Prolog

832 102 20
                                    

Dunia memiliki segala sisi misterinya, ada yang telah terpecahkan namun tidak sedikit pula yang masih menjadi rahasia. Semua hanya di dasarkan oleh kata-kata semata, tidak ada bukti kejelasan yang konkrit untuk menyebarluaskannya.

Pada dewa, segolongan pack serigala itu melolong berulang-ulang. Memuja betapa beruntungnya pack mereka yang baru saja menyambut bayi serigala yang lahir.

Lucu sekali, berwarna abu-abu terang, dengan gonggongan kecil yang lucu.

Bukan tanpa sebab kelahiran bayi itu sangat di istimewakan, selain bayi dari alpha pemimpin pack tersebut, bayi itu juga merupakan omega terpilih yang sangat suci. Belum pernah sekalipun, di dalam pack diberikan anugerah terindah dari Dewa.

Semua melolong, semua bahagia, omega kecil yang sangat suci, akan tumbuh menjadi omega kebanggan pack, anak kesayangan para orang tua serigala manapun, kesayangan Dewa.

Sesuatu yang sangat ditunggu itu akhirnya telah lahir.

Serigala menggemaskan itu tumbuh dengan cepat juga pandai untuk ukuran omega. Berbondong-bondong para alpha mengejarnya untuk menjadikannya mate, namun ia menolaknya dengan halus.

Tidak ada yang berani menyakitinya, karena sama saja dengan bunuh diri. Hei, omega itu benar-benar dilindungi dewa!

Lama berjalan, omega itu kemudian berhenti dan melihat ke arah alpha di depannya dengan wujud wolfnya yang gagah.

Ia berubah dengan perlahan kemudian berdiri tegak menatap omega sucinya.

"Hei, Jaejoong-ah."

Omega bernama Jaejoong itu hanya diam, kemudian bibirnya menarik ke arah berlawanan—tersenyum, menubruk tubuh yang lebih besar darinya sembari menangis.

"Aku kira kau mati, aku kira kau tidak selamat."

Yang lebih tinggi hanya tertawa, memeluk kembali sang omega. "Aku sudah berjanji akan kembali bukan?"

"Ya, hahaha bodohnya aku tidak mempercayaimu."

"Harusnya kau percaya, mate."




"Aku tidak mau dia dimiliki siapapun, anakku hanya milikku. Dia akan tetap hidup."





Terkesiap, serigala berwarna putih itu terbangun dari tidurnya. Ya, harusnya bulunya memang putih bersih, hanya saja kini telah terhiasi beberapa noda tanah yang membuatnya kotor.

Perlahan namun pasti ia berjalan ke sungai tak jauh dari tempatnya tertidur, melihat dengan pasti wujud manusianya. Seorang laki-laki dengan rambut berwarna coklat manis dengan beberapa luka kecil di pipinya. Pantulannya menatap nanar, ia tak kuasa lagi untuk bercermin.

Kaki serigala itu perlahan turun, masuk ke dalam sungai guna membilas tubuh kotornya agar tidak lagi memiliki dua warna.

Dalam air sungai ia berpikir keras, bagaimana bisa ia memiliki mimpi sekejam itu?

Hampir saja ia tertidur apabila seorang lelaki tua yang muncul di tepi sungai tidak memanggilnya.

"Yoon Jeonghan!"

OASISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang