•• D E L A P A N •• Bagian 5

288 44 2
                                    

Sejak ditemukannya boneka Matsuri yang terlihat mengenaskan di keran wastafel, sejak itu juga batang hidung Matsuri belum keliatan.

Mereka syok.

Parah.

Kaget.

Banget.

Mereka gak ada yang lapor ke pengawas asrama. Masih milih bungkam untuk saat ini. Bahkan jam sudah menunjukkan kalau 30 menit lagi kelas akan dimulai, namun satupun dari mereka belum ada yang siap. Belum ada yang mandi. Nyentuh gagang pintu kamar mandi aja gak berani.

Mereka mencoba menghubungi Matsuri melalui Instagram, karena cuman itu akun yang mereka tau. Sakura menggeledah tas serta lemari yang Matsuri kenakan. Bajunya masih banyak. Kayak beberapa hari yang lalu.

"Jawab, siapa yang bikin kayak beginian? April mop udah lewat, kan?" tanya Hinata, ragu. Menatap temannya satu persatu. Ia sudah terduduk di kasur Matsuri yang sudah dibuat berantakan olehnya.

"Matsuri juga kemana, sih?"

"Gak mungkin Matsuri, kan? Itu boneka kesayangannya setau gue."

"Dan gue harap itu gak ada hubungannya sama Matsuri."

"Lebih baik kita cepet lapor ke pengawas, biar masalahnya gak jadi kemana-mana," usul Hinata.

Semuanya hening. Saling tatap.

Mempertimbangkan apakah ini sebuah keputusan yang tepat.

"Gue ikut." Temari berdiri. Memecah keheningan.

Menyusul Hinata ke depan pintu.

"Kalian berdua di sini aja. Pastiin gak ada orang lain yang masuk ke kamar kita." Titahnya sebelum menarik Hinata pergi.

Sakura dan Ino yang duduk bersebrangan saling tatap sesaat.

Pikiran mereka kalut. Walau itu hanya boneka, tetap saja membuat mereka takut. Ditambah lagi dengan Matsuri yang tidak terlihat di pandangan mereka.

Situasi hening itu pecah ketika salah satu dari dua gadis berambut cerah mengatakan pendapatnya.

"Menurut gue, pelakunya orang dalam."






Plaakkk!


•• D E L A P A N ••

"Kak," Hinata menahan lengan Temari yang hendak membuka pintu kamar mereka. Menghasilkan tatapan bertanya dari wajah Temari yang terlihat tenang di keadaan yang membuat pikiran mereka kalut.

"Kenapa tadi gak ceritain semuanya ke Anko-san?"

Iya. Mereka baru pulang sehabis melapor ke Anko-san tentang semua yang terjadi. Lebih tepatnya hanya Temari yang melapor sedangkan Hinata ia suruh diam selama yang lebih tua berbicara.

Menceritakan semua yang terjadi, kecuali masalah boneka maroon Matsuri yang masih tergantung mengenaskan di atas wastafel.

Temari sama sekali tidak menyinggung masalah boneka itu. Membuat Hinata mengerutkan keningnya kala itu. Memberi kode Temari melalui matanya untuk menceritakan semuanya namun tak di gubris Temari.

"Biar itu jadi rahasia kita aja. Gue gak mau bikin sekolah geger. Bentar lagi Matsuri juga bakal balik terus nangis karena nemuin bonekanya rusak. Percaya sama gue, Hin."

•• D E L A P A N ••

"Jadi, sekarang mau kita apain bonekanya Matsuri?"

8 [Discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang