7

2 1 0
                                    

pagi yang cerah biasanya murid murid akan bersemangat untuk belajar. Buk Sri menjelaskan pelajaran dengan suara yang sangat pelan layaknya dongeng. Membuat Tyara mengantuk di pagi yang cerah ini.
"menurut para ahli ...bla ... Bla.... Bla ....bla .....bla .....bla .....bla....."

"Demi apa pun gue ngantuk parah" ucap Tyara dalam hati, dengan mata setengah terpejam melihat ke arah buk Sri.

"Tidur enak kali ya" lagi kata Tyara

"Din, Sil ntar bangunin gue kalo buk Sri sadar gue tidur" katanya pada Dinda

"Lo pagi pagi dah mau tidur? Lo begadang semalem? Ngapain aje u?" Protes Dinda yang menurut nya ini bukan ide yang bagus.

"Diem" tangan Tyara mendekat ke
Wajah Dinda dan Priscil membentuk mulut bebek

"Tanggung sendiri kalo Lo ga aman" balas Dinda

Priscil hanya mengangguk

Mata Tyara pun mulai terpejam, ia tidur dengan damai. Posisi nya sangat strategis memang untuk tidur. Pojok kanan belakang, badannya pun pas tertutup oleh badan teman teman di depan nya.

Tapi itu tidak berjalan lama, karena buk Sri menyadari kalau banyak murid di kelas nya yang tertidur.

"Tolong kalian yang merasa teman sebangku nya tertidur untuk di bangunkan" titah buk Sri

Spontan mereka yang sebangku membangunkan rekan meja mereka, tapi tidak dengan Tyara karena ia duduk sendiri.

"Kalian yang baru bangun silakan cuci muka dan olahraga lari 3 putaran" buk Sri memberi hukuman pada anak murid yang baru bangun

"Ah elah buk, baru juga bangun"

"Parah ni ibuk"

"Ga kuat aku tu buk"

"Salah ibuk juga ngapain ngedongeng"

Kelas sedikit ricuh karena hukuman dadakan yang di berikan buk Sri.

"Ayo laksanakan, jangan mengeluh" paksa buk Sri.

Setengah murid sudah keluar, menyisakan murid yang bisa dibilang rajin. Terkecuali Tyara yang masih tidur dengan damai.

"Eh itu yang di pojok enak banget" ucap buk Sri dengan berjalan mendekati Tyara

"Mampus gue" Dinda yang sadar situasi berusaha membangunkan Tyara

"Woi, geblek. Bangun Lo, buk Sri otw ke Lo" sambil memukul lengan Tyara

"Aih kebo parah ni anak, gue lupa dia kebo lagi. Alamat ini mah namanya" pasrah priscil karena Tyara tidak bangun bangun.

Saat buk Sri sudah disamping Tyara, ia langsung menarik telinga Tyara tanpa ampun.

"Kamu ya, enak banget ya. Bangun ga kamu"

"Aduh, duh. Sakit... Sakit... Sakit" rintih Tyara

"Enak? Hmm?" tanya buk Sri

"Ga enak buk, sakit. Udah buk, udah" mohon Tyara karena telinga nya sudah terasa sangat panas.

Buk Sri pun melepaskan tangannya

"Kamu keluar, ikut temen temen yang lain sana. Cuci muka terus lari lapangan 5 kali" hukuman Tyara pun bertambah

"Nah loh buk, kok jadi nambah hukumannya. Bukannya tadi yang lain cuma 3 kali ya buk" protes Dinda, untuk membela Tyara

"Kamu mau nemenin Tyara lari juga? Hmm?" Tantang buk Sri ke Dinda

Kata HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang