Kamis. Salah satu hari favorit Fira.
Bisa saja hari ini menjadi kamis manis. Jika moodnya baik.
Tapi sepertinya tidak dengan kamis kali ini. Bagaimana tidak, dia baru saja duduk dan sudah di cecar pertanyaan yang menurutnya tidak masuk akal. Bahkan teman disebelahnya pun melakukan hal yang sama.
“Bener lo kemaren jalan sama Vino?”
“Duh, Li. Ini masih pagi”
“Tapi bener gak?”
“Siapa yang jalan?”
“Lo sama Vino”
“Kapan gue pernah jalan sama dia?”
“Kata anak-anak kemaren. Di Mcd kalian berdua”
“Astaga” gumam Fira.
“Jadi bener?”
“Enggak Lia sayang. Enggak”
“Udah ah temenin gue ke kantin yuk. Beli cucu” ucap Fira.
“Sok imut lo”
***
Perasaan gue gak enak. Itu yang selalu ada dipikiran Vino selama menuju sekolah.“Mikum” ucap Vino saat memasuki kelasnya.
“Wassalam” jawab Kevin.
“Jawab salam tuh yang bener. Nambah dosa aja lo” sahut Diana.
“Lah dia aja ngucap salam gak bener” bantah Kevin.
“Au ah” jawab Diana lalu keluar kelas.
“Nahloh ngapa tuh cewek lo?” Tanya Vino.
“Idih” jawab Kevin.
Hari ini Vino datang terlalu pagi. Maka dari itu untuk menghilangkan rasa bosannya, ia bermain game yang berada di hp masing-masing dengan Kevin. Sampai datang Nico dan ikut bermain bersama mereka berdua.
“Anjir mati gue mati gue mati” keluh Kevin.
“Segitu doang mati. Cemen lo” ujar Nico.
“Udahan ah gue” ucap Kevin sambil meletakan hp nya dengan kasar.
Vino dan Nico masih bermain sedangkan Kevin hanya melihat mereka berdua.
“Eh Vin. Gue mau nanya dong” ucap Kevin.
“Beliin gue sarapan dulu”
“Babi u”
“Gue juga mau, Vin” Ujar Nico.
“Serius gue” jawab Kevin.
“Apa sih sayang?” ucap Vino sambil tersenyum manis kepada Kevin.
“Stop, No. Gue masih normal”
“Nanya apaan sih lo” kesal Nico.
“Lo kemaren jalan sama Fira?"
“HAH?” teriak Nico dan Vino.
“Bacot”
“Gosip dari mana lo?” Tanya Vino.
“Noh cewek-cewek di depan”
“Makanya jangan banyak maen sama cewek. Jadi gini kan lo” ucap Nico.
“Diem dulu apa lo. Jadi bener gak Vino-ku sayang”
“Bener sayang”
“Goblok lo berdua”
“Gue Cuma nanya sesuatu doang sama dia”
“Emang gak bisa disekolah?” Tanya Nico.
“Duh sibuk gue” jawab Vino.
“Ye tampol nih”
***
Sekarang waktu istirahat. Seperti biasa Fira datang ke 9f sendiri tanpa Lia lagi.“Dianaaaaaa” panggil Fira didepan pintu.
“Sini dulu, Fir” ajak Diana.
“Eh Nico. Kantin kuy”
“Mager” jawab Nico.
“Tumben” dijawab gumaman oleh Nico.
Tiba-tiba datang Vino dari belakang.
“Eh lo. Gue mau curhat lagi dong” ucap Vino.
“Siapa ya?” jawab Fira.
“Pria tertampan abad ini”
“Najis. Cepetan apa Di, serem banget sih kelas lo. Horror gitu. Atut aku”
“Najisin sih lo, Vin. Gak mau kan dia sama lo” ucap Kevin dengan es teh ditangannya.
“Gak usah repot-repot. Makasih loh Kevin sayang” ujar Vino sambil mengambil es teh Kevin.
“Enak aja lo. Btw lo dicariin Reza dikantin tuh”
“Sip sip okey” ucap Vino dan langsung keluar kelas. Tak lama kemudian dia kembali lagi. Dan kepala meyembul di daun pintu kelasnya.
“Fira” teriak Vino.
“Apaan sih lo?!”
“Nanti pulang gue curhat lagi yak” ucap Vino dan kembali hilang.
“GAK” teriak Fira.
“Unch yang kemaren abis jalan sama Vino eh nanti jalan lagi” sindir Nico.
“Apaan sih, Nic”
“Ayo, Fir” ajak Diana.
“Kuy. Dadah syemuah jangan kangen ya” seru Fira pada semua isi kelas.
Mereka jalan keluar kelas dan berpapasan dengan Vino.
“Lah ngapain balik lagi?” Tanya Diana.
“Takut gue ada mantan” mendengar itu seisi kelas pun tertawa.
“Titip salam ke Eja. Gue gak bisa melewati semua ini” ucap Vino dengan alay.
“Ehiya Fir. Gue bagi id line dong biar gue gampang kalo mau curhat sama lo”
“Gue masuk grup angkatan. Cari aja disitu”
Setelah itu, selama dua bulan lamanya. Vino dan Fira menjadi dekat dan Fira jarang lagi bersama teman-temannya termasuk Nico.
---
YgtThankYou
07.51AM
-f
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Late
Teen Fictionketika cinta datang terlambat. ralat. ketika kejujuran datang terlambat.