juga ikut menggodanya.

"Cie, senyum terus. Lagi kasmaran, ya?"

Calya menyerahkah baju yang tadi ia pakai. Bajunya sudah ganti dengan kaos polos warna kuning dan celana jeans biru tuanya.

"Apa-an, sih? Gak lah." Sifat asli Calya mulai kembali lagi, sepertinya.

"Yah, ketus lagi deh ... " gumam Gebby.

"Gue duluan. Capek," pamit Calya seraya meraih tas sekolahnya.

"Oke. Hati-hati ya, Calya!" Seru Gebby, karena Calya sudah sedikit jauh.

🔰🔰🔰

Calya memilih duduk di taman kecil belakang rumahnya. Dia juga suka mengamati langit yang perlahan berubah warna menjadi jingga, lalu gelap. Tapi, diterangi oleh bintang dan bulan. Calya duduk di bangku yang ada di sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang