6

2 1 0
                                    

Sesampainya di pinggir lapangan, Tyara di buat bingung oleh penghuni sekolah. Karena mereka berkumpul dilapangan layaknya hendak mendapat pengumuman penting

"Lah pada mau ngapain ini kak?" Tanya Tyara penasaran pada Zidan

"....."

"Lah dikacangin" umpat Tyara bingung

Sesampainya mereka di lapangan para siswi langsung berbisik-bisik tentang keberadaan Tyara yang dirangkul oleh Zidan.

"Gue ngumpulin lo pada disini bukan karena gue mau tepe-tepe. Tapi gue mau kasih pengumuman yang menurut gue penting. Karena gue risih sama mulut nyinyir lo pada. Satu lagi gue tekenin ke lo semua kalo gak tau apa-apa tentang gue sebaiknya gak usah buat gosip yang gak-gak, yang ada nambah dosa.
Oh iya, gue mau kenalin kalo cewe disebelah gue ini itu adek kandung gue. Namanya Tyara Ruterfondium Domminicus." Ucap Zidan penuh penekanan saat menyebutkan nama Tyara. Sementara Tyara hanya diam dengan wajah menunduk malu, ia berfirasat kalau sebentar lagi hidupnya tidak akan tenang. Karena ulah kakak keduanya ini yang menurutnya sangat menyebalkan.

Semua orang yang ada dilapangan di buat kaget oleh fakta yang mengejutkan itu. Ada yang iri, malu, acuh, memuja, bahkan ada yang terang-terangan tidak percaya.

"Oke kalo gitu lo semua boleh balik ke kelas" perintah Zidan ke semua siswa dan siswi yang berada di lapangan.

"Maksud lo apaan dah ka? Pake acara buat pengumuman kayak tadi? Norak tau ga, malu gue yang ada" ucap Tyara kesal karena ulah kakaknya itu.

"Ya gak apa-apa, biar mereka semua tau kalo lo itu adek gue. Jadi mulut nyinyir mereka itu berenti ngomongin lo yang gak-gak" jelas Zidan. Tapi hanya di angguki Tyara karena ia malas menanggapi kakaknya itu.

"Udah ah, gue cabut ya. Panas disini" akhirnya Tyara pergi meninggalkan Zidan and the genk.

---------

Jam menunjukan pukul 14.00 WIB. Tandanya jam pulang sekolah, semua murid berhamburan keluar kelas menuju rumah masing-masing. Tak terkecuali untuk Tyara.

Tapi saat di koridor kelas entah sengaja atau tidak ada yang menabrak Tyara dari belakang, membuat tubuh Tyara jatuh.

Brukkk...

"Aw...." Ringis Tyara

"Duh... maaf - maaf gue ga sengaja. Lo ga papa kan? Gue ga sengaja, tad......" perkataan Priscilia terpotong saat ada yang berteriak memanggil namanya.

"Dinda....."

"Duh mati gue, kenapa masih ngejer sih. Eh, sory gue duluan ya" pamit Dinda pada Tyara.

Belum sempat Dinda berdiri sempurna Tyara sudah menarik nya untuk kembali ke posisi semula.

"Bantu" ucap Tyara singkat

"Tapi ini lag....." lagi-lagi ucapan Dinda di potong oleh Tyara

"Mau aman kan?" Ucap Tyara dengan ketus dan tatapan mata elangnya. Karena takut akhirnya Dinda menyetujui perkataan Tyara.

Saat Tyara sudah berdiri sempurna seseorang menarik paksa tangan Dinda. Tapi cepat ditarik tangan satunya oleh Tyara, jadi seolah-olah Dinda sedang di perebutkan.

"Lepas!" Sakras Jovan dan menatap mata Tyara tajam

"B aja dong mata lo dan sorry gue ga mau lepasin" ucap Tyara santai

"Lo ga tau siapa gue?" Tantang Jovan ke Tyara, sedangkan Dinda menatap Tyara dengan arti tatapan 'Lo jangan ngelawan dia'

"Sayangnya gue ga tau, dan ga mau tau tuh" tantang Tyara balik. Dinda langsung manatap Tyara dengan terkejut.

"Wah songong, jangan mentang-mentang lo cewe gue ga berani main tangan ke lo ya"

"Dan jangan lo kira kalo lo cowo gue ga berani ke lo"

"Oh, lo nantang gue? Hah!?"

"Van udah, kasian dia" Dinda mencoba menahan Jovan untuk tidak berbuat kekerasan ke Tyara.

"Lo diem" sakras Jovan dan menepis tangan Dinda hingga Dinda hampir jatuh jika tidak di tahan Zidan.

"Ini siapa lagi?" Tanya Jovan

"Lo yang siapa? Anak baru? Wajar anak-anak!" Jawab Zidan enteng.

"Mending lo pergi deh, gue mau main sama dia temen gue" Ucap Tyara dengan menunjuk Dinda. Dinda hanya cengo mendengar ucapan Tyara.

"Huh.. sejak kapan anak cupu kaya dia punya temen macem lo" balas Jovan seakan meremeh kan Dinda dan Tyara

"Emang gue kenapa?" Kata Tyara tak terima

"Secara lo kan....." ucap Jovan dan mendekat ke arah Tyara dan tangan nya hendak menyentuh pipi Tyara. Tapi belum sempat menyentuh pipi Tyara

Bugh....

Suara pukulan Tyara terdengar nyaring karena koridor juga mulai sepi.

"Anjing, berani lo sama gue hah!?" Saat hendak menampar Tyara, tangan Jovan sudah di tahan Zidan.

"Lepas, bangsat" umpat Jovan

"Lo yang bangsat, mau ngapain lo tadi? Hah!?" Bentak Zidan

"Dia berani nonjok gue berarti dia juga mesti berani gue tampar"

"Huh.. Banci"

"Eh tai, lo mending pergi deh. Ganggu tau ga, biar gue coba 'main' sama mereka" tunjuk Jovan ke arah Tyara dan Dinda dengan seringai di bibir Jovan

"Bangsat"

Bugh.. bugh... bughh

Tiga pukulan telak Jovan dapat dari Zidan, itu cukup membuat Jovan tersungkur ke lantai koridor

"Ayo" ajak Zidan ke Tyara

"Ajak dia, kasian anak orang" ijin Tyara dan hanya di jawabi dengan deheman oleh Zidan

"Kuy ikut gue sama kakak gue" Ajak Tyara, dan Dinda hanya mengangguk dan mengikuti Tyara

--------

"Lo kenapa tadi?" Tanya Tyara to the point ke Dinda. Sekarang mereka sedang di mobil Zidan

"Gue ga sengaja lupa bawa tugas dia tadi"  jawab Dinda pelan tanpa menatap Tyara. Tyara terkejut dengan apa yang di sampaikan Dinda. Karena menurutnya agak aneh.

"Lah itu kan tugas dia, kenapa jadi lo yang bawa?" Pertanyaan yang meluncur bebas akibat rasa penasaran nya

"Eum.... Itu..... Gue...." Dinda menjawab dengan terbata bata, karena ia bingung dan malu harus memberitahu Tyara

"Apaan sih kaya orang gagu dah" potong Tyara langsung karena ia sudah gemas melihat Dinda mencari alasan.

"Ga gue ga gagu kok" balas Dinda tak terima di ejek oleh Tyara

"Terus kenapa? Lo ga ada temen apa sampe ga ada yang bantu?"

"Mereka bilang gue tu ga cocok temenan sama mereka, gue bukan level mereka, gue bukan anak orang terpandang jadi ga pantes punya temen kaya mereka" jawab Dinda akhirnya, karena ia sudah merasa ini beban nya.

"Ah tai, ya udah lu besok satu kelas dengan gue aja. Jadi lu aman ada yang jaga, ga kaya tadi. Sumpah deh kesel gue temen gue di gituin" Tyara sudah bertekad untuk membantu Dinda agar tidak di rendahkan oleh orang orang yang menjijikan menurut Tyara.

" Tapi kan ga semudah itu buat pindah kelas, lagian orang tua gue ga bakal mau bayar sekolah buat pindahin kelas gue"

"Udah, Lo besok tinggal Dateng sekolah terus duduk di kelas gue. Repot dah. Gue ga terima penolakan yah. Lo harus terima aja"

"Makasih ya, Lo emang sohib terbaik gue. Untung gue ketemu Lo tadi"

*******

Hai halo guys, duh lama sekali aku ga up. Setelah berbagai banyak cobaan terhadap handphone aku. Jadilah sekarang baru bisa up.
I lop u, guys
Hope u like it
Muah

Kata HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang