-4; Girl

69 24 19
                                    

Kulangkahkan kakiku kembali menuju ruangan itu.

Kubuka pintu bewarna hitam.  Tepat sebelum aku masuk, ku lihat pria paruh baya berbadan besar membelakangiku menampakkan punggungnya yang lebar.

Pria itu sedang memberi penjelasan kepada mereka dengan suara tegas.  Kulirik wajah Taehyung sang byuntae, c'mon dia hanya tertunduk lesu.
 
“kalian semua harus berlatih semaksimal mungkin agar comeback kali ini berjalan lancar, dan kau Jimin........."

Pria itu menggantungkan kata-katanya.

"....aku tidak mau mendengar namamu menjadi Headline di media social lagi!” tegas laki- laki itu.

Langkah kakiku membawaku untuk mundur hingga tidak terlihat lagi tubug besar pria itu.

Duk
"Auww, sakit--" kataku hampir tidak terdengar

"Jimin? Headline? Apalagi ini? Setidaknya aku tidak gaptek dengan teknologi, tetapi aku tidak pernah melihat itu?" Lanjutku bermonolog

Ne arraseo PDnim” samar-samar suara Jimin terdengar sampai telingaku.

Kurogoh tas sandangku, kuraih ponselku.  Kubuka pencarian never dengan kata kunci "Jimin dating--". 

Cukup lama lingkarang itu berputar hingga menampilkan sebuah artikel yang membuat siapa saja terkejut hanya membaca judulnya saja.

“Jimin BTS issues dating with Rosè Blackpink”

Ku baca artikel itu, kuperhatikan setiap katanya sembari mencerna apa yang ada di dalam artikel itu.

Ahh geurae, Rosè hanya sebatas teman kerja Jimin.  Syukurlah.

"Dia wanita yang cantik, baik sepertinya, pantas saja--" bermonolog sendiri.

Tersadar, pria berbadan besar itu berhenti tepat di depanku.

"Annyeonghasaeyo, apakau Jinha?"
Tanyanya dengan tegas

"A-- a ne, saya sendiri" jawabku terbata

"Eoh, aku bang Pdnim.  Jimin telah menceritakanmu---" tidak melanjutkan perkataannya

"--kau jangan takut padaku" ia terkekeh setelah itu. Lalu ia meminta izin untuk pergi

"Arraseo bang Pdnim" dengan membungkuk

Bang Pdnim ternyata sangat baik, aku sudah ketakutan. Kekeke.  Ia lucu ketika tertawa.

"Jinha!!!" Panggil Jimin dari depan pintu

"Iya, telingaku masih berfungsi" jawabku kesal lalu masuk ke dalam ruang itu.

----

Ku dorong pintu café itu dengan perlahan.

Suasana berubah seperti yang kupikirkan, Gadis-gadis itu meneriakkan namaku.
 
Wow you let my ears hurt girl.

Ku memantapkan langkahku tanpa mengindahkan teriakkan mereka. 

Ku pesan minuman favoritku dan beberapa makanan pesanan para member.  ku duduki kursi kosong dekat kasir.  Menunggu.

Ku mengedarkan pandanganku ke seluruh café itu.  Mataku tiba di sebuah meja yang diduduki oleh seorang gadis cantik yang kukenali.

Mungkin kah itu dia?

Petugas kasir memanggilku. Pesananku sudah jadi.

Kulirikkan mataku.  Gadis itu menuju kasir.  Entah mengapa  hatiku merasa sangat senang mengetahui bahwa itu benar dia. Gadis yang dulu pernah menghiasi hidupnya.

Diamond Girl ;kth [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang