Part 1👑

504 24 5
                                    

" OH BURUNG....... ASTAGA!!! " Clorinda tak sadar bahwa saat dia berbalik, dan saat dia menyanyikan lirik 'oh burung' , dia sedang menunjuk titit seseorang.

Sebagian murid di kelas itu menahan tawa, sebagian lagi geleng-geleng kepala, dan sebagian lagi terkejut dan takut melihat laki-laki itu seakan-akan laki-laki tinggi, berkulit putih dengan rambut hitam dibelah samping, gagah, rapi eh ralat sangat sangat rapi saat berpakaian, bermata coklat dan berjam tangan hitam yang tampak cocok ditangan kekarnya yang putih dan badan tegap sempurna itu adalah orang yang disegani.

Clorinda panik dan segera menurunkan tangannya.

Laki-laki itu menunjukkan wajah datarnya. Lalu dia memasukkan kedua tangannya ke saku celananya. Lalu laki-laki itu menatap Clorinda intens dari atas ke bawah.

Merasa risih dengan tatapan laki-laki itu, Clorinda pun menahan napasnya. Laki-laki itu kembali melihat wajah Clorinda.

Laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya sambil menunjuk Clorinda dengan dagunya. Clorinda tidak mengerti dengan bahasa isyarat laki-laki itu.

"Apaan? " tanya Clorinda tak mengerti.

Laki-laki itu tetap mengangkat satu alisnya lalu menunjuk Clorinda lagi dengan dagunya.

" Apa sih? " gumam Clorinda.

Sedangkan murid-murid disana sudah memaklumi sifat laki-laki tersebut.

'kayaknya gue tau kenapa dia gak mau ngomong. ' batin Clorinda. Sesaat kemudian Clorinda menyeringai.

Clorinda pun membuka hp nya lalu mencari aplikasi toko online.

"Pemutih gigi. Ampuh dan cepat. Malu berbicara? No way. Ini juga ada yang terbuat dari daun sirih, atau ini ada juga pengharum nafas bikin pede bicara tanpa bau. Atau ini nih. Suara lo kayak cewek, bro? Gausah khawatir. Beli sekarang. Pembuat suara lebih ngebass. Kamu mau beli gak? Supaya kamu mau bicara dan gak kayak orang bisu gini. "

" Gak. " jawabnya singkat dengan suara ngebass.

" Lah itu bisa bicara. Gigi kamu gak kuning, nafas kamu gak bau, suara kamu.... Em ya lumayan lah ngebass. " kata Clorinda kaget.

Laki-laki itu menatap Clorinda. Bukan karena apa. Tapi karena wajah Clorinda agak asing di matanya.

" Napa? Saya cantik? Yaiyalah masa gak pulak. Kamu terpesona? Iyalah orang saya yang tercantik , " kata Clorinda bangga sambil menghempaskan rambut hitam terurainya yang sedikit ikal.

" Hukum Gravitasi menyatakan bahwa setiap benda yang di lempar ke atas, akan jatuh lagi ke bawah. Hal ini berlaku juga untuk kamu. Dimana kamu yang sombong harus ingat dengan bumi. Jangan lupa tanah saat kamu sedang mengudara. " terang laki-laki itu dengan fisikanya.

" Padahal gue cuma bercanda, loh. " gumam Clorinda sambil geleng-geleng kepala.

" Anak baru? " tanya laki-laki itu.

Clorinda mengangguk.

Laki-laki itu pun menunjuk kursi kosong yang diyakini nya adalah tempat duduk Clorinda dengan dagunya.

"Apaan sih maksudnya?" protes Clorinda.

Laki-laki itu mengulangi bahasa isyarat nya lagi.

"Duduk? " tebak Clorinda.

Laki-laki itu hanya mengangguk. Clorinda pun hanya menurut sambil terheran-heran.

"Saya ditugaskan untuk mengajar salah satu murid di kelas ini ." kata laki-laki itu.

GENIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang