Rivandy Allard. Nama itu tentu tidak asing di pendengaran Sean dan teman-temannya. Biar Sean perjelas, Vandy merupakan alumni pertama dari Black Wolf, ah biar Sean ralat—ketua alumni geng Black Wolf dari generasi pertama. Itu artinya, Vandy adalah pendiri Black Wolf itu sendiri. Rivandy Allard, ia tidak pernah bermain-main dengan ancamannya, tidak ada kata mundur dalam kamusnya, dan selalu ada 'pembalasan dendam' setiap kali seseorang berusaha menjatuhkannya.
Ditakuti? Tentu saja. Namun itu semua tak berlaku bagi Sean dan teman-temannya. “Selagi Vandy masih makan nasi, kenapa harus takut?” motto Sean dan teman-temannya. Vandy dipenjara selama 3 tahun lamanya, karena sebuah kesalahan fatal yang ia perbuat. Hanya Black Wolf, Sean dan teman-temannya yang mengetahui alasan klise mengapa Vandy bisa masuk jeruji besi tersebut.
“Sumpah dah, gue gak mau berurusan lagi sama itu bocah,” ujar Andra sambil memijat pangkal hidungnya.“Gue yakin, balik-balik nanti dia bakal bales dendam setelah kejadian 3 tahun yang lalu,” timpal Ravel.
“Emang dasarnya itu orang batu banget, kita udah berusaha jelasin, tapi masih aja gak mau terima kenyataan,” Rangga menjawab cuek teman-temannya.
“Sebisa mungkin, jangan pernah berurusan lagi sama dia. Biarin dia capek sendiri,” perkataan mutlak dari Sean dijawab anggukan dari teman-temannya. Ya Tuhan apalagi ini..., batinnya kacau.
ツ
“Sheraaaaaaa,” Shera yang sedang memasukkan buku catatannya refleks menoleh pada laki-laki yang baru memasuki kelasnya. Singkat cerita, dia adalah Arthur, sepupu dekat Ayla. Arthur baru masuk sekolah karena sakit selama 3 hari belakangan ini. Mereka menjadi akrab karena Ayla yang memperkenalkan keduanya.
“Apaan, Thur?”
“Ayo ke kantin! Gue traktir dalam rangka hari perkenalan kita,” Shera tertawa kecil, laki-laki di depannya memang sangat random.
“Shera doang nih? Gue iya gak?” Ayla merajuk.
“Iya dong. Gue berterima kasih malah sama lo karena udah ngenalin dia ke gue,” Arthur dengan mata berbinarnya tampak semangat di hari itu.
“Gitu dong! Tapi mending lo duluan aja, Thur. Ada yang mau gue omongin ke Shera, sebentar aja,” Arthur mengangguk mengerti, lalu memberikan ruang untuk keduanya berbicara.
“Lo mau ngomong apa, La?” tanya Shera penasaran.
“Mmm..itu—boleh ga, buat malem ini aja gue nginep di rumah lo?” Ayla menghela napas pelan.
“Papa mama gue hari ini pulang. Gue yakin mereka bakal berantem lagi di depan gue,”
“Gue janji, Ra. Malem ini aj—” perkataan Ayla terputus karena Shera memeluknya lebih dulu.
“Rumah gue selalu terbuka buat lo. Mau lo nginep sampe berapa hari pun, gue gak masalah, beneran.”
“Karena gue lebih gak tega lagi ngebiarin lo ketakutan di rumah lo sendiri,” Ayla balas memeluk Shera lebih erat. Ia benar-benar lega memiliki teman sebaik Shera.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEAN : ICE PRINCE [TAHAP REVISI TOTAL]
Ficção Adolescente"Don't mess with me. Because I will make you regret it, later." -Sean Aquielo Rajendra. "Remember this, I'm not afraid of you. Because you're not GOD." -Shera La Queenza. Ini tentang Sean, si manusia es menyebalkan yang dipertemukan dengan Shera, s...