02.

114 5 3
                                    

Aku sedang menunggu jam istirahat. Menunggu agar hukuman ini cepat segera selesai. Ya benaar! Aku telat kawan. Aku bangun saat jam menunjukan angka 06.45. Artinya aku hanya punya waktu 15 menit untuk pergi ke sekolah. Bahkan tadi pagi aku tidak mandi karena berusaha agar tidak telat. Aku berpikir "Bodo Amat lah Yang penting ga telat" Tapi nyatanya? Sekarang aku sedang berjemur di tengah lapangan dibawah teriknya mentari. Aah sial! Padahal selama ini udah berusaha perawatan untuk putihin kulit tapi perawatan itu sia-sia dalam beberapa menit saja. Kulit ku jadi gosong lagi. Di tambah bau badan karena tadi pagi belum mandi. Kalo tau bakal dihukum kaya gini, Seharusnya tadi mandi dulu. Yaa penyesalan memang datang nya selalu di akhir bukan?.

Dan aku pun masih setia menunggu bell istirahat berbunyi. "5 menit lagi! Fighting!" Seru ku pada diri sendiri. Padahal aku sedang di hukum kenapa harus bilang 'Fighting' aah dasar bodoh..

"Ting! Tong! Waktunya Jam Istirahat." Suara itu terdengar dari Speaker Sekolah. Tanpa berbicara apapun aku langsung berlari menuju kantin untuk membeli minum. Oh sial padahal baru bell tapi kantin sudah terisi penuh dengan manusia-manusia penggemar ibu kantin.
Aku haus tapi malas mengantre. Ku putuskan untuk istirahat di kelas saja.

Kepalaku sedikit pusing. Mungkin Itu karena aku terlalu lama di bawah terik mata hari. Aku berjalan sempoyongan. Dan tiba tiba seorang siswa laki-laki berteriak persis di belakang ku "Hey!". Tidak aku gubris, karena aku menyangka itu adalah orang  yg akan bernyanyi "Hey Tayo! Hey Tayo!" Saat aku menengok ke arahnya. 3 kali dia berseru "Hey!" Sampai akhirnya dia menarik  pundakku untuk berhadapan dengannya
"Hey Bodoh! Kau Tuli Ya?" Katanya.
Aku hanya menaikan alis sebelahku karena aku malas menanggapinya
"Kau tuli?" Aku mengernyitkan dahi.
"Ternyata benar kau tuli" What?! maksud lo apa ferguso.
Aku berbalik berniat meninggalkan makhluk menyebalkan itu tapi lagi lagi pundak ku ditarik agar berhadapan dengannya.
"Apa lagi?! Bukan kah kau sudah puas menklaim ku sebagai orang tuli?! Hhah!!" Akhirnya aku buka mulut.
"Hey! Apa maksudmu? Kalo ada orang yang memanggil mu, seharusnya kau gubris. Aku memanggil mu tapi kau tetap berjalan lurus seakan tidak mendengar apa-apa, seperti orang tuli. Aku hanya ingin berniat baik. Tas mu tertinggal di depan kelas ku. Bukan kah kau yang dihukum dilapangan tadi? Kau seharusnya bersyukur karena masih ada orang baik dan peduli sepertiku. Kalau tidak, mungkin tas mu akan jadi mainan teman sekelasku dan isinnya akan lenyap atau mungkin tas mu akan menjadi kotor karena terinjak-injak ratusan murid. Jadi berterima kasih lah padaku." Jelasnya panjang lebar.
Aku mengambil tas ku dari tangannya. "Terimakasih!" Kataku Lalu berbalik beniat untuk pergi meninggalkannya. Untuk ke tiga kalinya pundak ku ditarik agar berhadapan dengannya. "Begitulah cara mu berterimakasih?" Ia menatap ku.

To be continue.

Aku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang