Bagian 6

706 78 34
                                    

Kabar kematian beberapa omega dan alpha di karantina menyebar dengan luas. Pack yang menititpkan omega juga alpha mulai khawatir, berpikir untuk menarik kembali anggota mereka dan menunda karantina hingga purnama berikutnya, banyak sekali orang yang menghilang dari sebelumnya.

Kebanyakan mati, dan lainnya dibawa pulang oleh pack masing-masing. Namun ada juga yang bertahan di sana, semata demi mate mereka. Omong-omong soal mate, banyak juga dari mereka yang kehilangan mate kearena kejadian kemarin. Membuat mereka terpukul terlalu dalam.

Jeonghan adalah salah satu dari omega yang khawatir, mereka tidak diperbolehkan bertemu dengan alpha mereka lagi. Maka ia selalu memikirkan serigala cokelat yang menyapanya, tanpa peduli tubuhnya semakin kurus karena tidak menginginkan apapun selain alphanya. Hal serupa dialami oleh omega yang lain, pasrah menunggu panitia karantina segera menyelesaikan hal ini.

Sial sekali, ia terdaftar sebagai omega yang belum memiliki mate karena kecerobohannya tidak mendaftarkan alphanya.

Sial lagi karena ia tidak tahu nama alphanya dan bagaimana wujud manusianya.

Kepalanya sakit, dan ia mencoba untuk tenang sekali lagi. Banyak omega yang menjauhinya karena ia tidak memiliki mate, padahal ia bersikap baik pada mereka. Bahkan Ren, teman baru yang sangat dekat dengannya.

‘Ini memang salahku, aku harusnya mati.’

Batinnya meraung sedih, ia berlari tanpa memedulikan dirinya sendiri. Meninggalkan daerah karantina dengan air mata yang terus merembes keluar mata indahnya. Ia tidak bermaksud ia tidak sengaja. Ia butuh alphanya untuk tenang.

AAAUUUUU!!!”

Lolongan Jeonghan termasuk keras, ia melolong dengan wolfnya, dengan sedihnya, dengan segala keputus-asaannya.

Ia merasa ada orang lain di sekitarnya, tepat ketika Jeonghan membalikkan tubuhnya ia melihat alphanya. Si serigala coklat yang mengisi kepalanya.

“Kau...”

“Mengapa kau menangis? Mengapa kau berada di sini?”

Jeonghan tak mengerti ketika ia mendekat untuk mengikis jarak keduanya, mata serigalanya merekam dengan baik bagaimana rupa alphanya.

“Siapa kau?”

“Jika kau tahu, kau tidak akan menginginkanku.”

Jeonghan mungkin bisa naif, ia juga yakin bahwa bila alpha di depannya tahu siapa Jeonghan yang sebenarnya ia akan menjauh.

“Ini lucu.”

“Ya, kita lucu.”

“Kita mungkin tidak cocok.”

“Bagaimana kita mencoba menerima satu sama lainnya?”

“Aku pembunuh.”

Kalimat terakhir Jeonghan diucapkan dalam rupa manusianya yang terduduk dengan kepala menghadap ke tanah. Dengan air mata yang terlihat jelas. Dengan senggukan napas yang sulit.

“Aku juga.”

Suara itu─

“Kau!”

“Aku sudah bilang kau tidak akan mau menerimaku, ini sudah tidak akan berjalan baik. Aku pergi, kau bisa mencari alpha lain. Dan aku bisa mencari omega lain.”

Dengan cepat cekalan tangan itu mampir di bagian kanan Seungcheol. Keduanya membulatkan mata, terlalu terkejut dengan sensasinya. Gelenyar aneh itu ada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OASISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang