Cukup dengan melihatmu marah atas guyonan yang kubuat setiap harinya, itu sudah menunjukkan caraku dalam menyampaikan suatu ketertarikan
~Lee Felix~
***
Ada satu kata yang tepat menggambarkan situasi yang sedang dirasakan oleh Han Yuri saat ini, yaitu
Kesal.
Bagaimana tidak, tadi pagi ia kesiangan karena semalam menemani sang kakak, Han Jisung untuk menonton film komedi bersamanya hingga larut malam padahal si tupai Jisung sudah tau bahwa adiknya itu harus bersiap-siap pagi-pagi sekali untuk menghadiri kelas Kim Ssaem, dosen tampan yang menggemaskan sekaligus pria idaman bagi Han Yuri. Lalu, soal dia yang tidak sempat sarapan karena waktu yang tidak berkenan memberinya kesempatan untuk mengisi perut sedikit saja. Kemudian ditambah lagi dengan si tampan Hyunjin yang menghubungi tadi pagi memberitahu bahwa Hyunjin tidak membawa buku catatan Biologi Murninya padahal ia sangat ingat bahwa selepas jam mata kuliah Kim ssaem, akan ada pelajaran Biologi Murni yang diajar oleh Park ssaem.
Sungguh, Yuri sangat ingin menenggelamkan para pria yang sudah membuat harinya berantakan.Dan terakhir, si pirang Felix juga membuatnya kesal saat ini. Pria berdarah Australia itu menertawakan dirinya yang mati-matian berusaha memanjat pagar belakang kampus agar bisa masuk dengan tenang tanpa diketahui oleh satpam karena terlambat. Felix berseru lantang memanggilnya, "Gadis aneh!" yang mungkin saja bisa didengar oleh orang lain dalam radius dua puluh meter. Terlebih saat Yuri sedang sibuk menaikkan sebelah kakinya untuk mencapai pagar pembatas, pria berambut pirang itu dengan santai menarik tangannya hingga membuat sang gadis meringis karena dipaksa turun dari pagar dan terjerembab ditanah dengan gaya dramatis. Membuat Yuri semakin kesal saja pada semua orang.
"Menyingkirlah dan jangan mengangguku, sialan!" bentak Yuri seraya bangkit berdiri. Ia menatap Felix nyalang, namun rupanya tak membuat laki-laki itu ciut. Malahan pria itu dengan enteng memberikan senyum merekah yang ia tunjukkan pada Yuri seorang. Yuri sangat ingin bertanya, apakah ada kayu untuk memukul wajah menyebalkan itu?
"Percuma jika kau masuk lewat sini, paman Donghae akan mengetahui kedokmu dan bisa-bisa kau diseret ke ruang kesiswaan. " jawab Felix enteng. Pria itu menyembunyikan kedua tangannya didalam saku setelah menarik tangan Yuri.
"Apa pedulimu? Itu terserahku mau lewat mana!" bentak Yuri lagi, namun kali ini sedikit pelan karena jika ia kembali meninggikan suaranya, maka ia sangat yakin bahwa paman Donghae yang pria itu maksud akan datang dan menangkap mereka berdua.
Sebetulnya, Felix sangat jengah dengan pria satu ini. Lee Felix seperti tidak pernah bosan mengganggu setiap harinya. Jika seandainya Yuri diberi satu permintaan apa yang sangat diinginkan oleh gadis itu, maka Yuri pasti akan menjawab bahwa dia ingin tidak ada seorang Lee Felix dihadapannya dalam waktu seminggu, paling tidak tiga hari saja agar hidupnya tenang.
Namun, jangankan tiga hari, satu hari pun pria itu sepertinya tak pernah absen menganggu hari-harinya.
Seperti mencuri pulpen Han Yuri ketika gadis itu sedang lengah, merobek buku bagian tengahnya hingga membuat buku yang tak bersalah itu menjadi menipis, menyembunyikan ponsel Yuri ketika gadis itu ketiduran di kelas saat jam mengajar Yoon ssaem tentang Bakteri, dan merebut minuman gadis itu ketika Yuri sedang asyik menikmari jus alpukatnya di kafeteria hingga membuat gadis itu mengejar dirinya sampai keujung dunia dengan seruan yang paling menakutkan.Yuri bahkan merasa bahwa dia pernah menarik rambut Lee Felix hingga tercabut beberapa helai saking kesalnya dengan pria tersebut. Yuri juga pernah membuang ponsel sang pria Australia ke taman hingga Felix terpaksa mencarinya diantara semak-semak dan banyak hal lainnya yang Yuri lakukan untuk melukiskan kekesalannya pada Felix.