MTMH || 04

199K 14.7K 791
                                    

Spam komen yuk! Jangan lupa Vote juga ya.

Makasih 😍

.
.
.

Vana dan Arin sudah selesai membereskan dapur dan meja makan, Arin terlihat menguap dan menghela nafasnya.

"Mama ngantuk, Mama tidur duluan ya?" ujar Arin, dan Sean yang tengah memakan potongan buah apelnya mengangguk.

"Iya ma," sahut Sean sambil menyeringai kecil, sementara Vana hanya mengendikan bahunya.

"Gak janji, Ma," ucap Sean dalam hati.

Selesai beres-beres, Vana segera pergi ke kamar, begitupun dengan Sean yang membuntuti Vana dari belakang.

"Ngapain buka baju?" tanya Vana saat Sean membuka kaos putihnya.

"Udah biasa tidur enggak pake baju," sahut Sean dengan santai seraya merebahkan tubuhnya di samping Vana.

"Kemarin-kemarin aku liat kamu tidur pake baju, emangnnya aja sekarang kamu pengen godain aku," ujar Vana asal tebak.

"Gak usah kepedean, aku enggak suka bocah kayak kamu, jadi ngapain juga aku godain kamu?" ujar Sean dengan telak, lalu ia memunggungi Vana.

"Mimpi indah, Sean jelek. Semoga besok kerjaanya gak ngomel lagi," gumam Vana seraya memunggungi Sean juga.

"Ngaca," sahut Sean dengan suara pelan.

**

Vana tidur terlalu nyaman, sampai-sampai Vana memeluk sesuatu yang hangat dengan erat, rasanya ia tak mau bangun sebelum rasa kantuknya benar-benar habis.

"Udah kenyang tidurnya?" tanya Sean, sontak Vana membuka matanya, dan ia dibuat terkejut dengan pandangan dada bidang Sean tepat di depan matanya, Vana pun segera mengubah posisi menjadi duduk.

Yang bikin Vana terekjut lagi, jam sudah menunjukan pukul 7 pagi, yang artinya mereka akan telat pergi ke sekolah.

"Kenapa enggak bangunin aku? Ahh sial telat!" pekik Vana seraya beranjak dari kasur, lalu memasuki toilet.

**

Vana dan Sean sudah selesai mandi dan berpakaian, kini Vana sedang memakai lipbalm, tiba-tiba Sean meraih sisir di meja depan Vana sambil berkaca di tempat yang sama.

"Van, menurut kamu rambut aku potong enggak?" tanya Sean seraya merapikan surainya yang agak memanjang.

"Potong aja, gak usah banyak gaya rambut ponian kayak oppa-oppa korea," sahut Vana yang membuat Sean menahan tawa.

"Bilang aja aku ganteng kayak orang korea," ujar Sean seraya mnarik pelan surai Vana, sontak Vana memukul bahunya.

"Dih, pede banget," ujar Vana, dan Sean hanya tertawa pelan.

Vana pun meraih tasnya yang berada di atas meja.

"Awas loh kalau kamu ninggalin aku," ujar Vana, dan Sean hanya mengendikan bahunya, ia pun keluar dari kamar dan langsung memakan roti selai nanas yang sudah di sediakan oleh mamanya di atas meja makan.

My Teacher, My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang