Dua minggu telah berlalu, dan sudah dua minggu pula Vana tinggal seatap dengan Sean, tidak ada yang istimewa, hanya kegiatan sehari-hari yang terasa hambar menurut Vana.
Vana memang tinggal bersama Sean, namun ia merrasa tinggal sendirian, Sean jarang meluangkan waktu untuknya, bahkan saat dua hari setelah menikah pun Sean langsung pergi bekerja, tapi ia bilang hanya perlu mengurus surat pindah kerjanya, mengingat tempat kerjanya terlalu jauh dari rumah.
Kini Vana sudah selesai sarapan bersama Sean, dan Sean yang memasak nasi gorengnya.
"Aku berangkat dulu," ujar Sean sambil beranjak dari kursinya.
"Eh Sean," panggil Vana seraya beranjak dari kursinya, sontak Sean menoleh dan mengerutkan dahinya.
"Apa?"
"Terus aku gimana?" tanya Vana.
"Ada grab, naik grab aja, uang bulanan udah aku kasih," sahut Sean, lalu ia pun pergi, padahal Vana ingin meminta tolong diantarkan ke sekolah.
**
Vana baru saja sampai di sekolah, ia ke sekolah menaniki ojek online yang ia pesan dari aplikasi di ponselnya, ia pun memasuki kelas setelah melihat daftar namanya tertera di mading.
Jadi setiap kenaikan kelas, pihak sekolah selalu mengacak kelas-kelasnya, saat Vana kelas 11, Vana berada di kelas 11 IPA 1, dan sekarang Vana masuk 12 IPA 2.
"Vanara."
Vana menoleh ke sumber suara, terlihat Bila yang tengah tersenyum kearhanya sambil melambaikan tangannya, ia pun menghampiri Bila di sana.
"Lo masuk kelas ini juga?" tanya Bila, dan Vana menganggukan kepala.
"Yaudah, lo duduk sama gue aja," ujar Bila, dan Vana pun mengangguk setuju, lalu ia duduk di samping Bila.
Bila dan Vana pernah berada di kelas yang sama saat kita kelas 10, dan sekarang mereka berada di kelas yang sama lagi.
"Eh eh Van, Levin juga masuk kelas ini," ujar Bila yang membuat Vana mengikuti arah pandangnya.
Terlihat Levin yang baru aja masuk kelas, tanpa sengaja Vana bertemu tatap dengan mata Levin, membuat Levin tersenyum dan menghampirinya.
Levin adalah mantan kekasih Vana 5 bulan yang lalu, tapi hubungan mereka masih baik-baik saja hingga detik ini, justru sekarang Levin terlihat tengah mendekati Vana lagi.
Di hidup Vana tidak ada istilah MANTAN menjadi MUSUH.
"Kita satu kelas lagi Van," ujar Levin seraya duduk di kursi tepat di belakang kursinya Vana, Vana dan Bila pun menoleh ke belakang untuk menatap levin yang duduk sendirian.
"Seneng banget lo Vin," ujar Bila yang membuat Levin tertawa pelan, ia selalu terlihat tampan di mata Vana.
"Sstt ada guru tuh," bisik Levin sambil menunjuk ke depan memakai dagunya, Vana dan Bila pun mengembalikan posisi tubuhnya agar menghadap ke depan sana, tiba-tiba mata Vana terbelalak ketika melihat seorang laki-laki yang baru saja datang, laki-laki itu adalah Sean!
"Sean? Suami gue?"
"Buat apa dia di sini?"
"Apa dia mau jemput gue?" ujar Vana dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher, My Husband
Teen Fiction"Gue cuma mau nikmatin masa remaja dengan senang-senang, bukan ngurus suami macem Sean yang setiap hari bawa selingkuhannya ke rumah!"