Hanz mendorong kursi roda yang di duduki ayana, hari ini dia sudah diperbolehkan pulang setelah satu minggu di rawat dan keadaannya pun sudah mulai membaik.
"Ini rumah ayang ya" tanya ayana sambil memperhatikan rumah yang sudah membuatnya masuk rumah sakit.
"Iya aku membeliny satu tahun yang lalu" jawab hanz yang baru datang dari dapur.
"Ini mium dulu obatnya" hanz menyodorkan obat dan air minumannya,tapi ayana malah menepisnya.
"Kenapa" tanya hanz.
"Aku tidak mau minum obat lagi, itu rasanya pahit tau" hanz bingung dengan tingkah ayana belakangan ini yang manja pada dirinya."Tapi kau harus meminumnya agar cepat sembuh,lagian kan kau ini seorang dokter tapi kenapa harus takut minum obat" ledek hanz.
"Pokoknya aku tidak mau,aku tidak suka,kau saja yang makan" hanz mendapatkan ide saat ayana mengatakan itu,hanz memasukkan semua obat ke dalam mulutnya kemudian dia meminum air.
"Heh apa yang kau lakukan" hanz menarik tengkuk ayana dan menempelkan bibirnya,dia menyalurkan obat yang ada di dalam mulutnya ke mulut ayana,dengan terpaksa ayana menelan obat itu.
"Kau ini curang" ayana mengusap bibirnya yang basah dengan air liur hanz,dia mengingat kembali adegan yang ia lihat saat itu.
"Jadi begini ya rasanya,ih jijik banget" ayana mengedikkan bahunya beberapa kali.
"Apanya yang menjijikkan" tanya hanz penasaran dengan ucapan ayana barusan.
"Hal yang ayang lakukan barusan, waktu itu ayang juga melakukannya kan dengan wanita lain,apa wanita itu juga sedang minum obat ya" hanz membulatkan matanya mendengar ucapan ayana,hanz pikir ayana tidak melihat adegan itu.
"Jadi kau melihatnya" hanz sangat penasaran dengan reaksi ayana sekarang,apakah dia akan marah atau tidak padanya.
"Tentu saja,tapi wanita itu mengeluarkan suara seperti ini nggghhh,padahalkan aku tidak, asalkan ayang tau saja ya,aku terpeleset karena melihat itu, menurut ku itu sangat menjijikkan jadi aku berniat pergi tapi sayang kakiku malah terpeleset" ucap ayana polos. Hanz lupa kalau ayana itu sangat polos jadi bagaimana bisa dia marah.
"Lalu bagaimana menurut mu saat kau merasakannya sendiri"goda hanz.
"Mmm rasanya" ayana tampak berfikir sejenak membuat hanz penasaran dengan apa yang akan di ucapkan ayana.
"Tentu saja menjijikkan tapi tidak semenjijikan yang aku lihat saat itu" hanz tertawa setan ke arah ayan kemudia mendudukkan ayan di sofa.
"Apa kau ingin mencobanya juga denganku" hanz menaik turunkan alisnya.
"Heh tentu saja tidak,aku kan sudah bilang kalau itu sangat menjijikkan" hanz semakin tersenyum setan mendengar penolakan ayana. Dia mendekatkan wajahnya dan langsung menarik tengkuk ayana dan menciumnya rakus, ayana terus berontak karena dia merasa kehabisan napas.
"Hah hah kau ingin membunuh ku ya, ah kakak tolong aku" teriak ayana yang membuat hanz malah semakin gemas padanya.
"Kakak mu tidak akan mendengarnya, silahkan saja berteriak sekeras mungkin" ledek hanz sambil mencubit hidung ayana.
*****
"Kapan dia akan pulang" tanya akenzi pada yuni karena yuni memberi kabar kalau ayana tidak akan cepat pulang."Entahlah aku juga bingung,tapi dokter hanz bilang masih banyak pekerjaan yang harus mereka lakukan di sana" jawab yuni. Hanz memang bertujuan membawa ayana ke malaysia karena ada pekerjaan yang harus di urus karena kinerja ayana yang cukup bagus tapi karena kondisi ayana yang seperti sekarang hanz terpaksa harus bekerja sendiri tanpa sepengetahuan ayana.
"Sekarang mereka ada di mana" tanya akenzi lagi,dia sudah sangat merindukan adiknya itu,dia ingin mendengar suaranya tapi hp ayana tak pernah aktif semenjak dia pergi.
"Katanya mereka sedang ada di rumah sakit yang ada di kuala lumpur malaysia"
"Apa kuala lumpur,tapi kau bilang mereka ada di bandung" tanya akenzi terkejut.
"Entahlah aku juga bingung,kemarin dokter hanz menelponku untuk memberitahu mu tentang masalah ini" akenzi jadi penasaran siapa sebenarnya dia itu,seenaknya saja membawa adiknya itu pergi tanpa pamit padanya.
Akenzi mengambil hp nya yang bergetar dari dalam sakunya,matanya membulat saat nama siapa yang tertera di sana,dengan cepat akenzi mengangkatnya.
"Halo bigi,kemana saja kau selama ini hah,kenapa tidak memberi kabar,aku khawatir padamu tau,kapan pulang" yuni tertawa mendengar pertanyaan beruntun akenzi.
"Kakaaak satu-satu,aku pusing tau" teriak ayana dari seberang sana.
"Maaf,bagaimana kabar mu disana hah""Baik kakak,bagaimana kabar kakak dan kak yuni" bohong ayana,dia tidak ingin membuat kakaknya itu khawatir.
"Baik,kamu kapan pulang" akenzi sangat ingin melihat wajah adik mungilnya itu.
"Bagaimana kalau kita video call saja" ayana kebingungan harus menjawab apa,jika dia bilang mau maka kakaknya itu akan tau kondisinya.
"Ah tidak bisa kakak,lagian aku harus menutupnya sekarang,aku harus ada operasi,dan sepertinya aku masih agak lama di sini,bye kakak,tolong sampaikan salamku buat mbak yuni kalau kalian ketemu"
"Tapi..."
Tut tut tut
Ayana sudah menutup telponnya terlebih dulu."Dasar anak ini" kesal akenzi karena ayana memutuskan sambungannya secara sepihak.
"Sekarang kamu sudah tenangkan, jadi tidak perlu khawatir lagi, ya sudah aku pergi dulu ya" akenzi hanya mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love A Crazy Doctor
Romansaprofesi sebagai dokter adalah hal yang paling membahagiakan bagi seorang ayana abigail,karena itu adalah impiannya sejak kecil yaitu menjadi dokter bedah. Dan yang lebih membahagiakan lagi dia bisa bekerja di salah satu rumah sakit swasta yang sang...