Kadang, sesuatu yang kau lakukan baik seringkali memiliki efek samping yang buruk
Bang Chan
°°°
Jika ditanya apa yang sangat ingin ia lakukan ketika diberi waktu liburan satu minggu saja, maka Hwang Yeseul akan menghabiskan waktu itu untuk tidur saja diapartmen. Atau paling tidak tidur seharian di sofa dengan keadaan tv menyala dan snack yang bertebaran disekitar karpet. Tak perlu bermimpi ingin liburan dengan menjelajah indahnya kota Seoul atau menikmati malam hangat dimusim semi ditemani kembang api yang menyala dari hamparan sungai Han, mendekam di apartmen selama beberapa hari saja sudah merupakan sebuah karunia terbesar yang Sena dapatkan.
Namun sayangnya Yeseul terlalu sibuk. Sehingga semua keinginan itu membumbung tinggi tak sesuai harapan Yeseul.
Pagi-pagi ia sudah harus bangun dan berangkat bekerja agar tidak terlambat dan dimarahi atasannya habis-habisan. Ya pagi-pagi, ketika matahati sudah mulai meninggi dan Yeseul masih bergelung dalam selimutnya. Jangankan sarapan, Yeseul pun bahkan mengira pada dirinya sendiri apakah dia sudah mandi dengan benar? Karena ketika alarmnya yang menunjukkan pukul lima pagi berbunyi dengan nyaring, ia masih tidak beranjak dari kasur ternyaman milih gadis bermarga Hwang itu. Ia akan terkesiap kaget ketika cahaya matahari mulai menusuk kedua matanya yang tertutup dengan sengaja. Ia akan segera beranjak dari kasur dan mandi secepat kilat. Setelah itu berdandan sedikit dan berangkat ke kedai coffee yang sudah menampung gadis pengangguran sepertinya beberapa bulan terakhir. Sudah dua kali ia kesiangan seperti itu sejak terakhir kali ia dihukum atas keteledorannya hingga imbasnya ia kembali dimarahi oleh bosnya. Dan Yeseul tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu lagi dengan sifat malasnya yang sudah bersarang ditubuhnya sejak memasuki dunia perkuliahan.
Yeseul tak ingin membuat kesalahan diwaktu jam kerja karena jika sampai dia melakukan demikian, maka Tuan Min akan marah besar dan menyumpahinya dengan macam sumpah-serapah serta delikan tajam hingga ditertawai oleh karyawan lainnya ketika boss besar itu beranjak dari cafe. Karena itulah, sebagai pekerja yang banyak berbuat salah sepertinya Yeseul tidak ingin lagi membuat kekacauan dengan tabiat malas, cukup dengan masa kuliahnya yang menggenaskan karena memperoleh nilai kecil sehingga tidak bisa diterima di perusahaan manapun hanya dengan menenteng ijazah yang memperlihatkan IP rendah. Jadi, ketika Yeseul melamar pekerjaan di kedai coffee yang sudah berdiri sekitar tiga tahun itu ia merasa bahagia tak terkira. Meskipun pekerjaan itu melenceng dari program studi yang ia pilih ketika kuliah, namun tak ada gunanya juga mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginanmu jika masih ingin hidup.
Yeseul tersenyum puas ketika melihat dirinya tampak sempurna didalam cermin berukuran lumayan besar yang tertampang di apartmen miliknya dengan wajah percaya diri. Dia memperbaiki tatanan rambut coklatnya yang bergelombang dibagian bawah kemudian tersenyum lagi. Sembari menggumamkan kata 'Fighting' Yeseul berlari kecil menggapai tasnya yang terletak di sofa dan keluar dari apartmen dengan satu debuman keras. Sempat ia bertabrakan mata dengan tetangga apartmen tepat disebelah kamarnya yang merupakan seorang laki-laki dengan mimik datar seperti merasa terganggu namun Yeseul mengabaikannya. Ia hanya tersenyum tipis pada tetangganya itu dan berlari menuju lift secepatnya. Lagipula ada Hwang Hyunjin juga disebelah kamarnya, jadi ia tidak terlalu memusingkan.
Ia melirik jam tangan yang terlingkar sempurna di pergelangan tangan kemudian melotot lebar.
"Aishh jinjja, kenapa waktu cepat sekali berlalu?" ia menggerutu dalam lift tanpa mengabaikan tatapan para penghuni apartemen lainnya yang melihat Yeseul dengan tatapan terganggu namun gadis itu mengabaikan.
Ia sudah terlambat!
Sejenak setelah itu, ponsel gadis bermarga Hwang itu bergetar hebat. Dengan gerutuan yang masih menggumam, Yeseul merogoh tas miliknya dan mencari benda pipih itu. Mendesah singkat ketika nama 'Park Sohee' terlihat dilayar ponsel. Buru-buru ia mengangkatnya.