ALLEGRA IS COMING

6.3K 452 12
                                    

Song : Isn't She Lovely - Stevie Wonder

Isn't she lovely
Isn't she wonderful
Isn't she precious
I can't believe what God has done
Through us he's given life to one
But isn't she lovely made from love

🎀🐦🎀🐦🎀🐦🎀🐦🎀🐦🎀🐦🎀

Memasuki bulan ke-9 berat badannya sudah mencapai 18 kg. Choky lebih sering kuatir melihat ukuran perut Kayla yang sangat besar. Kaylapun harus kembali mengurus cuti akademiknya. Sebenarnya dia sudah bisa mengikuti ujian sebulan yang lalu tapi kondisinya tidak memungkinkan. Dia tidak bisa berkonsentrasi dengan kehamilannya dan persiapan melahirkan.

Saat tidurpun lebih sulit bagi Kayla. Choky harus mengatur posisi bantalnya supaya dia tidak sesak napas. Ketika Kayla mengeluh tentang tubuhnya yang membengkak, Choky menjawab dengan sangat manis, "Abang mencintai Kay apa adanya, sayang. Melihatmu rela mengandung anak kita, Abang makin cinta sama kamu." Dengan tersipu-sipu Kayla berusaha memeluk Choky walaupun terhalang dengan perut besarnya. Choky mencium bibir Kayla dengan mesra. Ketika ciuman Choky mulai turun ke lehernya dan tangan Choky mulai meraba payudaranya, Kayla mengeluarkan suara desahan yang membuat Choky tersadar dan menghentikan ciumannya. Dengan frustasi Kayla menyembunyikan wajahnya ke dalam dada Choky.

Sejak memasuki bulan ke-8, dokter sudah melarang mereka untuk bercinta dan itu sungguh membuat Kayla uring-uringan. Jujur saja sejak dia hamil, libidonya meningkat dan dia selalu ingin bercinta dengan Choky. Awalnya Kayla pikir dia memiliki kelainan seksual tapi dokter bilang itu hal biasa bagi ibu hamil. Biasanya karena adanya peningkatan hormon semasa kehamilan.

Seminggu sebelum waktu yang ditentukan untuk melahirkan, Choky dan Kayla sudah pindah ke rumah orangtua Choky karena mereka ingin mengurus Kayla setelah melahirkan nanti. Setiap pagi sebelum Choky berangkat ke kantor, Sudung selalu rutin mengecek kondisi Kayla dan dengan tegas Kayla sudah mengatakan pada Sudung agar tidak hadir ketika di ruang bersalinnya nanti. Dengan berat hati Sudung mengiyakan.

Sepertinya bayi Kayla tidak ingin cepat-cepat keluar padahal sudah waktunya. Hari ini hari jumat dan hujan sudah turun sejak pagi. Kayla sudah mulai frustasi tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain berjalan mengelilingi rumah seperti cacing kepanasan. Perutnya sangat besar, rusuk sebelah kanannya sakit, punggungnya nyeri dan dia jadi selalu ingin menangis.

Ketika Choky pulang di sore hari, Kayla hanya bisa menyambutnya di tempat tidur. Choky menawarinya makan tetapi Kayla sudah tidak berselera lagi. Dengan gigih Choky membujuknya untuk minum susu dan setangkup roti lapis. Sepanjang malam Choky menungguinya sambil mengelus punggung Kayla sampai tertidur. Sebenarnya bukan elusan itu yang membuat Kayla tertidur tapi pelukan hangat Choky dan aroma tubuhnya yang membius Kayla.

Sepertinya bayinya ingin dilahirkan dengan cara yang tidak biasa. Kayla terbangun di jam 2 pagi dengan posisi yang sangat tidak nyaman dan ingin buang air kecil. Choky yang tertidur sambil memeluk perutnya ikut terbangun.

"Mau kemana, Kay?"

"Mau pipis, Bang."

"Jangan lama-lama ya." Choky kembali melanjutkan tidurnya.

Dengan perlahan Kayla membuka celananya dan duduk di kloset. Perasaannya tidak enak ketika dia merasa ada cairan kental yang keluar dari vaginanya. Dia menunduk melihat ke lubang kloset, ada begitu banyak darah di sana. Kayla segera bangkit dan mengambil pembalut di laci obat. Sambil memakai pembalut, Kayla berteriak memanggil Choky.

Choky yang terkejut segera melompat dari tempat tidur dan bergegas menghampiri Kayla. Pandangannya terarah ke closet dan wajahnya memucat. Kayla meraih tangan Choky dan menggenggamnya. "Ayo, ke rumah sakit, Bang!"

KAYLA - Di Antara Dua Hati (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang