Prolog (5)

598 71 0
                                    

Aera meletakan kepanya di atas meja begitu gadis itu sampai di kelasnya. Gaeun sahabatnya menatap gadis itu bingung. Pelajaran pertama adalah pelajaran musik yang bisanya membuatnya  bersemangat namun  hari itu tidak ada yang ia inginkan selain segera pulang ke rumah.

"Semuanya lebih menyenangkan di sana."

Gaeun menoleh mendengar sahabatanya pertama kali membuka mulut sepanjang hari itu. "Maksudmu di sana?"

"Ya di dalam cerita-cerita itu."

"Tapi semua itu kan tidak nyata. Semuanya akan berakhir kalau ke enam minuman itu habis kan?" kata Gaeun sambil tetap memandang lurus ke papan tulis nmenyalin beberapa catatan.

"Argh! Harusnya aku tidak menutup mata." erang Aera kesal sembari  mengacak rambutnya.

Gaeun mendesah pelan melihat tingkah temannya itu. "Kau bilang kurang dua lagi kan? Jadi kau ingin segera menghabiskannya atau menyimpannya?"

"Aku tidak tahu. Aku ingin bertemu dengan mereka nanti aku tidak bisa bertemu mereka lagi."

"Kalau menurutku segera kau habiskan saja. Lalu kembali jalani kehidupanmu seperti sebelumnya. Jangan banyak berhayal!" kata Gaeun sambil menyentil dahi Aera pelan.

"Menurut mu apa ada cara agar aku tidak keluar dari semua kisah itu?"

Gaeun diam sesaat. "Kurasa tidak, sepertinya itu hadiah untuk fans, kau tahu VR? Kurasa seperti itu."

"Hmm.. VR tapi terasa sangat nyata."

Aera berjalan keluar dari kamar mandi masih dengan handuk di atas kepalanya. Gadis itu memandangi dua buah botol di atas mejanya. Aera membandingkan kedua botol itu. Botol berwarna biru muda ada sebuah gambar mobil di tengahnya sedangkan yang berwarna hijau dengan tulisan slow.

"Slow artinya pelan kan? Apa yang ini akan bisa lebih pelan?"

Aera lalu memeriksa kartu dengan warna hijau. Di balik kartu itu hanya tertulis sebuah kata. "Confession"

"Hanya ini? Bagaimana  aku tahu harus apa?"  Aera lalu menegak botol itu dan menutup mata. Ia mulai dapat merasakan hembusan angin menerpa wajahnya.

"Maaf tapi Min sunbaenim tidak ada."

Aera membuka matanya dan melihat namja itu di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aera membuka matanya dan melihat namja itu di depannya. Jinjin. Tapi kenapa wajah namja itu sedikit sedih.

"Ne?"

"Kau bilang mencari Min sunbaenim untuk memberikan itu kan?" Jinjin menunjuk bingkisan pada tangan Aera. Gadis itu segera melihat isi bingkisan yang di bungkus cantik dengan tulisan "To Min Sunbae"

Sebuah coklat dan sebuah kartu? Apa aku akan menyatakan perasaanku pada orang yang bernama Min sunbaenim ini?

"Ah terima kasih kalau begitu aku akan kembali nanti." kata Aera sambil menunduk lalu berbalik pergi. Tepat saat tubuh gadis itu akan berbalik, Jinjin menariknya dan memeluknya erat. Menenggelamkan wajah gadis itu dalam pelukannya.

Dia memeluk ku!? Aku di peluk Jinjin!? Tapi kenapa?

ASTRO X AROHA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang