Si Pangeran Judes [REVISI]

6. ⚫Kabur⚫

"Lo sering minum ganja ya? Dari tadi ngehalusinasi mulu!"

_____

Michel memerhatikan pantulan dirinya di kaca kamar mandi, air matanya kembali jatuh. "Kenapa gue harus suka sama lo, lo cowok yang gak punya ati, tapi gue akan buktiin kalo lo bisa luluh sama gue." ia mengusap air matanya kasar. Dan membasuh wajahnya. Ia segera keluar kamar mandi, bel masuk sebentar lagi berbunyi.

Michel berjalan melewati koridor-koridor kelas, ia melihat Bayu dari arah kelasnya, ia menyeringai. Ia segera mempercepat langkahnya, mereka berpapasan.

Michel sengaja menabrak lengan Bayu. Tanpa bersalah, ia terus berjalan tanpa meminta maaf.

Bayu pun geram, berani-beraninya dia menabrak tanpa meminta maaf.

Refan pun diam, tidak mau ikut campur.

Bayu segera membalikkan badan dan menghampiri gadis yang menabraknya tadi. Ia mencengkram lengan gadis itu.

Michel meringis kesakitaan saat lengannya berasa di cengkram seseorang. Ia berusaha melepaskan cengkraman itu. "Apaansih?" Michel menoleh, ternyata Bayu.

Bayu menatap Michel tajam.

"Lepasinnn!" ronta Michel.

"Gue akan lepasin lo, tapi.." ucap Bayu masih datar.

"Apasihh, ENG-GAK." Michel masih berusaha melepaskan cengkraman tangan Bayu.

"Dengerin gue." bentak Bayu.

Michel refleks diam.

"Ikut gue kabur." ucap Bayu terdengar enteng.

Michel memelototkan mata, antara senang bisa sama Bayu dan takut di cap cabe lagi. Tangannya tiba-tiba di tarik paksa. Ia dibawa melewati belakang sekolah, dan sampailah di tembok belakang sekolah. Michel menatap bingung pada Bayu.

"Naik."

"Ha?" Michel masih tak mengerti. Sejenak ia menatap Bayu, baru pertama kali dia merasakan antara jatuh dan terbang.

"Lompat atau lo pengen dihukum."

"Gue gak bisa lompat." ucap Michel takut.

"Bukannya, lo mantan cabe?"

Degg. Bagaimana Bayu bisa tau, apakah dia kenal sama gue? Wah rusak reputasi gue di mata Bayu, kenapa sih lo tuh pake pernah jadi cabe segala.

"Woy! Bengong?"

"Gue gak cabe." bantah Michel.

"Bodoo. Cepet lompat."

Michel pun pasrah, ia segera menaiki tembok yang tingginya hampir 5 meteran. Tangannya siap untuk berancang-ancang mencapai atas tembok, tapi

Debugg. "Awhhh." ringis Michel.