⭐Vote Please⭐
biar ranking makin naik di #Romance***
Satu hari, dua hari, mereka tak saling memberi kabar. Ada rasa penasaran atas apa yang akan terjadi selanjutnya. Melan ingin menghubungi Deri namun tak kunjung terjadi, dia lebih memilih menunggu.
Atas apa yang terjadi padanya, ia tumpahkan pada sahabatnya sejak kecil yaitu Dina, seorang penyiar radio yang sering mendengar keluhan para pendengarnya. Dina kini sudah berada di apartemen Melan.
Mengenakan kaos dan celana pendek, keduanya berbagi cerita di sebuah sofa dengan mengabaikan tayangan televisi di depannya.
"Loe jujur deh Mel, ada rasa penasaran ngga sih? Ini terlepas karena perjodohan ya...", tanya Dina.
"Gue mau bilang nggak penasaran, tapi loe bakal nggak percaya ya kan? Jadi rasanya tuh kaya loe haus, terus tiba-tiba dikasih minuman gitu, Din. Gue juga ngga tau dia bakal mikir kaya gue atau nggak, cuman gue pengen lebih kenal aja dulu."
"Nah, itu udah modal buat loe maju Mel, agresif nggak papa kali. Dikit-dikit. Udah lama loe ngejomblo juga kan? Hee...."
"Gila loe, gimana wibawa gue kalau gue musti agresif? Lagian dia kaku banget deh...atau mungkin karena baru sekali ketemu?", Melan mengangkat kakinya menyilang sambil meneguk minumannya kembali.
"Coba aja dulu. Besok loe harus hubungi dia ngajak ketemu. Terserah mau apa kek, yang penting ketemu."
"Ya....besok gue pikir-pikir lagi.", jawab Melan yang malam ini bakal ditemenin Dina sampai pagi.
Keesokan harinya, Melan sudah pergi ke kantor seperti biasanya. Dia menyapa Uni dengan sangat manis. Kemudian meletakkan tas di meja lalu mengambil ponsel. Ingin mengirim chat pada Deri namun kembali diurungkan, dia cuma bisa mondar-mandir tanpa tujuan.
Lelah, akhirnya dia memutuskan untuk memulai pekerjaannya yang sedari tadi sudah menunggu. Hari ini dia ada jadwal bertemu client sekitar jam sepuluh pagi. Dia harus menjamin kerjasama kali ini tidak boleh gagal sebagai penentu capaian target penjualan.
Uni memberitahukan bahwa pertemuan dengan client tersebut ada di daerah dekat kantor Deri. Sebuah kebetulan sepertinya, dan akhirnya Melan tak lagi bimbang untuk menyapa Deri.
'Pagi, sekedar info kalau siang ini aku ada rapat di deket kantormu. Cruisefood. Kalau ada waktu, bisa kita ketemu? Ada yang mau aku bicarakan.'
Di seberang sana, Deri tersenyum lebar melihat pesan dari Melan. Dia memang berniat menunggu agar wanita itu membukakan pintu untuk dirinya, jika pintu sudah mulai terbuka, Deri bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kehadiran Melan.
Deri membalas, 'Pukul dua belas tepat aku akan berada di depanmu.'
Melan tiba-tiba datang ke Uni lalu memeluknya. Entah kenapa dia ingin melakukannya, tepat setelah membaca balasan Deri. Melan pun bersiap dengan bekal untuk bertemu sang client. Pukul sembilan lebih lima belas menit dia pun berangkat.
***
Sesampainya di restoran, Melan kembali mematut dirinya di toilet. Sedikit touch up akan membuat tampilannya sempurna.
Pertemuan kali ini tidak secepat biasanya. Perwakilan yang ditemui Melan tergolong masih muda, pria santun, hampir seumuran dengan dirinya namun terlalu berprinsip.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELANDERI ✅
RomanceNOVEL (12+) COMPLETE. (new cover) "Kupikir ini memang demi mereka. Tapi setelah bertemu, aku tahu bahwa aku membutuhkan dia." (X) "Ada apa denganku? Aku bisa dengan mudah membuka diri padanya." (Y) Menjadi pasangan yang diakui memang bukan proses ya...