03 : Mission

992 51 4
                                    

•-•-•

Secercah sinar mentari menyapa sang wanita yang tengah terlelap dalam tidurnya, perlahan mengusik tidur sang putri. Sera bangun dari tidurnya, namun tidak ada tanda-tanda baginya untuk beranjak dari ranjang empuknya itu. Semalam ia sangat lelah menemani sang adik ipar hingga tertidur, belum lagi ia harus menbereskan barang-barangnya dan menatanya di kamar yang akan ia tempatin mulai sekarang. Mau tidak mau Sera harus tinggal di Mansion mewah milik Bonten, meskipun Xion akan tetap mengawasi bosnya itu.

"Aku penasaran bagaimana misi pertamaku bersama Bonten."

Sera beranjak dari tempat tidurnya, ia pun bergegas mandi dan memakai setelan pakaian yang rapi. Ia memakai rok dan kemeja, cukup santai namun formal. Sera berjalan keluar kamarnya menuju lantai bawah, dimana para anggota Bonten sudah berkumpul di ruang tengah kecuali Mikey. Para pria tampan itu terlihat sangat serius mendiskusikan sesuatu, meskipun ada 1 orang yang malah sibuk nyabu.

"Selamat pagi semuanya."

"Selamat pagi nona cantik." -Ran.

"Selamat pagi Sera." -Kakucho.

"Pagi." -Rindou.

"Kalian sedang apa?"

"Kami sedang membahas strategi untuk menghancurkan salah satu musuh kita." -Takeomi.

"Musuh?"

"Iya, duduklah disini." -Takeomi.

Sera menuruti perkataan Takeomi dan duduk di samping pria itu, Sera juga ikut menyimak rencana tentang misi pertamanya di Bonten. Jika berkata tentang musuh Bonten, sepertinya Sera tahu siapa itu. Bonten memiliki banyak relasi, tidak ada satu pun komplotan yang berani menjadi musuh Bonten. Namun ada satu kelompok kriminal yang juga sangat disegani, yang juga merupakan satu-satunya saingan Bonten.

Red Ace.

"Kalian akan melawan Red Ace?"

"Tentu saja, aku sangat tidak sabar bersenang-senang dengan mayat mereka." -Sanzu.

Sera menatap Sanzu dengan tatapan tajam, sungguh ia tidak peduli jika Bonten akan melawan Red Ace. Tapi ini misi pertama Sera, ia bahkan tidak pernah mengusik ataupun membunuh salah satu orang dari kelompok itu. Menjadi pembunuh bayaran tidak sama dengan mafia, jelas jauh berbeda dan setidaknya Sera masih memiliki akal sehat tidak seperti manusia bernama Sanzu Haruchiyo itu. Jika Sera mati di misi ini, ia sama saja rugi karena tidak berhasil membunuh Mikey.

"Ini misi pertamaku bodoh! Bagaimana mungkin kalian langsung mengajakku melawan Red Ace?!"

"Kami sudah memikirkan bagaimana strateginya, kau akan menjadi umpan Sera." -Kokonoi.

"Umpan?! Kau merendahkanku?! Aku adalah Assassin terbaik di Jepang dan kalian menjadikanku umpan?!"

"Sera hentikan, Mikey bisa bangun." -Ran.

Sera mendengus kesal karena Kakucho menyuruhnya diam, sedangkan ia masih tidak terima dengan posisinya sebagai umpan di misi pertamanya. Tidak sadarkah mereka bahwa itu sangat merendahkan harga dirinya, Sera seorang pembunuh dan tugasnya adalah membunuh. Meskipun dia wanita, kemampuannya sangat luar biasa. Bonten terlalu meremehkannya, hal itu membuatnya muak dan kesal.

"Lebih baik turuti saja strateginya kakak ipar."

"Mikey?"

Mikey duduk di samping Sanzu, dengan tangan yang penuh Dorayaki dan Taiyaki yang Kokonoi belikan semalam. Sera hanya diam menatap lurus kertas yang berisi denah markas Red Ace, ia bingung apa ia harus mengalah dan mengikuti rencana Bonten atau menuruti ego untuk menyelamatkan harga dirinya. Terlebih lagi kini Mikey adalah bosnya, ia tidak mungkin membantah. Meskipun Sera ingin membawa pulang kepala bersurai putih itu, tapi ia harus mengikuti skenario yang ia buat.

FAVORITE CRIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang