Eko pov

71 1 0
                                    

Itulah kebahagiaanmu Eka mendapat cowok yang lebih keren serba bisa dariku
aku menunduk mengingat kembali kejadian tadi malam Eka pasti bahagia banget gumamku sendiri
Langkah langkah kakiku yang tak tau arah lagi menuntunku terus berjalan
Pagi pagi sekali aku sudah menjauhi kerumunan para anak pramuka
hanya pohon dan rerumputan hijau yang ku lihat sedari tadi
"Ah yaudahlah"mending gue balik kataku sembari berjalan menuju ke tenda lalu mengambil ponsel di balik kantong celana belakangku dan memblok semua medsos milik Eka di ponselku mungkin ini adalah metode move on terampuh untukku.
Hatiku berdegup kencang tatkala berpapasan dengan Eka .
ia terlihat memasang wajah cuek cuek saja bahkan menurutku dia sengaja membuang muka
mungkinkah ia jadi membenciku?Tapi apa salahku?
Otakku berpacu dengan cepat rasanya sebuah meteor besar sudah menghantamku entah kekuatan apa yang mendorongku seketika aku berbalik setelah berpapasan sepersekian detik denganya aku hanya ingin melihatnya sekali lagi walau aku tahu mungkin hanya belakang tubuhnya yang akan ku lihat nanti
Ternyata saat aku menemuinya wajahnya juga menoleh ke belakang  mataku dan matanya bertumbukan sebelum akhirnya Eka membalikkan wajahnya dan berjalan lurus ke depan
aku buang jauh-jauh wajah Eka yang juga sempat menoleh dan saling tatap walau bagaimana pun aku sudah bertekad untuk melupakanya. kedengaranya memang jahat tapi itu adalah cara terbaik bagi diriku saat ini
Lebih baik aku menatap masa depan dan mencoba belajar dari kesalahan kesalahan sebelumnya
Juga teruntukmu Eka wanita yang hadir di hatiku bahkan tak tergantikan kehadiranya di hatiku Darimu aku belajar bagaimana menginstrokpesikan diriku sendiri tentang sifat burukku mungkin menurutmu aku adalah cowok yang cuman marah-marah nggak jelaa kalau ngeliat kamu deket sama cowok lain seharusnya dari dulu aku sudah siap mengambil resiko berpacaran denganmu yang termasuk cewek supel.
Kita mungkin sama-sama ragu
tapi ada ada saja yang membuatku
yakin padamu

Hembusan angin menerpa rambutku seandainya hembusan itu adalah dirimu Eka maka aku akan setia berdiri tegak di sini hanya demi kamu yang selalu menerpaku dengan hembusan kesejukan.

Malam dingin menemani hari hariku di tenda berwarna cokelat muda ini
yang dinginya itu menyusup hingga ke tulang makin menambah kerinduanku padamu sang pujaan hati yang telah hilang dihidupku

"Loe mikirin Eka ya ?
tebak Fauzi menyenggol lenganku membuat mata ku seketika terpejat terbuka
"Nggak kok gue nggak pikirin dia loe nggak lihat apa ? gue lagi tidur " kilahku pada Fauzi.
"Bohong loe dari tadi gue liatin gerak gerik kesana kemari " Balas Fauzi yang rebahan di sampingku
aku mendecak kesal
"Kenapa loe harus ngingetin Eka"
sentakku karena dia menyebut nama Eka yang sudah ingin ku buang jauh jauh.
"Dasar galmov "!!
sungut Fauzi lalu berbalik ke samping tidurnya tidak menghadap ke arah ku lagi ada senyum tipis di bibirku melihat kelakuan Fauzi.
Fauzi.....panggilku pelan
"sebenarnya gue mau nunjukkin sesuatu sama loe" Tawarku pada Fauzi berharap dia berbalik lagi menghadap ke arahku dan benar saja tebak kanku ia dengan secepat kilat berbalik badan menghadapku yang tidur secara lurus sedari tadi.

Aku bangkit duduk mengambil tas biruku mengeluarkan sebuah kotak putih yang isinya lembaran kertas bertuliskan puisi puisi untuk Eka.
Mata Fauzi membulat 
"itu puisi yang loe buat waktu masih pacaran sama Eka ?
tanya Fauzi dengan wajah polos.
"nggak juga sampai saat ini pun gue masih nulis puisi buat dia rencananya mau gue kasih pas dia ulang tahun"
jawabku tersenyum hambar meski dia bukan lagi berstatus pacar , kekasih atau istri sekalian .tapi Mantan.
"Alah .mending kita ngebahas adik-adik kelas kita yang cantik-cantik itu " seru Fauzi antusias
"Gila loe otak loe itu cuman dipenuhi adek-adek kelas doang"
runtukku memukul lengan Fauzi pelan.
Fauzi terkekeh
"Loe pikirin aja terus Si Eka"Tukad Fauzi memberikan tekanan di nama Eka.
"gue mau tidur ngantuk ko !"
lanjut Fauzi menguap merasakan matanya mulai tertutup dan mulai tertidur dengan pulas.

Bahagia rasanya gue hari ini waktu gue nggak banyak dihabisin buat liat Eka sama Dimas gumamku pelan sembari menenggokkan kepala ke sana ke mari bolak balik masuk tenda hanya demi mencari sosok Fauzi yang tidak keliatan sejak aku bangun pagi sampai aku sudah hampir selesai mengemasi barang barangku membuatnya ke dalam tas siap siap ingin pulang .
Dengan napas ngos-ngosan Fauzi datang menghampiriku.
"Loe mau tahu nggak? keberangkatan kita semua ditunda satu jam setelah semuanya benar benar siap mengemasi barang dan membersihkan lingkungan.
"kenapa ditunda apa waktunya nggak cukup buat ngemas barang sama bersih in lingkungan ??
"itu ko "Fauzi menepuk sebelah pundakku dua kali "si Dimas mau ngenembak Eka.
aku meneguk air liur dua kali lebih berat sempat terpengarah mendengarnya semua orang pasti tahu bagaimana rasanya saat orang yang kita cintai nggak bisa kita miliki aku mencoba menguatkan hatiku tersenyum pada Fauzi walau keliatanya begitu hambar.
"nggak papa zi lagian mereka cocok berdua"jawabku lirih
"tapi bakal lebih cocok kalau Eka sama loe"!!
goda Fauzi membuat diriku sedikit berbahagia.
"Ahahaha biarlah zi yang lalu biarlah berlalu"
"tumben loe bijak biasanya bijak bijak loe kecampur juga sama galau"celoteh Fauzi
"ngapain galau mending hidup dibawa happy "
sahutku membuat Fauzi mengeluarkan suaranya lagi.
"ngomong-ngomong gue punya pin adek kelas "cantikk buangettt"mau nggak ?
tawar Fauzi dengan senyum menggoda .
"ya jelas lah.......gue
nggak mau...!!!!
ujarku menyipitkan kelopak mataku membuat Fauzi terkekeh.
lalu kami berdua berjalan ke luar tenda ternyata di luar tenda dengan jarak yang tidak begitu jauh mata kami berdua terpampang sosok manusia dengan nama Dimas
Dimas nampak senang ketika melihat ada manusia di sekitarnya dan dia mulai berjalan ke arah kami berdua
"Hmmm kamu Fauzi dan kamu Eko kan ?
tanya Dimas yang sudah ada di hadapan kami.
"iya jawab kami serempak
"gue bisa minta bantuan nggak ? tanyanya lagi .
Fauzi menengok ke arahku temanku itu seolah olah tidak enak jika aku dan dia harus bilang iya .
"boleh kok jawabku tak enak jika bilang tidak.
"Aha bagus banget loe bisa nggak beriin ini ke Eka ".
katanya sembari menyodorkan beberapa buah balon berbentuk hati, setangkai bunga tulip juga papan yang dilapisi karton bertuliskan  I love you Eka
aku terperenjat mendengarnya  hatiku tersentak tanpa menunggu sahutan ku selanjutnya Dimas langsung mengalungkan papan bertuliskan  I love you Eka ke kepalaku aku lihat diriku setelahnya sangat mirip seperti orang mouse dimana papan ini bertuliskan namaku.
Dimas menatapku dalam dalam mungkin ia menyadari perubahan ekspresi wajahku yang tiba tiba keruh tak lagi jernih
"Loe nggak mau ya temen ? ya udahlah nggak papa kok "Bisik Dimas bersiap siap ingin melepaskan papan bertuliskan I love you Eka di tubuhku.
aku menyergahnya
"nggak kok nggak papa Ekanya dimana ?
tanyaku menahan rasa sakit luar biasa luka yang tak berdarah.
"Dia gue suruh nunggu di taman dekat lokasi perkemahan kita ini ntar kalau loe mau ngenembak cewek panggil gue aja gue siap bantuin loe "
kata Dimas mantap
aku menengok Fauzi mungkin ia tahu betul perasaanku saat ini maka dengan senyum khas milik Fauzi dia menggangguk pelan dan aku berlalu memunggungi mereka berjalan ke taman menemui eka.

BALIKAN YUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang