Minggu ini Seongwoo hanya ingin menghabiskan waktu dengan dirinya sendiri. Ia berjalan dengan santainya di mall sambil melihat-lihat etalase.
Seongwoo terdiam untuk beberapa saat ketika melihat sebuah sepatu, ia jadi teringat Woojin.
Seongwoo akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam outlet tersebut, ia tertarik dengan sepatu berwarna putih biru itu. Menurutnya sangat cocok untuk Woojin. Ingin sekali Seongwoo membelinya namun ia tidak tahu ukuran untuk Woojin sendiri.
"Ada yang bisa ku bantu nona ?"
Seongwoo menoleh mendapati seorang pelayan mendekatinya, tertera disana nama dan jabatannya.
"Aa-ah, aku tertarik dengan yang ini. Tapi tidak tahu pasti ukurannya."
"Boleh kutahu untuk usia berapa ?"
"11 sma,"
"Aku tahu ukuran yang pas nona, jadi mau dibungkus ?"
"Benarkah ? Apa akan pas dikenakan ?"
"Tentu. Kau bisa percaya denganku."
"Baiklah, tolong siapkan satu untukku."
"Baik nona."
Seongwoo mengikuti manager toko itu, lalu mengambil dompet di dalam prada ungunya. Seongwoo menatap blackcard yang diberikan Daniel untuknya, menimang-nimang sebentar lalu pada akhirnya ia mengalah untuk menggunakannya.
Seongwoo menyerahkan blackcard tersebut. Selang beberapa menit pesanannya selesai.
"Terima kasih atas kunjungannya nona."
Seongwoo hanya mengulas senyum sambil mengambil alih belanjaannya dan tak lupa pemberian Daniel.
Sekarang ia kembali melihat-lihat. Matanya sibuk memilih-milih baju-baju yang di pajanh di outlet-outlet tanpa memperdulikan tatapan orang-orang yang memandangnya takjub.
----------
Daniel mendesah, lalu menyandarkan kepalanya di kursi sambil menutup matanya. Kalau dipikir-pikir, Daniel kembali di masa remaja. Ia benar-benar terus kepikiran dengan Seongwoonya. Daniel rasanya ingin menghabiskan waktu setiap detiknya dengan wanita manis itu.
Daniel membuka matanya, lalu mengusap layar screenlocknya. Wajah Seongwoo yang sedang menatap ke arah lain saat makan siang 2 hari yang lalu membuatnya tersenyum.
"Kenapa aku bisa tergila-gila denganmu sih Seongwoo !"
Daniel gemas, akhirnya ia memilih menghubungi Seongwoo untuk mengobati rasa rindunya.
"Hallo ?"
"Hallo baby, kau ada dimana ?"
"Rahasia."
Daniel mengernyit, ia lalu beranjak dari kursinya sambil berjalan-jalan kecil di sekitar ruangan.
"Seongwoo-ya, aku merindukanmu."
Suara Daniel begitu rendah, membuat Seongwoo disebrang sana memerah.
"Nanti malam bisa bertemu ?"
"Entahlah, aku akan mengabarimu nan- eoh ! Jonghyun oppa !"
Daniel mengernyit, lalu hendak bertanya namun sambungan diputuskan sepihak. Daniel menatap datar ponselnya, lalu ia terdiam untum sesaat.
Siapa dia ?
Kenapa nada bicaranya senang sekali saat memanggil lelaki itu ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy || ONGNIEL || GS ||
FanfictionSUDAH TERBIT "Woojin, Daddy-nya ..... boleh dong ?"