CHAPTER 15 : Ujian 8

95 9 6
                                    


~ SEBELUM DIBACA, JANGAN LUPA YAAA UNTUK DI VOTE :)

Malam hari, di tengah keluarganya dengan waktu yang semakin larut dengan berat hati Tala harus memotong waktu berkumpul bersama keluarga kecilnya. Tala harus belajar untuk ujian hari ke 4 besok, akhirnya Tala beranjak dari tempatnya menuju kamar miliknya.

Masih diganggu pikiran soal Elzan yang tiba-tiba datang ke rumahnya tadi, Tala tetap berusaha fokus membaca bukunya.

****

Hujan turun dengan deras di pagi hari, tetapi langit tetap terlihat cerah dengan awan-awan putihnya. Dengan rasa terpaksa Tala harus naik angkot untuk berangkat ke sekolahnya.

Sesampainya di depan gerbang sekolah, Tala turun dari angkotnya. Tala yang lupa membawa payung, terguyur hujan. Tala berlari masuk ke dalam sekolahnya, tetapi karena hujan yang terlalu deras tetap membuat pakaiannya basah.

Sesampainya di kelas, teman-teman Tala langsung menghampiri Tala.

"Abis mandi Tal? Kuyub amattt." Ledek Riza.

"Iyaaa nih, aku lupa bawa payung tadi." Ucap Tala dengan seyum malunya

Elzan yang sudah duduk di bangkunya hanya memperhatikan Tala.

Kringgggg
Tak lama kemudian bel berbunyi yang menandakan waktunya masuk kelas. Tala langsung berjalan menuju mejanya, Elzan pun langsung berdiri menyilakan Tala untuk duduk di bangkunya.

Tala terus mengupayakan segala cara agar pakaian dan wajah serta tangannya untuk tidak terlalu terlihat basah kuyub sebelum guru pengawas masuk, Elzan yang berada di samping Tala hanya memperhatikan Tala yang terlihat mengelap tangan dan wajahnya ke tisu.

"Nihhh, pake ajaaa." Ucap Elzan secara tiba-tiba sambil memberikan sapu tangan putih miliknya.

Tala hanya tersenyum malu.

"Gak usah, makasih. Aku punya tisu kok." Jawab Tala dengan senyum manisnya.

"Kalo tisu gampang hancurnya." Ucap Elzan dengan nada datar.

"Tuh jadi nempel-nempel di muka lu." Sambung Elzan.

Elzan melihat robekan tisu yang menempel di atas alis mata Tala, ia pun langsung mengambil robekan tisu itu. Elzan yang berusaha mengambil robekan tisu itu, tak menyadari wajahnya semakin dekat dengan wajah Tala.

Tala terperangah kaget melihat apa yang dilakukan Elzan, wajah mereka berdua semakin dekat. Sampai akhirnya Elzan menyadarinya dan tanpa di sengaja menatap mata Tala dengan dekat. Bukannya langsung menghindar, Elzan hanya terdiam terus menatap wajah Tala dengan dekat.

Teman-teman Tala mulai memperhatikan tingkah laku mereka berdua.

Sampai akhirnya Tala tersadar dari lamunannya dan langsung menunduk, Elzan pun akhirnya sadar juga dengan yang di lakukannya dan langsung duduk menghadap ke depan.

Elzan dan Tala langsung salah tingkah dengan apa yang mereka lakukan. Sedangkan teman-teman Tala hanya memperhatikan mereka berdua dengan rasa penasaran.

"Nih pake ajaaa gakpapa." Ucap Elzan terbata-bata.

Tala yang masih merasa gugup karena hal tadi, akhirnya mengambil sapu tangan Elzan. Sedangkan Elzan hanya memperhatikan Tala yang mengelap tangannya menggunakan sapu tangan miliknya.

Tak lama kemudian guru pengawas masuk dan memulai ujian. Di tengah kondisi ujian, Tala menjadi tidak fokus pada saat mengerjakan soal ujiannya, sedangkan Elzan seperti biasa selesai dengan cepat.

Akhirnya setelah ujian ke dua pada hari ke 4 selesai, bel berbunyi yang menandakan waktunya istirahat. Murid-murid di ruang 10 langsung berhamburan keluar kelas menuju kantin termasuk Elzan, setelah Elzan keluar dari kelas itu. Teman-teman Tala langsung menghampiri Tala yang masih terduduk di bangkunya.

"Tal tadi Elzan ngapain???" Tanya Aisyah penasaran.

"Ngapain? Maksudnya?" Tala malah bertanya balik.

"Yang tadi Tal maksudnya, pas baru masuk sekolah. Dia ngapain? Kok kaya deket-deket sama kamu." Jawab Aisyah dengan senyum ledeknya.

"Tadi dia minjemin sapu tangan ke aku." Ucap Tala dengan senyumnya.

"Soalnya dia ngeliat aku basah kuyub, makanya dia minjemin sapu tangan ke aku." Sambung Tala.

"Dihhh kok aneh yaaa." Ucap Aurel keheranan.

"Aneh kenapa?" Tanya Tala.

"Yaaa aneh lahhh, dia kok baik sihhh sama lu Tal. Jangan-jangan........" Jawab Aurel dengan senyum ledeknya.

"Jangan-jangan kenapa???" Tala langsung bertanya.

"Jangan-jangan dia suka lagi sama lu Tal." Jawab Aurel lengkap dengan senyum ledeknya.

Teman-teman Tala langsung tertawa geli karena perkataan Aurel tadi.

"Dihhh apaaa sih? Gak mungkin lah." Ucap Tala dengan senyum manisnya

"Kalo menurut aku sih, mungkin-mungkin aja Tal." Ucap Aisyah menggoda Tala.

"Ngapain sih ngomongin itu, mending kita ke kantin ajaaa sekarang." Ucap Tala dengan raut wajah kesal.

"Iya deh iya, tapi jangan marah gitu dong. Kan kita cuma bercanda." Ucap Aisyah dengan senyum ledeknya.

"Siapa yang marahhh, yaudah lah kita ke kantin ajaaa yuk." Ucap Tala tersenyum.

Teman-teman Tala yang masih dibuat tertawa karena tingkah laku Tala yang salah tingkah, akhirnya menuruti perkataan Tala untuk ke kantin.

Sesampainya di kantin, seperti biasa kantin itu ramai, penuh dengan murid-murid SMA Pancasila. Tala dan Aisyah langsung duduk di tempat mereka biasa berada di kantin karena mereka berdua membawa bekal dari rumah, sambil menunggu Aurel, Andin, Riza yang sedang membeli mie ayam Pak Somad.

"Tal selama kamu duduk sama Elzan, kamu pernah ngerasa aneh gak sama dia?" Tanya Aisyah dengan senyumnya.

"Ihhh kenapa harus bahas dia lagi sih." Jawab Tala dengan senyum manisnya.

"Iya deh iyaaa." Ucap Aisyah dengan senyum ledeknya.

Tak lama kemudian teman-teman Tala yang lainnya berdatangan dan bergabung di meja itu.

"Lagi ngomongin apa sih?" Tanya Aurel.

"Enggakkk, gak lagi ngomongin apa-apa." Jawab Tala tersenyum.

Aisyah hanya tersenyum melihat tingkah laku sahabatnya.

Sedangkan di tempat Elzan, seperti biasa Elzan duduk menyendiri di pojok kantin di tengah keramaian kantin. Sesekali Elzan melihat murid-murid lainnya yang ada di sekitarnya sedang berkumpul membentuk kelompoknya masing-masing sambil asyik mengobrol, sedangkan Elzan hanya bisa mengobrol dengan minuman dan sebuah novel yang ada di depannya.

Pada saat melihat aktivitas murid-murid lainnya yang sedang asyik mengobrol dengan kelompoknya masing-masing, tanpa disengaja mata Elzan mengarah ke arah tempat Tala dan teman-temannya berada. Terlihat Tala yang sedang asyik mengobrol bersama teman-temannya.

Tiba-tiba...

"Woiii, bengong ajaaa!" Ucap Arsa sambil menggebrak meja yang ada di depan Elzan. Tiba-tiba Arsa menghampiri Elzan dan langsung duduk di depannya.

Elzan langsung menaikan alisnya dengan penuh keheranan, dari sekian banyak murid di SMA Pancasila hanya Arsa lah yang berani menegur Elzan seperti seorang teman.

"Siapa yang bilang lu boleh duduk disini?" Tanya Elzan dengan raut wajah kesal.

"Lahhh, sejak kapan duduk disini harus izin sama lu Zan. Lagian gua cuma kasian sama lu, sendirian mulu kaya gak punya temen. Kita kan temen satu kelas Zan." Jawab Arsa.

Arsa memang orang yang sangat ramah dan bersahabat dengan siapa pun. Dan dia adalah satu-satunya murid SMA Pancasila yang mau berteman dengan Elzan, walaupun Elzan selalu tidak menghiraukannya.

"Sejak kapan kita jadi temen." Ucap Elzan dengan nada sinis.

Elzan langsung beranjak dari tempatnya sambil mengambil minuman serta novel miliknya yang ada di meja dan langsung pergi, sedangkan Arsa hanya tersenyum melihat orang unik seperti Elzan yang menyukai kesepian, setidaknya itu lah pandangan Arsa soal Elzan.

Bersambung...
Lanjutin bacanya yaaa ke chapter selanjutnya. Ohhh iya jangan lupa masukannya bila ada kekurangan :)

Matahari Bulan dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang