Sejak pagi ayana hanya memegangi perutnya yang terasa sakit dan melilit, dia kebingungan harus melakukan apa, apalagi sekarang dia sedang berada di negara orang, kakinya masih terasa sakit dan lengannya juga masih di gip. Dia ingin menacri bantuan keluar tapi tadi hanz melarangnya untujk keluar dan pembantu yang bekerja di rumah ini juga entah hilang kemana sejak pagi.
"Sssss perutku sakit, hanz tolong aku" wajah ayana sudah pucat pasi karena menahan sakit.
"Kakak tolong aku" ayana merasa pandangannya mulai buram hingga akhirnya dia pingsan dan tergeletak di lantai kamar.
"Ayana" panggil hanz saat baru sampai di rumahnya.
"Ayana kau dimana" panggil hanz lagi,tapi nihil tak ada sahutan sama sekali. Hanz membuka pintu kamar ayana dan terkejut melihat ayana yang tergeletak dilantai."Ayana hei ayana,bangun ayana" hanz menidurkan ayana di kasur dan langsung memeriksanya.
Hanz menatap teni pembantunya yang sudah ia beri tanggung jawab untuk menjaga ayana dengan tatapan marah dan kesal.
"Kemana saja hah kau seharian ini, sehingga ayana sakit saja tidak ada yang mengetahuinya bagaimana kalau dia mati hah" teriak hanz sambil melempar uang ke arah teni.
"Ambil uang itu dan jangan pernah kembali kemari" teni terlihat sangat ketakutan,selama ini dia memang bekerja malas,dia bekerja rajin jika di depan hanz saja.
"Ayang" panggil ayana dari dalam kamar, hanz langsung berlari ke arah kamar.
"Ada apa hah" hanz mendudukkan ayana dan menyandarkannya du kepala ranjang.
"Aku ingin ke toilet,rasanya aku mau muntah" hanz membopong ayana ala bridal style.
"Ayo keluarkan semuanya agar perutmu merasa lebih baik" ayana mengeluarkan semua isi perutnya yang terasa mual,dengan sabar hanz menunggunya sambil mengelus pelan punggung ayana.
"Sudah" ayana mengangguk kemudian hanz membopongnya lagi dan mendudukannya di sofa.
"Apa kau alergi sesuatu" tanya hanz sambil mengusap mata ayana yang mengeluarkan air.
"Aku alergi ikan asin,tapi seingat ku aku tidak makan itu" ayana mengingat makanan yang ia makan tapi memang tidak ada campuran ikan asinnya.
"Kau tidak tau ya kalah makanan semalam itu mengandung ikan asin, harusnya kau merasakannya itu" semalam ayana memang makan banyak tapi dia tidak tau sama sekali kalau itu ada kandungan ikan asinnya.
"Maaf ya aku selalu merepotkan mu, aku memang sedikit sulit jika hidup bersama orang lain karena biasanya kakak yang akan mengatur semuanya, aku jarang sakit tapi aku memang akan langsung bereaksi jika makan ikan asin" lirih ayana pelan.
"Aku tidak merasa di repotkan jadi jangan mengatakan itu,sudah sekarang kamu makan dulu ya, dan besok kita akan kembali ke indonesia karena aku takut terjadi sesuatu lagi padamu" hanz pergi begitu saja setelah menyimpan makanan untuk ayana,dan hal itu sudah membuat ayana bersalah.
"Apa dia marah padaku" batin ayana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love A Crazy Doctor
Romanceprofesi sebagai dokter adalah hal yang paling membahagiakan bagi seorang ayana abigail,karena itu adalah impiannya sejak kecil yaitu menjadi dokter bedah. Dan yang lebih membahagiakan lagi dia bisa bekerja di salah satu rumah sakit swasta yang sang...