Selain membuatku penasaran, kamu juga membuat perasaan tidak karuan. Bikin repot saja. ---Hwang Hyunjin
***
Hembusan napas lelah Hwang Hyunjin menjadi pengiring langkahnya menuju tempat idaman. Pria itu masih mengenakan seragam olahraga dengan separuh basah akibat keringat yang membanjiri tubuhnya. Jika teman-temannya memburu kantin sekolah demi melepas rasa haus dan lapar yang tertahan selama pelajaran guru olahraga, Ong Seungwoo maka berbeda dengan Hyunjin. Lelaki itu mengarahkan kakinya ke perpustakaan. Lagipula belum saatnya jam istirahat dimulai. Hyunjin tidak bodoh. Jika nanti penjaga sekolah patroli mengelilingi sekolah, atau paling tidak nanti teman-temannya tertangkap basah di kantin lantaran belum pada jamnya, maka Hyunjin dengan tenang dalam tidurnya ditemani deretan buku-buku manis yang menyejukkan mata tanpa gangguan. Tak lupa dengan AC perpustakaan yang tidak pernah mati. Kadang, jika Gong Yoo, penjaga perpustakaan itu mengerti dengan keadaan Hyunjin, maka Gong Yoo akan menaikkan volumenya hingga ruangan menjadi semakin dingin. Memang, koneksi dengan seseorang yang lebih tua justru sangat menyenangkan dan menguntungkan.
Hyunjin terduduk dengan kaki disejajarkan dan punggung yang bersandar pada rak buku. Kokoh. Jadi ia tidak perlu khawatir rak itu akan roboh atau semacamnya. Lagipula, ia tidak terlalu berat mampu menjatuhkan ratusan buku seni itu. Kedua tangannya terlipat di belakang kepala dengan mata setengah tertutup. Untunglah perpustakaan cukup sepi, memudahkan Hyunjin melepas rasa penatnya tanpa terganggu. Kadangkala ada beberapa siswa lain yang terkejut melihat kehadiran Hyunjin dan menatap lelaki itu dengan tatapan menyipit, membuat Hyunjin harus memelototi orang itu hingga pergi menjauh. Lalu tak lama terdengar suara tawa renyah Gong Yoo diseberang sana sebagai pengiringnya. Seperti sekarang.
"Apa kau ditatap sebagai hama lagi? "ejek Gong Yoo dengan tawa khasnya.
Mendengar itu Hyunjin memutar kedua bola matanya dengan malas, "Aku hanya menumpang tidur disini, bukan mencuri. Mereka selalu saja melihatku seperti seorang perampok. " ocehnya dengan mata tertutup kemudian. Menyenangkan rasanya jika sudah berada di perpustakaan. Tenang dan damai. Meski sebetulnya ia jarang sekali membaca buku disini. Hanya tertidur dan jika perlu, Gong Yoo datang menegurnya.
"Hyunjin, kemari sebentar. " Mata yang baru saja tertutup itu kembali terbuka malas. Hyunjin melirik ke asal suara lantaran presensi penjaga perpustakaan yang tampan itu tidak terlihat dari sini. Ia menegakkan sedikit tubuhnya lalu berdehem.
"Hei, kemarilah!" Suara Gong Yoo semakin meninggi, mau tak mau Hyunjin bangkit dari posisinya, berjalan dengan langkah gontai kearah penjaga perpustakaan itu. Tampak dari kejauhan Gong Yoo memegang sesuatu yang tak Hyunjin ketahui.
"Ada apa, pak?" tanyanya begitu tiba dihadapan presensi itu. Sesekali melirik benda yang dipegangnya. Oh, sebuah tumbler berwarna tosca dengan sedikit motif panda disana. Menggemaskan. Seketika, Hyunjin tertawa.
"Apa itu milikmu, Pak? Astaga, manis sekali. " pujinya yang berisi sindiran. Gong Yoo berdecak. Mengetuk dahi Hyunjin dengan telunjuknya hingga remaja itu menjauh dan mengaduh. Kekuatan orang dewasa memang bukan main.
"Tolong kau kembalikan tumbler ini kepada pemiliknya. " suruh pria itu.
"Kembalikan kepada siap-"
"Kim Yeonhee, kelas 2-b, persis disebelah kelasmu. Cepat, kembalikan!" pria itu memotong. Hyunjin tergugu dibuatnya.
"Apa bapak bercanda?" tawa singkat mengisi pertanyaan sungkan lelaki Hwang itu.
Lalu kemudian tatapan tajam Gong Yoo mengintimidasinya. Seakan mengatakan bahwa dia memang harus melakukan ini. Walaupun Hyunjin cukup dekat dengan pria itu, namun guru tetaplah guru. Penjaga perpustakaan sekalipun. Jadi, mau tak mau, suka atau tidak dia harus melakukannya.