Suasana pertemuan besar yang sudah mencekam sejak awal menjadi bertambah ketika tiga klan besar Sitzea menolak hadir dan memilih untuk mengirimkan pasukan mereka lebih dulu ke wilayah Timur Hughes tanpa izin dari Signore. Salah satu dari tiga klan itu adalah Vheros.
Signore memasang wajah marah sepanjang jalannya pertemuan, membuat para tetua dan para bangsawan menunduk dalam-dalam, mendoakan keselamatan mereka masing-masing. Bukan hanya karena Raja mereka itu sedang dalam suasana buruk, tapi juga karena Signore telah memenggal satu kepala pagi ini—tepat di depan mata mereka semua.
"Apa ada yang ingin berpendapat mengenai masalah ini?" Frodie memecah suara di keheningan yang mencekam.
Semua bergeming. Tidak ada satu pun yang menanggapi. Bahkan meskipun itu seorang Haris atau Wilzay—semuanya sama-sama memilih untuk diam dan membiarkan pertemuan itu mengalir tanpa hambatan. Tidak. Yang cocok ialah seperti danau yang tenang, tanpa riak air sedikitpun.
Frodie menyapu pandangan sekeliling. Semua benar-benar berada di bawah kendali Signore. Tidak ada satu pun dari mereka yang berani menatap Signore terang-terangan setelah Chuck kehilangan nyawanya pagi ini. Meskipun tadinya mereka sama-sama mendebat Signore karena ketidaktegasan pria itu pada Vheros. Dan ... pertunjukan Chuck lebih dari cukup untuk membantahnya, tanpa perlu mengeluarkan sepatah kata.
Sebenarnya diam mereka justru membuat suasana Signore semakin buruk. Sejak pagi mereka terus berkicau seperti burung bangkai yang tidak menemukan bangkai untuk dimakan, dan lenyap seketika hanya karena seekor Singa telah memangsa Ular tepat di depan mereka.
"Apa di sini masih ada yang akan mendebat keputusanku?!" Suara Signore meledak dalam ruangan. Mahkotanya sedikit bergoyang saat dia mencondongkan badan ke depan.
Semua anggota pertemuan serentak meletakkan tangan kanan mereka di dada. "Hos!-Tidak!"
Signore melihat Frodie yang menganggukan kepala, tanda persetujuannya.
"Atas nama kerajaan Sitzea, mulai hari ini Vheros akan dibekukkan. Gustavson akan kembali menempati kejayaannya seperti semula. Perlakukan mereka dengan baik ...." Signore memberi jeda sebentar untuk mengecamkan kata-kata selanjutnya di tiap telinga anggota pertemuan. "Sebagai pengkhianat!"
"Tras!-Ya!"
"Bagaimana dengan bangsawan lainnya?" Wilzay bertanya cepat, selagi suasana ramai dan ia merasa pertanyaannya tidak akan memperburuk suasana.
Signore menatap tajam Wilzay. Dia tersenyum tenang. "Dalam perjalanan."
***
"Aku tidak meragukannya lagi," ucap Scott tiba-tiba.
Pertemuan mencekam tadi sudah berakhir cukup lama, menyisakan Signore dan Frodie di ruangan untuk membahas lebih lanjut mengenai siapa-siapa saja yang loyal terhadap Raja Sitzea, bukan terhadap kerajaannya. Setiap orang loyal terhadap negerinya, tapi bukan berarti mereka juga loyal terhadap pemimpin negeri mereka.
"Meragukan apa?" tanya Frodie tanpa melihat Scott yang baru memasuki ruangan.
"Julukan Sig," balas Scott lugas. Dia melompat dan menduduki meja, hal yang sejak dulu sering ia lakukan. "Peti tadi. Itu membenarkan rumor mengenai julukanmu, Sig. Bukan Sang Penguasa Kegelapan."
Signore mendongak dan menengok. Tatapannya mempertanyakan kelanjutan pernyataan Scott.
"Los tvavche, istilah untuk kepercayaan membunuh."
"Er, rasanya baru kali ini ku dengar." Frodie berpendapat.
"Dunia luas, Odie. Sudah berapa lama kau tidak piknik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SIGNORE
FantasySignore atau Sig, putra tunggal Sitzea, kerajaan terkuat di dunia bawah. Tumbuh menjadi anak ceria, periang, ramah, dan baik hati. Signore jatuh cinta pada seorang bayi perempuan di umurnya yang masih 10 tahun. Dia menghabiskan waktu setiap saat han...