4 ⚫

31 4 0
                                    

   Skripsi ku diterima, syukur, aku lulus di tahun ini. Aku tidak tau bagaimana kabar Aurel lulus atau tidak nya dia. 2 hari aku dan Aurel tidak berkomunikasi sama sekali. Dia sepertinya menjauhi ku. Aku pikir, dia sudah punya teman baru yan lebih asik dari ku. Mungkin dia memang tak di takdirkan Tuhan untuk menjadi sahabatku. Sahabat itu selalu ada, bukan ada saat butuh saja.

Drrt..

  Handphone ku bergetar memunculkan notif pesan. Dari Garka. Belakangan ini aku jadi dekat dengan Garka. Sikap nya yang menyebalkan perlahan hilang, aneh memang, aku saja heran.

Garka : besok kita omongin tentang prom

Natha : cuma kita?

Garka : sama panitia inti lain, santai
Garka : di cafe sebrang campus
Garka : nanti kita berangkat bareng

Natha : ada aurel dong?
Natha : motor lu susah buat gua

Garka : iya ada, motor gua kan kece
Garka : kayak orang nya haha

Natha : pret atuh lah
Natha : besok kalo mau berangkat chat dulu

Aku menutup aplikasi chat ku. Tidak akan selesai jika aku terus membalas pesan dari Garka, dia selalu aja ada topik. Topik nya juga aneh-aneh, kadang gak nyambung, demi dapat topik chat katanya. Tapi justru karena topik pembicaraan dia yang gak jelas itu, kadang buat aku tertawa. Dia seperti pengganti Aurel yang tiap chat buat aku tertawa. Aku rindu Aurel, sahabatku.

  Aku orang nya sedikit tertutup, sahabat ku hanya ada 2, Shinta dan waktu itu Aurel. Entah saat ini apa Aurel masih menjadi sahabat ku atau tidak. Aku cukup sulit untuk bergaul dengan teman-teman. Aku juga cukup selektif memilih teman, sangat mudah membedakan teman baik dan buruk aura nya sudah ketahuan oleh ku. Dan saat ini Aurel, belum bisa ku tebak, apa dia teman baik untuk ku atau bukan.

***

  Sabtu ini cukup cerah, ternyata alam sangat bersahabat saat ini. Hari ini bukan hari bermalas-malasan. Ada pertemuan antar panitia kegiatan prom night.

Garka : siap-siap

  Aku membaca notif pesan dari Garka tak berniat untuk membuka nya. Aku langsung memilih baju yang simple dan nyaman untuk ku pakai. Cukup lama aku memilih, padahal ini pertemuan antar panitia, bukan kencan romantis ala remaja ABG yang pusing memilih baju untuk kencan. Setelah itu aku mandi dan makan roti, ini akhir bulan bagi anak kos harus hemat, jadi aku hanya makan roti 2000 an rasa coklat yang ku beli di warung depan. Setidaknya, ini lebih sehat dariapada mie instan.

  Aku terpikir dengan Aurel, biasanya kalau hari libur, aku dan Aurel sarapan bersama. Bergantian, misalnya hari ini di kamar Aurel, besok nya Aurel yang makan di kamar ku. Tapi bawa makanan sendiri-sendiri. Waktu itu kita selalu bersama, tapi tak ada hujan badai aku dan dia sekarang jadi berjauhan.

Tok..tok..tok..

  Aku buru-buru menghabiskan roti ku lalu meminum habus air putih yang sudah ku sediakan. Saat ku buka pintu, itu Garka. Pakaian dia simple, lebih sederhana dari aku. Hanya menggunakan jeans dan kaos hitam, dsngan sandal jepit andalan nya. Garka emang bodo amatan sama penampilan, mau ke cafe aja gini. Emang deh kebangetan cuek nya dia mah.

  " ayo " ajak nya , aku menggangguk lalu mengambil tas selempang ku.

  " tunggu di depan " ucap ku dia langsung jalan duluan ke depan. Maksud ku, dia jalan duluan ke bawah depan teras tempat dia markir motor nya. Aku harus mengunci pintu kamar.

GarkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang