KEMBALINYA NENEK LAMPIR (Sudah Revisi)

25.4K 1.4K 14
                                    

Mata wanita itu mengerjap-ngerjap, silau! Ia mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Arghh! Putih. Semuanya bernuansa putih. Ia sudah menduga bahwa ia berada di rumah sakit. Lagi.

Kepalanya terasa sangat pening. Ia mencoba menggerakkan tangannya yang bebas dari infus. Berat. Kenapa tangan gue rasanya berat banget? Ia menunduk ke arah tangannya. Ia terkejut bukan main, mengapa ada seorang laki-laki yang dengan beraninya menggenggam tangannya. Sedangkan lelaki itu tertidur dengan nyenyaknya dengan kepala yang disandarkan ke kasur.

"Wuaaaaa...!!!" Azka langsung spontan berteriak saat menyadari tangannya di genggam oleh seorang pria. Pria itu terlonjak kaget. Ia memegangi dadanya, dapat di pastikan jantungnya bereaksi lebih cepat dari biasanya.

"Dok-dokter. Kenapa disini?" Tanya Azka kaku. Azril mengangkat satu alisnya. Ia heran setengah mati.

"Sudah pasti menemani kamu." Jawab Azril.

"Kenapa dokter? Kenapa bukan kak Ridwan? Kak Ridwan mana? Atau jangan-jangan dokter telah melakukan sesuatu kepadaku?" Mata Azka melebar. Ia dengan segera menyilangkan tangannya di depan dadanya.

Kening Azril mengerut. Namun sedetik kemudian kerutan itu menghilang digantikan senyum hangat. "Karena saya suami mu, Azka." Jawab Azril masih dengan senyuman hangatnya.

"Su-suami?" Tanya Azka lebih tepatnya kepada dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia melupakan sebuah fakta yang menghancurkan hidupnya.

"Iya." Jawab Azril. Azka menghembuskan nafasnya kasar. Sudah ia duga bahwa hal buruk akan terjadi di masa depannya nanti.

"Ngapain lo masih disini? Mending lo sekarang pergi!" Nada suara dan caranya berbicara berubah 180 derajat. Ia menampakkan muka tak suka kepada Azril.

"Saya ingin menemani istri tersayangi." Ucap Azril enteng.

"Tersayang pala lo peyang! Lo aja ngehancurin hidup gue. Mana bisa lo bilang kalau gue istri tersayang lo!" Sinis Azka.

"Bisa!" Seru Azril. Dengan gerakan cepat, ia mengecup pipi kanan Azka singkat. Mata Azka membulat sempurna. Bisa-bisanya lelaki itu merebut ciuman pertamanya.

"Sekarang kamu percaya kalau kamu istri tersayang saya, kan?" Tanya Azril dengan senyum menyebalkan yang tak pernah luntur.

"Lo gila ya! Argghh! Lo bikin gue darah tinggi! Bisa-bisanya lo melakukan hal tidak senonoh. Kita bukan MUKHRIM!" Tegas Azka.

"Kita emang bukan mukhrim tapi kita sudah menjadi makhrom. Karena saya sudah menikahi kamu. Kamu ingat itu kan?" Jawab Azril enteng.

"Apapun itu gue nggak peduli. Pokoknya..." belum selesai Azka berbicara, dengan secepat kilat Azril mengecup pipi Azka lagi untuk menghentikan Azka berbicara.

"Kamu itu wanita. Nggak baik terlalu banyak bicara." Ucap Azril.

"Azril! Balik nggak lo!" Teriak Azka dari dalam kamar. Secepat kilat Azril berlari terbirit-birit keluar dari kamar Azka. Istrinya itu mirip sekali dengan nenek lampir.

🐥🐥🐥

Jangan lupa vote and comment. Karena itu berarti untukku.

Azka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang