Ting
Arda Hanafi : El
Arda Hanafi : Ellera
Ellera Priscifa : Ya?
Ellera Priscifa : Gmna Ar?
Arda Hanafi : Aku mo ngomong
Ellera Priscifa : Mo ngomong apa?
Arda Hanafi : Sesuatu penting
Ellera Priscifa : Pasih Ar? Pnsran Aku
Arda Hanafi : Aku gak bisa ngehubungin kmu lagi
Arda Hanafi : Sorry El
Ellera Priscifa : Maksut kmu?
Arda Hanafi : Kta sampe disni aja ya
Ellera Priscifa : Emg knpa Ar?
Arda Hanafi : Aku mo crita tapi gak bsa El
Ellera Priscifa : Knapa?
Arda Hanafi left the room
***
Ellera muncul dari balik gerbang dengan raut wajah tak mengenakkan pandangan, matanya-yang biasa terlihat bulat-hari ini terlihat tak bersemangat.
Abi menyadari itu, dia berusaha menegur Ellera. Tapi Ellera hanya menjawab sekenannya saja.
Dengan tubuh tak bersemangat, Ellera duduk membonceng Abi. Matanya sibuk memandang kosong di depannya.
"Gue tau lo galau, tapi jangan lupain keselamatan juga dong Le" tegur Abi.
"Emang kelihatan banget ya Bi?" jawab Ellera lesu.
"Ya kelihatan lah, lo nya juga bego kok"
"Kok lo gitu?"
"Itu kenapa lo nggak bawa helm?"
"Astaghfirullah Abi. Kenapa gue lupa bawa helm sih? Lo juga kenapa nggak ingetin gue sih? Dasar kampret, gue kan males naik tangga lagi buat ngambil"
Abi mengernyitkan dahinya karena merasa terganggu dengan perkataan Ellera.
"Heh kerikil, yang salah itu lo. Yang nggak bawa helm itu lo. Yang bego itu elo. Gue cuma tanya lo kenapa nggak bawa helm? Kenapa-yang-lo-salahin-gue? Hah?"
Abi menjawab dengan menekankan perkataannya di akhir kalimat.
"Emosi gue lama lama ngadepin lo"
Abi menstarter motornya lalu berkata "Udah sana ambil helmnya, buruan berangkat udah siang nih"
Ellera kembali masuk kedalam rumah dengan bibir memberengut.
"Dasar cewek" gerutu Abi.
***
"Lo kenapa dah Le? Pagi pagi udah cemberut gitu?" tanya April setelah Ellera duduk disebelahnya.
Ellera menoleh masih dengan wajah tak enak di pandang.
"Gue sebel"
April menghela nafasnya, "Ya sebel kenapa Elle?"
Raut muka Ellera tambah menyedihkan dan akhirnya menangis.
"Gue tuh sebel April" jawab Ellera sambil memgusap air matanya, "Masa gue berangkat pake helm yang-model dan warnanya-kaya helm ojek pangkalan?"
"Lahh kok bisa? Gimana ceritanya?"
Tangis Ellera semakin keras, "Helm gue yang putih kehujanan di balkon kemarin. Lupa gue masukin ke kamar"
"Ya lo nya bego juga"
"Tapi yang paling menyakitkan bukan itu Pril"
"Terus apa Elle"
"Arda putusin gue"
"Hah?"
***
Fix berhenti di sini
Saya masih sensitif dengan kata 'helm', couse... Im lost my helmet
Semoga helm saya kembali
Aamiin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Donuts
Teen FictionReana Ellera Priscifa harus kembali mengakui kebenaran perkataan sahabatnya, Raelan Abimanyu. Kekasih yang selama ini dia cintai dengan sangat bukanlah orang yang tepat untuknya. Patah hatinya membuat Ellera membuka matanya, Abi-lah selama ini yang...