"Wanita bukanlah pakaian yang bisa kau pakai dan kau lepas semaumu. Mereka terhormat dan memiliki haknya. Kalau kau datang hanya untuk menyakitinnya, kemari kau, hadapi aku sekarang juga!" Sean berdiri tepat membelakangi Iren dengan bola mata yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KAISTAL
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CHANROSE
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Donna (wanita) yang diciptakan oleh Tuhan dari sebuah tulang rusuk. Karena dia ada untuk melengkapi yang tidak ada dalam laki-laki."
***
Iren menggeliat pelan begitu mendengar alarmnya berbunyi di atas nakas. Tangannya hanya terulur ke samping untuk meraih jam weker miliknya, kemudian memencet tombol off tanpa bermaksud ingin beranjak sedikitpun dari dalam selimut.
Sebenarnya dia berencana ingin berolahraga pagi dengan jogging atau sekedar melakukan yoga, tapi karena udara pagi ini cukup dingin, niatan itu pun lenyap sudah. Lagipula sekarang adalah hari Minggu, jadi kapan lagi dia bisa memiliki waktu tidur yang sedikit berkualitas.
Sialnya sesuatu yang berat menindih perutnya secara tiba-tiba dan itu adalah kaki kanan Kle. Iren lupa jika semalam ratu clubbing itu menumpang tidur di kamarnya dengan kondisi mabuk berat.
"Minggir!"
Menggeser kasar kaki Kle dari atas perutnya, Iren berniat untuk turun dari tempat tidur. Sayangnya begitu dia terduduk, kaki Kle kembali bergerak menindihnya sementara mulut gadis itu bergumam macam-macam tentang kelakuan bejat seorang pria yang mungkin telah dikencaninya semalam.
"Kau berani membawa gadis tengik itu di depanku huh!" Kle tiba-tiba meracau tak jelas, kedua tangannya bergerak kesana-kemari seolah dia sedang menepis sesuatu pada udara kosong. "Apa sih yang akan kau beri padanya? Itumu kan kecil, bengkok pula."
Iren mengkedip-kedipkan matanya sambil berpikir keras dengan kalimat apa yang baru saja dia dengar. Dia lantas menoleh, memperhatikan wajah Kle dengan ekspresi ingin tahu.
"Iya, sudah kecil, tidak bertahan lama pula. Melayaniku saja kau tidak becus, dasar bajingan, daki kuda nil, kau benar-benar pria tidak tahu diri!"
Kalimat Kle selanjutnya membuat mulut Iren menganga. Seharusnya dia tidak perlu seheran itu ketika mendapati Kle kerap berkencan dengan banyak pria di luaran sana. Tapi kata kecil, bengkok dan tidak bertahan lama benar-benar menganggu pikirannya.
"Jadi, berapa kali kau pernah bermain dengan si kecil itu?" sambil berusaha turun dari tempat tidur, Iren sengaja menanggapi ocehan Kle yang masih terbuai di alam mimpi.
"Dua kali, tapi dia payah."
"Wah..., kira-kira berapa ukuran diameternya?"
"Hmmm...dua setengah senti mungkin, ah...entahlah," sekarang Kle merubah posisi dengan berguling ke arah kanan lalu mendekap erat sebuah guling.
"Menurut pedoman itu, ukuran ideal penis pria dewasa dalam keadaan ereksi adalah dua belas setengah sentimeter. Batas bawah ukuran ideal itu adalah sembilan koma tujuh sentimeter. Kalau soal diameter, ukuran tiga setengah sampai lima sentimeter dianggap normal dan bisa memuaskan wanita. Bahkan, diameter yang terlalu besar kadang justru menyulitkan. Jadi dua setengah yang kau maksud itu sebenarnya tteokboki atau tempura udang sih?" Iren terkekeh sendiri kemudian memutuskan untuk melangkah keluar dari kamar.
Hari ini bukan jadwalnya untuk membersihkan rumah, itu merupakan tugas Rose. Karena itu, Iren langsung saja menerobos masuk ke dalam kamar yang lebih mirip gudang tua. Rupanya si pemilik ruangan super berantakan itu masih terlelap di lantai dengan selimut dekil yang menggulung seluruh tubuhnya.
"Heh, bangun!" ditendangnya pelan tubuh Rose berulang kali. "Kau bilang pagi ini kau akan memasak sarapan untuk kami, ayo bangun!"
Bungkusan selimut itu bergerak-gerak sebentar sebelum akhirnya wajah yang berada pada level sangat mengantuk itu muncul.
"Kau tidak tahu jam berapa aku baru tertidur?"
"Memangnya apa yang kau lakukan? Menjelajah web porno dan menonton film aktor jepang favoritmu itu?" tebak Iren yang langsung diiyakan oleh Rose tanpa rasa bersalah. "Sampai basah tidak?"
Rose berdecak lirih dan sebelum dia menarik kembali selimutnya ke atas, Iren sudah lebih dulu menyeret kedua kakinya sampai ke ambang pintu kamar.
"Arght...! Kau ini menganggu sekali sih? Dasar janda tidak laku!"
Rumah kontrakan itu hanya dihuni oleh tiga orang saja sejak lima tahun yang lalu. Iren yang berasal dari Busan merupakan seorang janda muda yang tidak memiliki anak, usianya sudah menginjak tiga puluh satu tahun. Setelah bercerai dengan suaminya yang seorang tentara, dia memutuskan untuk pindah ke Seoul dan mengabdikan dirinya dengan bekerja di salah satu Rumah Sakit ternama sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin.
Sejak saat itu Iren tidak lagi ingin berkomitmen untuk menikah, jatuh cinta saja dia malas. Baginya, semua pria di dunia ini sama, yaitu tukang gombal dan peselingkuh. Beberapa kali dirinya pernah dilamar oleh rekan kerja maupun pria-pria yang sempat berhubungan dekat dengannya, tapi dengan tegas Iren menolak dan mengatakan bahwa dia ingin menjadi wanita single sampai menua. Masa bodoh dengan omongan orang-orang mengenai prinsipnya yang tidak masuk akal itu, memangnya kalau dia tua siapa yang akan mengurus dan menjaganya. Dan Iren dengan mantap akan menjawab, ada Tuhan yang selalu ada bersamaku.
Penghuni kedua yang baru saja membicarakan soal milik si pria yang kecil dan bengkok adalah Kle. Dia bekerja sebagai Sales Promotion Girl untuk suatu produk kecantikan semenjak dirinya lulus sekolah menengah kejuruan. Kini usia Kle menginjak dua puluh enam tahun. Kle sadar bahwa wajahnya yang cantik membuatnya tahu bagaimana dia harus memanfaatkan kelebihannya tersebut untuk mendapatkan seorang pria idaman. Dia berasal dari Daejeon, lahir dari sebuah keluarga sederhana yang sangat taat pada agama.
Penghuni terakhir yang menempati rumah kontrakan itu bernama Roseanne. Seorang gadis berusia dua puluh sembilan tahun yang bekerja menjadi jasa konsultan pariwisata di sebuah Agen Travel dan berasal dari pulau Jeju. Dirinya memutuskan untuk keluar dari rumah setelah berselisih hebat dengan ibunya karena masalah perjodohan. Rose tidak suka diatur, Rose orang yang bebas. Hobinya adalah menonton film porno dan mendengarkan musik rock.
"Seberapa cantiknyadirimu,seberapatingginyapendidikanmu,seberapahebatnyakarirmu, atauseberapa buruknyadirimudimata orang-orang,jikakauadalahseorangwanita,makakauakanberakhir menjadi seorang istri maupun seorang ibu.Berbanggalahdengankodratmu."
Story by : pit-yella
Note: Cerita ini didedikasikan untuk kalian semua wahai para wanita-wanita super halu. Beberapa bahasa dan adegan yang vulgar harap untuk dimaklumi ya🤗