YUKKI POV
Kulihat tanganku lekat lekat, sekarang aku bukanlah manusia. Ah... Apa yang harus kukatakan pada ayah nanti? Bagaimana ini?
"Yukki... maafkan aku..." Kata Kaname sambil memegang pundak ku dan mengelusnya.
"Mm.. Lupakan... Lagipula, aku sudah tak bisa kembali lagi seperti semula bukan? Kaname kun aku takut..." respon ku sembari menutup wajahku.
"Takut? Takut kenapa??" tatap nya heran.
"Aku... Aku takut kalau Zero membenciku.."
"Yukki... Aku mengerti perasaanmu.. Tapi, aku yakin... Zero pun pasti akan mengerti juga." kata Kaname yang terlihat tenang.
Setelah itu, kami berdua pun segera pergi ke tengah hutan untuk berburu. Mungkin Kaname ingin menyimpan stok makanan untuk besok lusa, kami pun berlari secepat kilat dan melompati setiap dahan pohon besar yang kami lewati. Kulihat, ada harimau yang akan menerkam seekor rusa. Kaname pun memberi kode padaku agar segera bersiap siap. Namun, aku masih belum mengerti apa yang harus dilakukan.
"Kaname kun... Aku, tak mau melakukannya.. Aku takut..." Ucapku perlahan. Lalu Kaname pun mengiyakan dan menyuruhku untuk terdiam di dahan pohon yang sedang kami singgahi ini. Dengan gesit, Kaname pun langsung melompat ke arah sang harimau dan menancapkan kukunya ke leher hewan buas itu. Seketika, harimau itu mati. Sementara rusa itu berlari.
"Yukki! Ayo kembali ke rumah!" teriak Kaname dari bawah sana. Akupun mengiyakan dan pergi lebih dulu. Aku melompati dahan itu secepat mungkin.
Tiba tiba, aku melihat Ichiru yang sedang memakan beberapa helai daun di bawah sana. Ia terlihat sedih, akupun khawatir padanya. Kuhampiri dia secara perlahan.
"Ada apa?" tanya Ichiru dingin.
"Ah tidak... Aku hanya melihatmu kesepian... Kau tak apa?" jawabku sembari pura pura tak memperhatikan Ichiru.
"PERGI KAU! ATAU KAU AKAN KUBUNUH!!" Teriak Ichiru tiba tiba. Dengan berat hati, aku pun meninggalkannya.
Aku pun melangkah dengan gontai menuju arah kamarku. Dan saat sampai, aku pun membaringkan diri di ranjangku. Kurebahkan tubuhku. Aneh. tubuh ini tak terasa lelah sama sekali. Padahal aku telah melakukan aktivitas sangat banyak. Ya, aku tau... Aku sekarang bukan manusia, dan aku rindu dengan wujudku sebelumnya.
Kupejamkan mataku. Kubayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi, rasanya sangat sulit untuk membayangkan itu semua. Ah, aku lebih betah wujudku yang sebelumnya."Yukki?" tiba tiba Kaname masuk kedalam kamarku dan menghampiriku.
"Eh? Kenapa Kaname kun?" tanyaku yang agak kaget karena sebelum dia datang, aku tak mencium kehadirannya.
"Sudah saatnya makan malam. Kenapa kau tak turun kebawah?" jawab Kaname dengan heran dan duduk disebelahku.
"Oh... Aku tak lapar, aku masih kenyang hehe.." Kaname pun segera meninggalkanku. Dan saat Kaname meninggalkanku, ia menutup kan pintu kamarnya dengan perlahan. Segera aku merubah posisi telentangku menjadi posisi duduk. Dan aku pun langsung menuju meja rias yang ada di sudut kamar.
Kulihat bayanganku, wajahku terlihat lebih pucat dari sebelumnya. Kulitku dingin. Perlahan, aku pun merapikan rambutku yang terlihat berantakan, lalu menangis. Aku sangat ingin kembali ke wujud lama aku. Aku tak betah menjadi vampire. Kumohon, kembalikan aku seperti semula.
"Yukki!!!" tiba tiba, Kaname masuk dan seketika pintu pun terbanting. Aku pun kaget dan menengok kesana.
"Kenapa kau menangis?!" tanya Kaname sambil menghampiriku. Entah kenapa, semakin ia bertanya... Aku semakin takut. Dengan perlahan, aku mundur menuju arah jendela yang letaknya tak jauh dari meja rias sana.
"Yukki? Ada apa sebenarnya?!" Kaname semakin bingung dengan apa yang kulakukan. Namun, aku tak mau meresponnya. Rasa takut ini semakin besar dan membuatku ingin meninggalkannya. Saat sampai diujung jendela, perlahan aku pun meloncat dari sana. Padahal, aku tau seberapa jarak tempat aku melompat. Itu sangat tinggi. Mungkin jaraknya sekitar dari bangunan sekitar lantai 50. Kupejamkan mata. Kudengar, Kaname langsung meneriakkan namaku dari atas.
'BRUKK!!'
Aku tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Vampire Family?
VampireYukki, anak SMA yang tak percaya dengan vampire pun ternyata adalah keturunannya. Warning! Ada adegan yang tak layak untuk dibaca!