Prolog

2.7K 157 5
                                    

"Eomma!! Paket untuk ku sudah datang ya?" seru seorang gadis begitu membuka pintu rumahnya.

Gadis itu masih mengenakan seragam sekolah lengkap dengan tas di punggunya. Ia buru-buru membuka sepatu dan kaus kakinya lalu berlari ke dapur.

"Eomma, eomma... dimana paket milikku?" kata gadis itu menarik-narik baju ibunya.

"Lee Ae Ra, eomma sudah bilang. Begitu pulang ke rumah mandi dulu." kata wanita berumur empat puluhan itu sambil mengibaskan tangannya agar terlepas dari putrinya itu.

Wajah Aera berubah cemberut, dengan malas ia menarik handuk dan berjalan ke kamar mandi. Ia menghidupkan shower dan dengan cepat membersihkan tubuhnya.

"Sudah! Jadi dimana eomma menaruhnya?" kata Aera dengan handuk masih melingkar di bahunya.

"Keringkan rambut mu dengan benar, nanti kau masuk angin." Eomma menggosok kasar rambut Aera dengan handuk. "Itu, eommma letakan di atas meja makan."

Sebuah senyuman lebar terlukis di wajah gadis itu dan dengan cepat dia melangkah ke meja makan. Ia membuka tudung saji dan ada sebuah dus berwarna putih di dalamnnya.

"Untuk apa kau membeli minuman sebanyak itu Aera?"

"Eomma lihat?"

"Habis eomma penasaran mengapa isinya berat, eomma kira kau akan menghabiskan uang mu untuk membeli  buku foto dan cd lagu yang tak berguna  lagi."

"Itu namanya Album eomma, dan itu bukan tak berguna, itu demi kelangsungan hidup." kata Aera dramatis.

"Terserah lah," balas eomma malas melihat tingkah putrinya lalu beralih memandangi enam buah botol dalam dus itu. "Jadi eomma boleh minum yang mana nih? Yang warna biru dan merah sepertinya enak."

"Eh!? Tidak boleh! Ini semuanya untuk ku! Eomma kalau mau beli sendiri saja." Aera segera memeluk dus itu erat-erat.

"Huh dasar pelit, jangan salahkan eomma kalau kau nanti gembul sepeti pochi." kata Eomma sambil menunjuk pochi, anjing dengan jenis corgi yang sudah lama dipelihara oleh Aera.

Aera segera masuk ke kamarnya. Ia mengeluarkan botol-botol minuman itu dari dus dan meletakannya berjejer di atas mejanya. Gadis itu tidak henti-hentinya tersenyum ketika memandangi minuman dengan 6 warna berbeda di depannya itu.

Aera menoleh dan ada sebuah amplop surat berwarna pink di dasar dus tadi. Ia mengambil amplop itu dan membuka isinya. Ada enam buah kartu dengan enam buah warna yang sama dengan setiap minuman tadi.

"Apa ini? Kok kosong?"

Aera membolak-balikan kartu itu satu persatu dan tidak ada tulisan atau gambar apapun di baliknya. Hingga ia sampai di kartu yang berwarna oranye.

Height: 170 cm

Weight: 59 kg

Specialty: Volleyball player

"Apa ini? memangnya ada member yang tingginya 170cm dan pemain volly?" kata Aera menggerutkan dahinya.

Aera meletakan kartu itu di sudut meja, sepertinya kartu-kartu itu tidak sengaja masuk ke dalam dus saat akan di kirim pikirnya.  Aera kembali memfokuskan diri pada enam buah minuman di depannya itu. Setelah menimang-nimang, ia memutuskan untuk meminum minuman yang berwarna oranye terlebih dahulu.

"Aku sedang ingin jus jeruk jadi lebih baik ini saja." Aera mengambil pembuka tutup botol dari lacinya lalu memasukan sedotan pada mulut botol itu lalu meminumnya.

Rasa asam mulai menjalar ketika cairan berwarna oranye itu masuk ke dalam kerongkongannya. Karena tidak tahan dengan rasa asam yang menggigit, Aera memejamkan kedua matanya.

"Apa rasanya seasam itu hingga kau menutup mata mu?" tanya seorang namja.

"Iya asam.." kata Aera masih dalam keadaan mata terpejam.

Eh? Kok ada suara laki-laki? Bukannya aku sedang sedirian di kamar?

"Hei kalau kau menutup mata seperti itu kau akan melewatkan stasiunnya." Namja itu bersuara lagi.

Hah? Stasiun?

Aera membuka matanya perlahan, sebuah cahaya yang terang langsung menyambutnya. Ia melihat kebawah lalu melihat ke atas. Aera melihat lantai dan langit-langit bus. Jelas sekali dia tidak sedang berada di kamarnya.

"Dimana aku..."

"Dimana? tentu saja di  dalam bus." kata suara itu lagi.

Aera menoleh dan melebarkan matanya ketika ia melihat seorang namja sedang duduk disampingnya. Gadis itu segera menutup mulut dengan kedua tangannya ketika menyadari siapa namja itu.

 Gadis itu segera menutup mulut dengan kedua tangannya ketika menyadari siapa namja itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MJ!?" seru Aera tidak percaya.

"Semalam tidurmu tidak cukup ya Aroha?" tanya namja itu memandangi wajah Aera.

"Huh? Siapa Aroha?"

"Siapa? Kau masa lupa dengan namamu sendiri?" kata MJ menuntuk name tag pada seragam yang di kenakan Aera.

Aera membulatkan matanya ketika membaca 아로하 yang artinya Aroha. Belum sempat Aera mencerna apa yang sedang terjadi namja itu sudah menariknya untuk turun dari bus. 

Ketika Aera berdiri dan berjalan disamping namja itu, ia menyadari sesuatu. "Hei kau pendek sekali?"

Namja itu menghentikan langkahnya ketika mendengar kata pendek terucap dari mulut Aera. Pemuda itu lalu mengalungkan satu tanganya pada leher Aera dan menguncinya.

"Siapa yang kah bilang pendek hah!? Kau saja yang terlalu tinggi dasar tiang listrik berjalan!"

Aera menginjak kaki milik MJ agar terlepas dari pemuda itu.

"Tapi aku tidak menyangka kau lebih pendek dari ku?"

"Hampir semua anak laki-laki di sini lebih pendek dari mu! Kau itu 170cm!" seru MJ sambil menujuk sekitarnya.

Aera melihat sekelilingnya dan memang benar hampir semua anak laki-laki yang memakai seragam yang sama seperti yang di pakainya itu lebih pendek darinya.

Tunggu dulu, 170cm? Seperti yang tertulis di kartu itu?

"Sudah sana cepat, pagi ini bukannya kau ada latihan volly di lapangan?" kata MJ ketika mereka sudah sampai ke lapangan Volly. Pemuda itu menoleh sesaat lalu tersenyum. "Nanti kita pulang sama-sama ya Aroha."

APA!? Volly? Aku kan tidak bisa main Volly!?

Aku ini dimana dan Kenapa namaku berubah menjadi Aroha!?

oOo

Nah gimana? baru prolog sih. Lanjut?

ASTRO X AROHA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang