Dewa

54 10 8
                                    

Saat jemari ini menyentuhmu...
Yang kurasakan hanya dingin...
Dingin yang menyentuh hingga kalbuku...
Perih, hingga tak kuasa untukku merintih...

Mata kelammu terbuka...
Menatapku dengan penuh kasih...
Bibirmu bergetar...
Oh...kumohon jangan katakan itu...

Aku ingin menutup telingaku...
Tak sanggup membiarkan lisanmu mengoyak jiwaku...
Tapi yang kulakukan hanya diam...
Hingga lisanmu benar-benar menikamku...

Aku mencintaimu, Tuan Putri...
Ah...itu pasti terdengar indah di saat yang lain...
Tapi tidak saat ini...
Karena kata itu seolah melemparku menuju gerbang kematian...

Aku tidak sanggup bergerak...
Bernafas pun terasa menyakitkan...
Aku takut menatap matamu...
Takut mata indah itu terpejam dan kehilangan binarnya...

Tapi aku salah...
Matamu memang tidak terpejam...
Namun jiwamu memudar...
Menjadi debu yang lebur bersama angin...

Aku menunggumu kembali, Dewaku...

Antologi Puisi: The SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang