Chapter 3

4.5K 225 0
                                    

“Tuan Putri” kata pertama yang keluar saat matanya terbuka sempurna.

Seseorang yang berdiri tidak jauh darinya tertegun mendengarkan kata yang keluar dari tuannya itu.

Samar terlihat senyum dari Pangerannya saat menyebutkan kata ‘Tuan Putri’. Laki-laki tampan dengan surai hitam itu tahu apa yang dimaksud oleh Pangerannya.

“Pangeran sekarang belum saatnya, mari kita pergi dari sini terlebih dahulu,” Pangerannya hanya mengangguk menurut dengan kata-katanya itu, lalu mereka pergi dari goa itu.

Goa itu pun seperti lenyap begitu saja dan hanya meninggalkan reruntuhan dari dinding goa.

***

Di Mansion Alxia dan Lian

Pagi hari

Di ruang tengah Mansion, Alxia sedang menikmati sarapan paginya sendirian.
“ Al kau akan sekolahkan hari ini?” Lian yang datang tiba-tiba yang membuyarkan lamunan Alxia.

“Haa Lii… boleh aku bolos hari ini?”  tanya Alxia memelas dengan wajah kucingnya.

“Tidak Al, hari di sekolah akan ada ujian tengah semester yang semua siswanya di wajibkan untuk ikut ujian. Bukanya kau juga salah satu siswa di sekolahmu Al?” ocehan Lian membuat Alxia mulai terlihat kesal.

“Haaaaa, baiklah baiklah, Cuma untuk mengikuti ujiankan?” balas Alxia dengan wajah kesalnya.

“Al ayolah jangan karena itu kau marah padaku” bujuk Lian pada Alxia yang terlihat mulai kesal.

Awalnya Alxia tidak ingin ke sekolah dan kembali ke goa hutan Laximus diam-diam tapi ocehan Lian membuat Alxia menjadi sangat kesal dan mengurungkan niatnya itu.

Alxia berjalan tanpa memperdulikan kata-kata Lian, terus berjalan keparkiran mobil dan masuk kedalam mobil Lian. Lian yang mengikutinya dari tadi juga masuk kemobilnya, tidak ada satu kata pun yang keluar dari keduanya.

Sesampainya di sekolah Alxia langsung masuk kekelasnya.

"Haaa Al jangan marah, kau tau Al, itu sangat menyakitkan” keluh Lian entah pada siapa setelah kepergian Alxia.

Alxia yang baru sampai di kelasnya langsung mencari bangku kosong dan duduk disana. Para siswa yang awalnya sangat berisik begitu mereka melihat Alxia mereka semua terdiam dan saling berbisik satu sama lain.

“Mereka sangat berisik” keluh Alxia pelan dan bahkan dirinya sendiri juga tidak bisa mendengarkannya.

“Bisakah kalian diam? Kalian itu sangat berisik, aku ingin tidur” sembari mendorong meja yang dengan keras membuat para siswa semuanya kembali terdiam.

Suasana kelas begitu tenang hingga sang guru masuk kelas dan memberikan kertas ujian.

Alxia masih dengan posisi awalnya tidur dengan menggunakan tangannya sendiri sebagai alasnya.

Sang guru mendekati meja Alxia.
"Apa kau sakit?” tanya guru itu sembari menyetuh kepala Alxia.

Alxia terbangun mendapatkan sang guru yang terkejut melihatnya.
“Alxia apa kau sakit? kenapa tidak minta izin saja untuk tidak masuk?” tanya sang guru yang mulai khawatir.

“Aku baik-baik saja Miss” jawab Alxia dengan nada di buat-buatnya agar sang guru mengijinkannya pulang.

"Baiklah jika kau tidak apa-apa maukah kau mengerjakan soal ini?” pinta sang guru pada Alxia.

Alxia awalnya berharap diberi ijin untuk pulang. Akantetapi malah sebaliknya sang guru menyuruhnya menyelesaikan soal ujian yang tidak penting yang terletak diatas mejanya.

Alxia: The Wife of DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang