Malam Pertemuan
"Pertemuan ini kita mulai dengan laporan dari tiga klan besar." Frodie menaruh berkas laporan di hadapan Signore. "Silahkan dimulai, Tuan Lovias."
Seorang pria jangkung dengan kisaran umur 30-an berdiri dari kursi, memberi penghormatan resmi pada Signore dan mengangguk pada setiap anggota pertemuan. "Saya Haris Dry Lovias, pengawas ekonomi dan pembangunan Sitzea. Saya bersumpah atas nama keluarga saya pada Raja Signore Vi Azazel Sitzea, bahwa laporan yang saya sampaikan pada malam ini adalah benar adanya."
Signore menjauh dari sandaran kursi dan duduk tegak menatap tajam Haris. "Silahkan, Tuan Lovias."
"Pembangunan Sitzea sudah mencapai tahap akhir, hanya tinggal pembangunan di distrik sungai Nift. Kendala kita saat ini adalah keinginan para penduduk di sana yang meminta agar mansion keluarga Gustavson tidak digusur, mereka meminta agar mansion itu dibangun kembali. Saya ingin mengirim—"
"Lakukan," potong Signore. Frodie dan Zaghi melirik bersamaan ke arah Raja muda Sitzea itu.
"M-maaf, Yang Mulia?" Haris bertanya dengan ekspresi tidak percaya.
"Lakukan pembangunan distrik itu dan mansion keluarga Gustavson. Aku ingin keduanya selesai akhir bulan ini," ucap Signore tegas sambil menatap satu-satu wajah anggota pertemuan. "Tidak ada yang membantah. Baiklah, Haris, jika kau kekurangan biaya kau bisa membuat proposal langsung pada Tuan Riculac. Mengerti?"
Haris membungkukkan badannya dengan satu tangan menyilang di dada. "Yes, your highness!"
"Lanjutkan," titah Signore.
"Beberapa waktu yang lalu kita sempat mengalami krisis persenjataan dan bahan makan, tapi berkat penyerangan ke wilayah Timur Hughes, kita bisa menutupi masalah tersebut untuk seminggu ke depan. Para "pencetus" kini sedang berusaha membuat mesin yang bisa mengatasi hama-hama yang menyerang pertanian dan kebun." Haris melambai, memberikan perintah bisu pada pengawalnya yang memegang laporan. "Intinya, kita sudah mengatasi beberapa masalah ekonomi untuk sementara waktu, namun bukan berarti kita sudah bisa lega."
Raut wajah Signore berubah menjadi lebih dingin dan gelap. "Apa Anda masih belum memiliki solusi yang lebih cepat dan baik. Masalah ini akan semakin besar jika tidak segera ditangani."
"S-saya tahu, Yang Mulia. T-tapi... jika Yang Mulia menginginkan kestabilan ekonomi, kita harus melakukan invasi ke kerajaan terdekat. Dengan—"
"Kau tidak dengar titahku, HARIS?!" Pria jangkung itu gemetar mendapati mata hitam Signore yang menggelap saat menatapnya. "TEMUKAN SOLUSI, BUKAN MENGINVASI KERAJAAN LAIN."
"S-saya mengerti," cicit Haris. Pria itu sudah tidak bisa lagi merasakan kakinya, terlalu takut dan gemetar saat suara berat Signore membentaknya. Haris jatuh terduduk kembali ke kursinya.
"Belum waktunya," lirih Signore yang hanya mampu didengar Frodie. Zaghi dan Avilio memang tidak mendengarnya, tapi mereka mampu membaca pergerakan bibir Signore.
Setelah Haris kembali duduk, Frodie berdeham pelan dan melanjutkan laporan berikutnya. "Tuan Riculac, silahkan laporan Anda."
Pria berambut biru gelap berdiri dan melakukan penghormatan yang sama dengan Haris tadi. Pria itu lebih tua beberapa tahun dari Haris, hanya saja wajahnya masih muda seperti Zaghi.
"Saya Wilzay Go Riculac. Pengawas keuangan kerajaan Sitzea. Saya bersumpah atas nama keluarga saya pada Raja Signore Vi Azazel Sitzea, bahwa laporan yang saya sampaikan pada malam ini adalah benar adanya."
"Silahkan, Tuan Riculac."
Wilzay mengangguk hormat. "Keuangan kita semakin hari semakin krisis. Penyerangan ke wilayah Timur Hughes merupakan pengeluaran terbesar kita semenjak kerajaan kita diserang. Maaf, Yang Mulia, tapi saya menyarankan kita melakukan barter pada Hughes. Biarkan mereka menebus tawanan dengan sejumlah keping emas. Bukan saya meragukan, tapi tidak lama lagi kita akan hancur dari dalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
SIGNORE
FantasíaSignore atau Sig, putra tunggal Sitzea, kerajaan terkuat di dunia bawah. Tumbuh menjadi anak ceria, periang, ramah, dan baik hati. Signore jatuh cinta pada seorang bayi perempuan di umurnya yang masih 10 tahun. Dia menghabiskan waktu setiap saat han...