prolog

1.3K 34 3
                                    

Jalan enderfaortus,Paris.

Hari ini,adalah hari yang sangat duka bagi gadis cantik dan seorang wanita setengah baya.

Papan nisan yang masih baru dan bersih juga makam masih ramai seperti pada umumnya saat orang meninggal.

Doris Ananta.

Tertulis dengan jelas nama terang itu,siapa yang tidak mengenal orang terkenal di daerah paris. Orang yang memiliki perusahaan majalah juga perusahaan bisnis.

"Ayah? Kenapa harus secepat ini kau pergi meninggalkan kami? Aku dan ibu masih ingin denganmu. Kenapa tuhan tidak adil ayah"

"Sudah sayang,jangan kau tangkai ayah mu terus. Dia sudah tenang disana sayang,ayah mu sudah berpesan bukan jika kau jangan cengeng lagi"

Emma Doris Ananta dan Roshni Doris Ananta.

Pengusaha terkenal itu meninggalkan istri dan putri yang cantik bagai bidadari. Tapi gadis itu tidak merasa seperti itu walau banyak yang memuji kecantikannya.

Menit demi menit berlalu,makam sudah mulai sepi hanya tinggal 2 wanita itu.

"Sayang? Ayo kita pulang,kita juga akan mampir di gereja untuk mendoakan ayah mu ya,setelah itu kita menemui pengacara"

"Yah,kurasa itu lebih baik ibu. Aku kan berdoa untuk ayah nanti di gereja"

Berdiri dan berjalan,tapi kepala gadis itu menoleh untuk melihat makam sang ayah dimana raga kasar mendapat tempat istirahat yang sebenarnya.

******

3 bulan sudah berlalu,keadaan Roshni masih sama dan tidak bisa melupakan sang ayah yang baru saja meninggal beberapa bulan lalu.

"Oh my Dear,kau sedang apa? Melamun? Untuk apa? Move on lah"

"Hah? Kau pikir itu mudah,kehilangan seorang ayah yang sayang padamu dan memanjakan dirimu. Tidak pernah marah padamu walau kau berbuat kesalahan"

"Hmmm kau benar,tapi sayangnya ayahku itu tegas. Di balik itu dia sayang denganku"

"Reem? Kau kenapa disini? Ini jam kampus dan kurasa sudah masuk sejak 30 menit yang lalu!".

Reem Sameer,gadis keturunan india dan kuliah di paris karena beasiswa kepintarannya dalam bidang modeling.

"Kau bodoh! Aku di sini tentu saja tadi mencari dirimu,aku mau bertanya padamu nona Ananta"

"Bertanya tentang apa? Ku pikir mungkin aku bisa membantu dirimu,yah sebagai sahabat yang baik kan?"

Roshni tersenyum dan membenahi duduknya menghadap sahabatnya,telinga siap mendengar curahan hati sang sahabat yang tadi minta bantuan.

"Begini,apa perusahaan mu ada lowongan untuk modeling? Aku ingin bekerja sampingan daripada aku bosan saat tidak ada jam kampus"

Roshni tampak berpikir,masalahnya dirinya yang mengurus perusahaan majalah juga mengatur semuanya. Untuk urusan model dirinya harus melakukan seleksi.

"Hmmm kurasa bisa Reem,kau bisa ikut seleksi minggu depan pukul 9 pagi,jangan terlambat. Kau tau,fotografer di perusahaan itu agak galak".

Mata Reem berbinar-binar mendengar kabar bahagia yang baru saja di dengar nya. Hatinya berbunga-bunga.

Pelukan sangat erat reflek di lakukan Reem yang memeluk Roshni erat,hingga membuat gadis itu kaget,pengap juga hampir kehabisan nafas.

"Ok,aku pulang dulu ya. Aku kan catat kau di daftar peserta untuk minggu depan. Aku menunggu dirimu Reem,jangan terlambat"

"Baiklah,kita lihat saja minggu depan ya"

Roshni melenggang pergi meninggalkan area kampus menuju parkiran mobil masuk ke mobil merah.

Drrttttt....
Drrttttt....

Suara ponsel bergetar di jok samping nya,tangan itu meraih ponsel itu tapi pandangannya masih lurus ke arah depan.

"Hallo ibu? Ada apa kau menelfon,aku kan mampir nanti ke perusahaan"

"Cepat pulang sayang,ibu mau bicara hal yang penting kepadamu. Tidak ada kata nanti atau alasan lain,ibu tunggu di rumah secepatnya ya"

Suara di seberang telfon adalah ibu Roshni. Emma Doris Ananta.
Gadis itu mendesah pelan mendengar permintaan sang ibu menyuruhnya pulang karena ada hal penting. Hal penting apa,pasti hanya pembicaraan tidak bermutu.

"Iya aku pulang sekarang,15 menit lagi sampai rumah ya. Ku harap ibu bukan membahas hal konyol lagi"

"Tentu tidak sayang,cepat ibu tunggu. Ada kejutan untukmu"

Tidak menjawab,Roshni langsung mematikan telfon itu. Sebal tentu saja,baru saja ingin ke perusahaan untuk mampir mengecek malah di suruh pulang oleh sang ibu.

Mansion Doris Ananta.

"Aku pulang,ada hal apa?"

"Duduk dulu,perkenalkan ya ini Faisal Darwin. Dia akan menjadi ayah tiri mu,jadi kau pasti suka kan?"

Roshni menatap pria muda,penampilannya keren wajahnya juga tampan. Tapi dia melihat wajah muda yang di perkirakan umurnya terpaut tidak jauh.

Mata setajam elang juga wajah tampan si lawan,potongan dan tatanan rambut yang modis.

Faisal Darwin.

"What! Ibu mau menikah dengan dia? Oh my god,dimana pikiran ibu? Dia bahkan lebih pantas jadi kakakku dan anak ibu,Kurasa ibu mengalami puber kedua"

"Why? Any problem? Ibu suka padanya,dia cocok jadi ayah tiri mu"

Roshni menatap tajam sang pria itu tapi malah di balas senyum manis membuat wanita manapun meleleh serta jatuh hati.

"Tidak masalah,dia bisa menganggapku sebagai ayah juga kakak. Aku tidak memaksa kehendak putri mu,anak muda jika di tekan nanti akan terjadi broken home"

"Hey,kau jangan bicara manis. Oh aku tau kau menikah dengan ibuku pasti hanya ingin harta serta perusahaan kami".

"Terserah apa yang kau bilang tapi kau tidak tau apa yang terjadi sebenarnya".

Roshni pun melenggang pergi menuju kamarnya menutup pintu dengan kasar.

"Kau ku harap bisa sabar dengan sikapnya. Mungkin tadi dirinya hanya kaget,tapi setelah itu dia akan baik padamu Faisal".

"Tidak masalah aku bisa memahami sikap muda seperti itu,karena aku pernah mengalaminya".

My Father My Husband.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang