1⚫

179 9 0
                                    


Bandung 1995

Namaku Nathaline Anderson mahasiswi Bandung yang sangat sibuk dengan jurusan DKV tapi dulunya bercita-cita sebagai novelis. Hobiku banyak, cuma yang benar-benar ku tekuni saat ini adalah menggambar. Selain sibuk di dunia perkuliahan, aku juga sibuk di dunia kepramukaan. Beberapa tahun lalu aku sempat berhenti dari pramuka, saat ini masih sedikit aktif, nanti akan sangat aktif saat beban kuliah ku selesai.

Aku masih muda, bahkan saat masuk kuliah saja umurku masih 17 tahun. Ini berkat program exel yang diberi kan pemerintah. Umurku saat ini sudah 21 tahun, dan aku juga sudah di penghujung semester. Maka dari itu, kegiatan pramuka ku harus terhambat karena aku saat ini fokus ke skripsi berharap tidak revisi dan cepat di wisuda untuk mendapat gelar kebanggaan.

" Nat, cepet amat lu ibadah " tegur teman se-kos ku, kamar dia ada di sebelah ku.

" lama sih kata gua, belom tau aja lu " balasku. Dia bukan kristiani, dia muslim berhijab, tapi kami tetap dekat. Perbedaan agama bukan jadi masalah dalam pertemanan, bahkan persahabatan.

Pangil saja dia Aurel, aku dan dia sudah kenal lama semenjak awal masuk kuliah. Hanya saja kita berbeda jurusan, dia lebih memilih sastra yang menurutnya itu lebih mudah. Umur kita juga sama, hanya berbeda 3 bulan. Aku lebih tua dari nya 3 bulan.

" mau siomay ? " tawar nya sambil menunjukkan kantung plastik berisi siomay. Biar ku tebak, itu pasti dia beli siomay nya jauh, karena memang yang rasanya itu tempatnya jauh.

" bayar teu? " tanya ku memastikan, jelas ini gurauan.

" ngga lah dodol! " jawabnya sedikit teriak, aku tertawa. Bahasa sunda dia belum lancar, dia pindahan dari pulau sumatra, jauh-jauh ke Bandung untuk kuliah.

" udah aing beliin, awas kalo ga dimakan! " ancamnya sambil menunjuk-nunjuk aku dengan jari telunjuknya. Aku ingin tertawa, tapi sepertinya dia bad-mood. Galak sekali, pms mungkin.

" matur nuhun Aurel geulis! " teriak ku saat dia sudah mau masuk ke kamar nya. Padahal cuma berapa langkah jarak kami, aku tetap teriak. Aurel mengangguk lalu masuk ke kamar nya.

" woi berisik! " tegur Garka, anak kos putra. Kos-kosan ini tidak hanya untuk wanita, tapi di campur. Hanya saja, yang cowo di bagian kiri dan yang cewe di bagian kanan. Kamar mandi cewe cowo juga di pisah. Tapi kadang ada saja cewe yang nekat ke kamar mandi cowo, antri kamar mandi cewe lama.

" maaf Gar " ucap ku lalu buru-buru masuk kamar.

Ting!

Notif chat dari Aurel muncul di layar handhone ku. Aneh-aneh saja si bocah satu ini, kamar sebelahan tapi masih pake aplikasi chat. Efek 'mager' yang sungguh besar.

Aurel : Garka knp td?

Dia dengar Garka teriak ya? kenceng berarti suara Garka. Padahal biasanya teriakan itu ga kedenger sampai kamar. Yang sering kedenger itu cuma teriakan anak kos cewe. Cowo? Sunyi banget, kayak gak ada kehidupan.

Natha : keberisikan
Natha : lagian cuma bilang matur nuhun
Natha : sambil teriak dikit
Natha : gitu kok udah ngomel

Aurel : hahah
Aurel : orang gila teu usah di urus, biarin aja.

Natha : iya, siomay nya enak

Aurel : mahal tuh

Natha : besok gua ganti pake martabak manis
Natha : yang mahal juga deh

Aurel : oke! Matur nuhun

Natha : sami-sami :3
Read

Setelah itu aku menutup HP ku. Sepi, tidak ada yang chat, hanya ramai notif dari orang yang coment di instagram minta follback atau like back. DM juga sepi, seperti ruang kosong di hatiku.

Aku pun melanjutkan mengetik skirpsi yang sudah hampir selesai, hanya hampir. Masih ada 1 bab lagi menuju ke bagian penutup. Mungkin ini akan selesai nanti malam dengan sistem kebut semalam. Sekarang capek-capek dulu, nanti baru seneng pas lulus dan dapet kerjaan.

Di sela-sela kesibukan ku, aku juga punya bisnis jualan kue ringan. Aku sebagai manager nya hanya mengatur kerjaan, dan yang mengerjakannya orang lain. Selain itu aku juga menjadi agen produk kecantikan, yang penghasilan nya lumayan lah. Setidaknya akusudah bisa menghasilkan uang dari jeri payah ku sendiri.

Karena kesibukan ku yang amat banyak, aku hampir melupakan satu hal. Cinta, sudah sangat lama aku tak merasakan itu. Terakhir merasakannya saja aku sudah lupa. Itu bisa jadi urusan belakangan. Cinta tidak terlalu penting saat ini.

****

Cerita keduaaa!!

Yang pertama parah si
Ide gua ngestuck gitu tiba-tiba
Terus mood buat nulis cerita ya pertama lama-lama ilang
And than, muncul lah ide buat cerita ini

So, keep voment and always reading Garka !!!
See you👋

GarkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang