Bab 1

3.4K 74 9
                                    


Para penduduk telah mengetahuinya. Mereka telah gagal menyembunyikannya.

Manik hijau Mayor Jenderal Tristan Schiffer mengedarkan pandangan ke rapat darurat militer Reibeart. Tiap prajurit yang mengitari meja panjang mahoni itu menguarkan aura kemerahan kuat serta wibawa bermatabat. Di antara kasak-kusuk gugup menunggu Sang Jenderal, Tristan adalah satu-satunya orang yang dengan acuh tak acuh mengetukkan jari pada meja di hadapannya.

Setelah perang saudara lima tahun yang lalu, semua orang tampaknya telah melupakan sukacita menyambut Tristan. Sebab pada mulanya, Tristan adalah teman berharga Sang Putri. Sang Pemimpin. Penerus Kerajaan. Namun, dengan hilangnya wanita jelita itu, semua orang mulai kehilangan ketertarikan terhadap Tristan. Bahkan setelah berbelas-belas kasus besar yang Tristan tangani sendiri, tiada seorang pun menanggapinya sungguh-sungguh.

Bagi mereka, umur dua puluh delapan tahun sekecil debu yang tersangkut di pelupuk mata.

Ketukan sepatu distingtif menapak masuk dalam ruangan kecil tersebut. Untuk yang pertama sepanjang penantiannya, Tristan mengerahkan perhatian lebih. Berdiri memandangi Sang Jenderal Coleman masuk. Kesan kepemimpinan yang kuat kian berpendar terang setelah Sang Putri, Thalia Ersa of Seymour menghilang. Coleman meninggalkan jabatannya sebagai Mayor Jenderal, menggantikan Jenderal Besar Heaton yang jiwanya gugur dalam perang. Mulanya, Coleman bertindak sebagai pemimpin militer semata. Namun, dengan kementerian yang tumbang serta pemimpin hilang, segenap rakyat setuju menjadikannya pemimpin.

Setidaknya sementara. Sampai mereka menemukan kembali Sang Putri.

Ajudan Coleman berseru lantang meminta hormat kepada pemimpin paling berkuasa di ruang tersebut. Kala merundukkan kepala demi membungkuk, berkelebat ingatan menyenangkan selama di pengungsian bersama Coleman. Acara minum-minum dan rentetan godaan veteran perang lainnya terhadap Tristan. Hari-hari itu memang kelam, namun setidaknya berwarna. Kini, setelah Thalia pergi, hidupnya bagai angin membosankan. Segalanya berubah hitam abu-abu. Tidak lagi merah atau hijau atau kuning.

"Rapat dimulai," ujar Coleman setelah mengetukkan jarinya tiga kali. "Aktivitas organisasi pemberontakan baru yang belakangan kita ketahui diketahui oleh kerabat Reyes, meningkat. Gerakan Perjuangan Reyes, itu namanya. Dengan jumlah anggota yang terus bertambah serta sokongan dari mafia dunia bawah, mereka menebarkan terror dan ancaman juga keyakinan di beberapa wilayah meski terhitung tak ada korban. Para penduduk perlahan mengetahui dan mempelajari bahwa ledakan gedung kementerian tiga hari lalu merupakan ulah para pemberontak. Kabar burung mulai menyebar, mengenai keruntuhan Reibeart yang kedua. Mereka dihantui ketakutan kolektif dan digeluti keluh kesah. Beberapa wilayah mulai kembali memperdebatkan antara Reyes dan Seymour. Bertahan dengan rezim yang sekarang atau merobohkannya membentuk pemerintahan baru. Apakah ada saran bagaimana seharusnya kita mencegah disintegrasi yang akan berlanjut ke perang saudara ini?"

Seorang pria kurus berambut pirang, Kolonel Braunn yang dikenal akan strategi-strateginya, mengangkat tangan. Minta bicara.

Ketika pandangan Coleman tertuju kepadanya (dan seluruh pasang mata mengikuti titik lihatnya), pria itu mulai berbicara. "Sebuah pasukan khusus, Yang Mulia. Kita tidak bisa melipatgandakan kewajiban para tentara dalam barak-barak kita setelah Waisenburg meminta bantuan dari militer kita. Selain merugikan pihak Waisenburg dalam perang bahari dengan Dyre, tindakan pemaksaan itu juga akan mengurangi keefektifan kinerja para prajurit. Maka dari itu, saya menyarankan sebuah pasukan khusus yang tanggung jawabnya akan berkonsentrasi pada pelumpuhan organisasi pemberontak itu."

"Pasukan ini—terdiri dari siapa sajakah anggotanya?" Coleman mengetukkan jari pada dagunya, terlihat tertarik akan usulan Braunn.

"Sebagian prajurit minor yang tak bertugas dalam perang Waisenburg-Dyre, dan beberapa tentara bayaran, Yang Mulia." Braunn mengangguk yakin, seakan dengan gestur tersebut, Coleman akan lekas setuju dengan usulannya.

RAPTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang