Seongwoo dan Daniel kembali memainkan peran mereka sebagai Orangtua Woojin.
Woojin bersikeukuh kalau Seongwoo harus ikut mengantarnya ke sekolah. Daniel tentu tidak masalah, bahkan lelaki itu sangat setuju atas permintaan Woojin.
"Apa nanti boleh menggunakan ponsel ?"
"Kurasa boleh setelah makan malam."
"Jangan lupa hubungi Daddy jika terjadi sesuatu oke ?"
"Baik Dad."
Mobil yang dikendarai ketiganya memasuki pekarangan sekolah bertaraf internasional itu.
Yang pertama keluar dari limosin putih itu Daniel, lalu Woojin dan yang terakhir Seongwoo.
Jinyoung yang sudah sampai sedari tadi menghampiri Woojin.
"Hei !"
Jinyoung melampirkan tangannya di bahu Woojin, namun langsung bersikap sopan ketika Daniel datang dan berdiri di samping Seongwoo dengan melampirkan tangannya di pinggang ramping wanita-nya.
"Selamat pagi Tuan dan Nyonya Kang."
"Pagi Jinyoung, bagaimana kabar orang tuamu ?"
"Eomma-Appa baik-baik saja."
Seongwoo mengangguk, lalu mereka semua memperhatikan seorang guru yang berbicara dengan pengeras suara. Oh tidak, itu murni suaranya yang keras.
"Untuk murid kelas 10 dan 11 yang sudah mengetahui bangku dan bus yang akan diduduki harap menempatinya sekarang karena 5 menit lagi kita akan berangkat !"
Ujar guru seni, Jaehwan Ssaem dengan semangat."Dad, eomma aku pergi."
Daniel mengusap rambut Woojin, sedangkan Seongwoo menariknya dalam pelukan.
"Pulang dengan sehat seperti ini oke ?"
"Oke !"
Woojin dan Jinyoung pergi ke dalam bus yang sama sesuai kelas mereka. Daniel mengajak Seongwoo untuk pulang, tapi Seongwoo belum mau karena bus-bus itu semua belum beranjak dari sana.
"Baby,"
"Ah ya baiklah, jja kita pulang."
----------
Seongwoo tiba di apartmennya yang sudah tidak ditempati beberapa minggu bersama Daniel. Hari ini lelaki itu tidak bekerja, karena tubuhnya kembali panas dan flu.
Daniel yang meminta mereka ke apartmen Seongwoo. Setelah sebelumnya membeli beberapa bahan makanan segar, Seongwoo langsung beralih ke dapur.
Daniel menghampiri Seongwoo dengan memeluknya dari belakang, menaruh dagunya di bahu Seongwoo.
"Kalau kau seperti ini, aku tidak bisa memasak Daniel."
"Yasudah jangan memasak."
Seongwoo berhenti memotong, lalu sedikit menjauhkan tubuhnya untuk dapat melihat ke arah Daniel. Daniel yang mendapatkan kesempatan langsung saja menyambar bibir Seongwoo yang baru saja terbuka hendak mengatakan sesuatu.
Lumatan-lumatan pelan yang memabukkan dari Daniel membuat lutut Seongwoo terasa lemas. Jika saja Daniel tidak memeluknya, mungkin ia akan terjatuh.
Daniel merapatkan pelukannya, Seongwoo dapat merasakan kejantanan Daniel yang lama kelamaan mengeras selama ciuman mereka berlangsung.
Daniel membalikkan tubuh Seongwoo, dengan mudahnya mengangkat tubuh Seongwoo dalam gendongannya ala bridal style. Seongwoo mengalungkan tangannya, ia hanya mengikuti ciuman Daniel yang sangat membuatnya ingin dan ingin lagi, dan kali ini terasa lebih hangat mengingat Duda beranak satu itu kembali demam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy || ONGNIEL || GS ||
FanfictionSUDAH TERBIT "Woojin, Daddy-nya ..... boleh dong ?"