Bab 8 - Teman Feli

413 42 3
                                    


"Feli..." Dion terus menerus menggumamkan nama Feli. Ia sudah mencari di seluruh area sekolah. Bahkan bertanya pada teman-teman Feli, takut kalau saja temannya itu sakit dan tidak masuk.

Gerakan tangan Dion makin tidak terkontrol. Ia bahkan tidak menyadari sudah jadi tontonan. Ada yang tertawa dan ada yang memandangnya kasihan. Tapi Dion tidak peduli.

Pada saat itu juga, Dion melihat perempuan yang cukup sering  bersama Feli, Meli, dan tidak ia tau namanya. Kakinya berlari dan tersandung oleh langkahnya.

"Feli..." Panggilnya saat sampai di depan Meli, berharap ia tau apa maksudnya.

"Dion?" Dahi Meli Berkerut melihat Wajah Dion dipenuhi titik peluh.

"Feli?" Ujar Dion sekali lagi menyebut nama Feli. Jantungnya berdegup cepat tidak bisa menahan rasa khawatirnya pada Feli.

"Oh..." Meli Mengangguk mengerti. "Feli ada keperluan sama Aska, anggota fotografi, buat ngeliput di luar sekolah bareng kepala sekolah," Meli menjelaskan pada Dion.

Dion termenung beberapa detik berusaha mencerna maksud ucapan Meli. Pertanyaan muncul di kepalanya. Kenapa Feli tidak mengabarinya.

Meli turut terdiam melihat kediaman Dion. Menahan mulutnya untuk tidak bertanya macam-macam mengingat nasihat dari Feli beberapa waktu yang lalu.

Akhirnya Dion mengangguk kaku, lalu berbalik dengan gontai. Netranya memandang sekitar, baru saja menyadari bahwa ia sudah jadi tontonan seru disini.

Langkah kakinya dipercepat. Sudah cukup mempermalukan dirinya. Terus menerus mensugesti dirinya agar bisa menahan diri dan tidak jatuh pada dunianya sendiri.

~~~~

Bel berdering. Hari ini waktunya belajar kelompok sejarah. Tapi Dion tidak sesemangat seperti biasanya.

Kelas tambahan ini adalah satu-satunya waktu dalam seminggu dimana ia bisa satu kelas bersama Feli. Tapi sekarang Feli sedang bertugas. Helaan napas kasar keluar dari hidung Dion mengingat kenyataan menyebalkan itu.

Tepat saat keluar kelas, Dion melihat Feli masuk ke gerbang sekolah berboncengan dengan seorang laki-laki, yang Dion kira bernama Aska.

Dion terus memandangi mereka berdua hingga sampai ke parkiran. Mereka bercanda ringan lalu masuk ke ruangan kepala sekolah. Mungkin akan melanjutkan tugas yang mereka punya.

Dion termenung menatap pintu ruangan kepala sekolah. Ia cukup tau wajah berseri Feli tadi. Padahal setaunya, Feli tidak terlalu suka diberi tugas macam-macam. Tapi kali ini berbeda. Dion tidak mengerti.

Apa Feli senang karena mengerjakan tugasnya bersama Aska?

~~~

Akhirnya memutuskan ngetik di HP sedikit dulu yaaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Idiot in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang