Part 25

899 24 2
                                    

Author pov on

Oh ayolah,bisakah Leizzi menemukan kebenarannya sekarang? Lihatlah! Bahkan sampai tiga hari setelahnya dia masing saja uring-uringan.

Setiap kali memikirkan hal itu,Leizzi selalu merutuki otaknya yang tidak bisa melupakan kata-kata yang diucapkan Rey,dan jangan lupakan cerita panjang Nath.

'Otak laknat!'

'Otak sialan!'

Mungkin itu kata-kata yang secara otomatis akan keluar dari mulutnya.

Leizzi juga tidak tahu kenapa dia bisa se-penasaran ini. Dia ingin tahu kebenarannya,karena mereka mengucapkan hal yang jauh berbeda. Dan dia ingin tahu,siapa yang benar-benar jujur pada nya. Tapi__

'Gimana kalau yang benar itu Nath?'

'Gimana kalau Rey itu sebenernya pengkhianat?'

"Ya ampun,bisa gak sih rasa keingin tahuan gue diilangin?!" Ucapnya bermonolog sendiri. "Gila. Kalau kaya gini gue bisa gila."

"Ih sumpah ya,sebel banget gue!" Lanjutnya kesal dengan kaki yang menghentak-hentak lantai kamarnya geram.

"Zi" Panggil Olas tiba-tiba yang membuat Leizzi terlonjak kaget.

"Kenapa sih lo?!" Tanya Leizzi setengah membentak ke arah Olas.

"Gue mau keluar. Lo mau ikut atau enggak?"

"Gue di rumah?" Jawab Leizzi setengah bertanya. Ragu-ragu.

"Yaelah,yang bener kalau jawab"

"Gue dirumah aja lah"

"Bener?"

"Iya"

"Yaudah gue berangkat dulu. Jagain rumah. Hati-hati dirumah" Ucap Olas sambil mengacak rambut Leizzi pelan.

Dan dengan itu Olas melangkahkan kakinya pergi,meninggalkan Leizzi dengan keheningan.

Beberapa menit yang diisi dengan keheningan. Bahkan empunya pun tidak menyadari bahwa sudah beberapa menit dia hanya diam dengan posisi yang sama.

"Bangsat. Terkutuklah Rey sama Nath yang ngebuat gue harus kepo sampai separah ini" Rutuknya yang lagi-lagi hanya ditanggapi dengan keheningan.

"Bodo amat,njir!" Umpatnya sekali lagi dan langsung menyambar jaket yang berada di senderan kursi meja belajarnya.

Dengan hanya menggunakan celana pendek selutut,kaos dan jaket warna biru dongker kesukaanya,dia segera bejalan ke luar rumah dan mengunci pagar rumah.

Dia berniat pergi ke mini market di daerah pemukimannya. Berhubung dia tidak 'bersahabat' dengan mobil,maka dia memilih berjalan saja.

Leizzi berjalan menuju tempat tujuannya dengan langkah gontai. Dia sebenarnya juga bingung,kenapa dia sampai seberantakan 'ini' hanya karena memikirkan kemungkinan besar dari kebenaran antara Rey dan Nath.

Dia merasa aneh. Sangat aneh.

Tanpa sadar Leizzi sudah berada di depan pintu masuk mini market tersebut. Dia langsung membawa kakinya ke bagian makanan ringan dan minuman dingin. Setelah mengambil satu botol minuman dingin dan beberapa bungkus camilan,Leizzi segera ke kasir.

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang