Bagian 1

36 12 7
                                    

Ellera masih sibuk menghentakkan kaki bersepatu conversenya, sambil sesekali mengecek jam yang ada di pergelangan tangan kirinya. Sementara sebuah helm bogo berwarna putih berada di dalam pelukan kedua tangannya.

Hatinya sedang dongkol, mulutnya masih terus komat-kamit dari lima belas menit yang lalu. Sudah setengah jam Ellera menunggu Abi-datang menjemputnya-di teras rumahnya. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh kurang enam menit, dan Ellera masih berdiri di teras rumahnya-yang seharusnya dirinya sudah berada di dalam kelasnya-karena menunggu jemputannya itu.

Repetan omelan Ellera untuk Abi bertambah panjang saat mendengar klakson motor dari luar pagar rumahnya. Ellera segera berteriak untuk berpamitan dengan Mamanya yang berada di dalam rumah, lalu berlari menghampiri Abi yang hanya cengegesan saat melihat wajah cemberut Ellera.

"Lo tau nggak ini jam berapa?" protes Ellera sambil memakai helm kesayangannya.

"Ya udah yuk berangkat, ntar kalo telat bisa gawat" kata Abi mencoba memperbaiki mood Ellera, akan tetapi perkataan Abi mendapat jawaban pedas dari Ellera.

"Ini udah telat bego!"

***

"Abi syaland! Abi taek! Abi kampret! Abi bangke!"

Umpatan itu masih terus berlangsung hingga Ellera merasa percuma mengumpati Ali yang tidak akan mengubah nasibnya pagi ini.

Mereka berdua sampai di depan gerbang SMA Bina Bangsa tepat pukul tujuh lebih lima belas menit, terang saja gerbang sekolah elit itu sudah tertutup rapat.

"Gue merasa lo harus bertanggung jawab dengan apa yang terjadi pagi ini" seru Ellera yang masih meratapi keterlambatannya hari ini.

"Iya iya gue minta maaf. Sekali-kali juga lo harus ngerasain bolos Le" jawab Abi yang pasrah saja di salahkan oleh Ellera.

Mereka berdua masih meratapi nasib di atas motor besar milik Abi sambil memandang lesu ke arah gerbang tinggi SMA Bina Bangsa yang tertutup rapat.

"Terus kita mau gimana?" tanya Ellera sambil menyandarkan kepala berhelmnya di bahu tegap Abi. "Nggak mungkin kan kita pulang? Mama bisa marah besar"

Abi menghela nafasnya sebentar lalu berucap kepada Ellera "Gimana kalo kita ke kosan aja? udah lama kan kita nggak kesana karena liburan"

Ellera yang ditanya hanya mengernyitkan dahi, berfikir.

"Tante Elsa kemaren bilang kangen lo Le"

"Oke kita skip ke sana aja"

***

Jam menunjukkan pukul sebelas siang saat Ellera datang kedalam kabar kos Bagas dengan membawa sepiring potongan mangga di tangan kirinya dan sebuah garbu di tangan kanannya. Ellera duduk bersila di samping Abi yang masih sibuk dengan PS 4 nya. Abi menoleh kerah Ellera saat mencium aroma mangga yang menggoda hidung mancungnya.

"Lo dapet mangga dari mana? Perasaan ini belum musim mangga" tanya Abi dengan ekspresi polos sambil sesekali mengalihkan pandangan dari layar komputer didepannya.

"Lo taukan gunanya supermarket itu buat apa? Lo mau cari buah kedondong pun di supermarket juga ada" balas Ellera dengan sengit, dia masih sebal dengan keterlambatannya yang disebabkan oleh Abi.

"Ada kok buah yang nggak tersedia di supermarket" sangah Abi dengan seringai jail di wajahnya.

"Buah apaan coba? Ya pasti semua buah ada di supermarket lah! Lo kalo bego jangan kebangetan dong"

"Ohh ya? Emang ada buah dada di supermarket?"

"ABIIII SYALANNNDDDDD!"

Abi tertawa terbahak-bahak karena jokes nya sendiri.

Sweet DonutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang