Ini hari ke-2 Vino menjadi jomblo. Kabar tentang dirinya dengan Lia menyebar karena hari ini –setelah pembicaraan mereka di kelas, Lia diantar seorang pria yang berseragam berbeda dengan Vino. Karena tidak tahan dengan pertanyaan semua orang akhirnya Lia memberitahu yang sebenarnya hari ini.
“Gila, No. Lo putus sama Lia? Gila cuy gila” ucap Irfan –teman Vino sejak kecil atau bahkan lahir.
“Lo gila!” balas Vino.
Kini mereka berdua sedang berada di meja paling ujung kantin. Istirahat baru saja selesai 1 jam yang lalu tapi kedua orang itu tidak kunjung pergi dari sana.
Lia memberi tahu kabar itu juga 1 jam yang lalu. Membuat seisi kantin menatap kearah Vino yang sedari tadi memperhatikan Lia yang seperti tertekan dengan pertanyaan-pertanyaan itu.
Vino masih sibuk dengan pikirannya. Dan Irfan tertidur diatas meja. Meja kantin.
Sampai datang seorang perempuan dengan nafas tersenggal-senggal. Membuka pintu lemari es dan mengambil salah satu minuman kemudian membayarnya dan duduk dibangku di depan stand minuman disana.Vino memperhatikan gerak-gerik perempuan itu. Seperti mengingat. Lalu dia menghampirinya.
“Lo, Fira?”
“Iya”
“Lo yang setiap hari nganterin Lia kekelas gue kan?”
“Gue gak nganterin tapi disana juga ada temen-temen gue" jawab Fira malas.
“Nico?”
“Dan Diana sama Kevin. Ada lagi sih banyak”
“Lo sedekat apa sama Lia?”
“Sedekat pertemanan dua perempuan” jawab Fira diakhiri cekikikan.
“Serius anjir”
“Kenapa sih? Mau ngomongin mantan?”
“Iya” jawab Vino mantap.
“Lah serius ternyata nih”
“Pasti Lia cerita kan kenapa gue sama dia putus ke lo?” Tanya Vino serius.
“Yaiyalah”
“Good. Lo ceritain sama gue sekarang” perintah Vino.
“Gila! Gue kesini izin nya ke toilet. Dan gue harus balik sekarang. Kapan-kapan aja deh” ucap Fira sambil bangkit dari duduknya.
“Pulang nanti” Teriak Vino karena Fira sudah berlari kekelas. Entah Fira mendengarnya atau tidak.
***
“Eh ada Vino. Tumben kesini” sapa Reza –si pembuat onar dan bertos ria dengan Vino.“Iyanih. Gue baru tau lo anak kelas ini, Ja” Eja –panggilan untuk Reza dari Vino.
“Ngedekem dikelas aja sih lo. Btw ngumpul kuy sekarang. Lo udah jarang ngumpul semenjak jadian sama Lia, Vin. Ayolah sekali-kali gapapa” ajak Eja.
Entah Eja ini kudet atau sengaja mengungkit hubungannya dengan Lia.“Sorry, Ja. Gak bisa sekarang. Kapan-kapan deh nanti lo kabarin gue aja”
“Ok deh. Btw lagi, lo ngapain kesini? Nyamperin Lia?”
“udah putus gue, Ja” jawab Vino sambil menunduk.
“Lah gossip lo putus itu beneran?!” teriak Eja.
“Bener”
“Ya Allah kasian ened sih kamyuh. Cini-cini abang peyuk” ujar Eja lalu memeluk Vino erat-erat.
“Jijik bego. Lepas oy sesek gue” ucap Vino sambil memukul-mukul kepala Eja.
Setelah itu Vino melihat kedalam kelas 9b yang sudah tidak berpenghuni.
“Yaelah kemana sih tuh orang” gumam Vino.
“Siapa?” bisik Eja yang berada tepat dibelakangnya yang membuat Vino terkejut.
“Anjir ngapain lo disitu” Tanya Vino masih dengan ekspresi terkejutnya.
“Napas” jawab Eja polos.
“Andai ngebunuh gak dosa dan masuk penjara gue bakal tusuk lo sekarang pake pensil”
“Bego. Gue gak bakal mati kalo gitu”
“Yah lo gak tau tadi gue udah raut pensil gue sampe tajam. Setajam silet” ucap Vino dengan mengikuti gaya bicara pembawa acara tersebut.
“Bodo amat, Vin. BODO AMAT” teriak Eja yang sudah meninggalkan Vino.
Kemudian Vino mengikuti langkah kaki Eja menuju gerbang.
Besok aja lah. Pikir Vino.
Tapi nyatanya takdir tidak sejalan dengan pikiran Vino.
Baru saja dia membawa dirinya untuk keluar sekolah. Namun langkah kaki itu berhenti karena pemiliknya melihat dua perempuan yang sedang berdiri disana. Yang satu yang dia cari saat pulang sekolah dan yang satu lagi yang baru saja membuatnya menjadi jomblo.
Vino diam. Disamping pohon besar dia memperhatikan kedua orang itu. Sampai akhirnya terdengar suara deru motor dan klakson dari pengendaranya yang berada didepan gerbang. Lia berpamitan dengan Fira lalu menaiki motor itu dan hilang dari pandangan Vino.
Vino yakin yang baru saja menjemput Lia adalah Gavin. Ia yakin. Walau pengendara itu tidak membuka helmnya.
“Heh” tegur Vino.
“Hah heh hah heh. Gue punya nama” jawab Fira sinis. Hanya dijawab gumanan Vino.
“Ngapain lo?” Tanya Fira.
“Gue nyariin lo”
“Buat apa?”
“Lia”
“Gue bilang kapan-kapan aja. Tapi gak hari ini juga, Vin”
“Hari ini aja”
“Kapan-kapan”
“Kapan-kapannya kapan”
“Hah? Tunggu gue lagi mencerna kata-kata lo” ujar Fira dengan wajah serius.
“Oh. Iya paham. Gini besok aja. Eh jangan besok deh. Lusa eh jangan gue sanggar. Hm kapan ya?” ucap Fira.
“Sekarang” ucap Vino singkat dan langsung menarik tas Fira untuk mengikutinya.
“Yaudah iya. Tapi jangan ditarik. Gue bukan kambing”
“Lo bacot kayak kambing” jawab Vino membuat Fira cemberut.
***
“Dia bilang gitu sih sama gue” ucap Fira setelah menceritakan semua yang telah diceritakan Lia kepadanya.“Intinya dia bosen sama gue?”
“Emang lo gak bisa nyimpulin omongan gue tadi?” sindir Fira.
“Mastiin doang” ucap Vino lalu meminum cola-nya.
“Alesan”
Setelah itu hanya ada keheningan. Vino dengan tatapannya keluar jendela kaca disampingnya. Sedangkan Fira sibuk dengan ponselnya.
“Udah kan? Gue cabut ya” izin Fira. Di balas anggukan Vino.
“Thanks teraktirannya”
“Gampang” jawab Vino sambil memberikan jempolnya pada Fira.
Lalu kembali menghadap jendela.
Sekitar 5 menit setelah Fira pergi. Vino pun melakukan hal yang sama. Tapi sebelum itu ia melihat sekelilingnya. Tepat 2 meja dibelakangnya terdapat gadis-gadis SMP Kartika.Yaelah. Batin Vino.
---
ThankYou07.42AM
-f
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Late
Teen Fictionketika cinta datang terlambat. ralat. ketika kejujuran datang terlambat.