Bagian Tiga

6.2K 28 3
                                    

TIGA

Sebastian sedang menuju pintu showroomyang tampak terbuat dari kaca bening. Dengan bangga dia ingin melihatproduk yang sesuai dengan hatinya. Tapi, tiba-tiba kesedihan timbuldalam hatinya. Dia teringat kembali dengan kekasihnya, Aulia. Percumasaja mobil bagus tapi dia tak menikmati bersama kekasih tercintanya.

"Ya mas ada yangbisa dibantu?" sapa SPG yang berpakaian yang aduhai.

"Oh ya tentu,begini, apa saya bisa minta brosur untuk mobil keluaran terbaru?Soalnya saya sedang mencari mobil yang paling keren saat ini, untukanak muda."

"Ohtentu saja, ini silahkan mas, ini ada brosur lengkap untuk merek yangkami jual. Dan yang ini katalognya, semoga mas yang ganteng berkenan.Pasti cewek-cewek banyak tertarik sama mas, udah ganteng, ditambahlagi mobilnya yang baru dari showroomkami," rayu SPG itu.

Sebastian hanyamelongo saja. Dia terpesona kecantikan SPG yang sedang melayaninya.Sesaat bayangan Aulia hilang dari ingatannya.

Denganpenuh rasa mantap, diapun pulang dengan membawa brosur dan katalogitu, plussenyum manis SPG itu.

"Gila, cantikbener nih SPG. Tapi, nggak ah, masih lebih cantikan Aulia, dan nggakmungkin Aulia akan tergantikan oleh cewek seperti itu. Tapi...nggakbisa bohong, cantik bener nih cewek." setelah berpikir ala buayadarat, diapun langsung sedih ketika mengingat Aulia. Tampaknyameskipun dia lirik kanan kiri depan belakang, tapi hampir satu kampustahu, bagaimana dalamnya Sebastian mencintai Aulia. Meskipun begitu,banyak yang mencemooh Aulia sebagai gadis bodoh karena mau menerimaSebastian, mengingat Sebastian adalah anak manja yang sukamenghambur-hamburkan uang orang tuanya.

Sungguhlelaki yang bermasa depan suram. Apalagi ditambah dengan sifatnyayang masih suka lirik cewek sana sini. Dan kini ia sedang berjalankeluar showroomsambil memandangi kartu nama yang diberikan oleh SPG itu.

"Meskipun diaseperti itu, aku mencintainya. Yang penting dia tak pernah melakukanML dengan cewek. Meskipun dia peminum, aku tetap mencintainya. Akuyakin kegemarannya menggoda cewek hanyalah di mulut saja. Tak lebihdari itu, aku kenal banget karakternya. Aku sudah terlanjurmencintainya," ucap Aulia suatu ketika ditanya salah satu temannya.Ketika dia masih hidup.

Fitri,sebuah nama yang sangat indah, yang berarti suci. Tapi, nama itutinggalsebuah nama. Tak sesuai dengan diri seorang perempuan malang yangsekarang masih terdiam dalam tempat sholatnya. Tampaknya sejak tadisubuh dan sampai sekarang hampir dzuhur, dia hanya terdiam di situmeratapi kegadisannya yang telah hilang.

Diamenangis sambil diselingi ucapan istighfar, gadis itu sama sekali takmerasa berdosa, melainkan merasa kotor dan hina dihadapannyaTuhannya.

"Fit,Fitri," panggil suara dari luar kamar kost-nya.

"Iya."

Dia segera mengusapair matanya. Dia yakin yang di luar itu adalah Celly. Temankuliahnya. Dia tak ingin Celly melihatnya menangis dengan mata sembabseperti itu. Maka dia pun mengambil air minum dalam kamarnya untukmembasahi mukanya dan segera mengusapnya dengan handuk, karena kekamar mandi sungguh tak memungkinkan. Karena kamar mandinya ada diluar kamar.

"Iya...iya,sebentar," jawabnya setelah namanya dipanggil untuk yang keduakalinya.

Dengan tergesa diamembuka pintu.

"Ada apa Cel?"

"Fit, aku pinjembuku tugasnya dong, aku ingin nyontek tugas pak Anwar kemarin itu.Kamu pasti udah selesai kan?"

"Oh itu, udahkok, sebentar aku ambilkan ya. Ayo, kamu masuk saja Cel!"

"Kokudah sholat? Kan belum dzuhur Fit?" tanya Celly setelah melihatsajadah yang masih tergelardi atas karpet kamar.

Waktu Tak Pernah Menyembuhkan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang